ISYANA & RARA – LURUH

Isyana & Jaz (Ost. Milly & Mamet)

“Jauh sebelum mengenal Isyana, saya adalah fans Banda Neira, duet folk Rara Sekar dan Ananda Badudu. Kini, mereka hadir mengisi soundtrack film yang saya garap, menjadi sebuah kehormatan besar karena materi lagu digarap begitu istimewa dan saya yakin akan menjadi suguhan epik untuk memperkaya film ini”, penuturan Ernest Prakasa tentang kolaborasi Isyana dan Rara, sutradara dan penulis film Milly & Mamet.

Publik mengenal Isyana Sarasvati dan Rara Sekar sebagai dua kakak beradik yang memiliki bakat musik yang kaya namun berjalan di jalur berbeda. Isyana melangkah di jalur utama industri musik Indonesia, sedangkan Rara Sekar nyaman berada di jalur sidestream bersama Banda Neira yang tak kalah memiliki banyak penikmat.

Bersatunya Isyana dan Rara dalam karya musik sangatlah dinanti dan menjadi harapan banyak penikmat musik tanah air. Sementara bagi Isyana dan Rara, keduanya merasa senang dapat menggarap karya musik ini, mengingat keduanya telah bermusik bersama sejak kecil.

“Kami dulu aktif mengikuti berbagai les musik, mulai dari piano, vokal, flute, biola, dan lainnya. Kami juga sering nonton konser bersama. Tapi, hal yang paling menggambarkan kegiatan bermusik kami sejak kecil adalah karaoke di mobil sembari diiringi kaset dari musisi favorit, dan bermusik bersama Bapa dan Ibu di rumah sewaktu akhir pekan. Lagu lawas seperti Simon & Garfunkel, Queen, The Beatles, dan Manhattan Transfer biasa kami nyanyikan”, begitu Rara bercerita.

Sama seperti koneksi saudara lainnya, Rara adalah panutan dalam banyak hal, utamanya di bidang musik. Dari Rara, aku berkenalan dengan genre musik yang lebih variatif, mulai dari R&B, Jazz, dan musik popular lain, di luar musik klasik yang memang aku tekuni”, ungkap Isyana saat bercerita tentang Rara. Luruh, Kolaborasi Epik Penuh Rasa.

“Luruh” digarap Isyana dan Rara melalui proses yang kasual dan organik. Di suatu sore, Isyana yang sedang memainkan piano tercetus dua buah kord, lalu Rara menimpalnya dengan melodi, proses ini seterusnya bergulir hingga menjadi sebuah sebuah lagu yang utuh.

Untuk lirik, keduanya terinspirasi dari brief yang diberikan Ernest, diawali membaca seluruh skrip film, lalu Isyana dan Rara mendalami adegan demi adegan untuk memposisikan diri berada di titik terendah yang dirasakan Milly & Mamet. Beriringan dengan pendalaman rasa, keduanya mencari benang merah dengan pengalaman dan rasa yang dirasakan banyak orang dalam keseharian.

Lewat rasa tersebut, “Luruh” tercipta, memadukan rasa duka, putus asa, kecewa dan harapan melalui suasana melankolis, nostalgik minimalis, berbasis pop klasik dengan sedikit eksperimen aksen pada bridge. Pada keseluruhan karya, piano menjadi instrumen yang dominan dan sepenuhnya dimainkan oleh Isyana.

Sebagai penyanyi solo, Isyana tak hanya berkontribusi pada lagu “Luruh”. Ia juga mempersembahkan satu lagu tambahan berjudul “Stargazing” untuk film Milly & Mamet. Bahkan, Isyana memainkan peran unik di dalam film sebagai Rika, sebuah pengalaman baru dan perdana bagi Isyana untuk berakting di dalam film.
[PR-SONY MUSIC ENT. IND]

764 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.