Peluang dan Tantangan Bonus Demografi

Bonus Demografi Buat Apa?

Bonus Demografi merupakan keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Tidak hanya produktif secara usia tetapi produktif secara kualititas pekerjaan.

Bonus Demografi bisa juga disebut sebagai keuntungan,karena ketergantungan penduduk usia tidak produktif (usia dibawah 15 dan 65 tahun) ditanggung oleh yang produktif. Makin sedikit jumlah yang ditanggung itulah yang disebut bonus.

Dra Nurolijah dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalteng  puncak demografinya akan terjadi pada tahun 2030-2035, mendatang. Karenanya sejak beberapa tahun belakangan ini BKKBN mempersiapkan banyak program.

Karena di Kalteng sendiri terjadi pernikahan dini yang tinggi, BKKBN mempunyai program yaitu merencanakan persiapan keluarga yang hamil dan lansia, juga balita usia 0-5, dalam wadah seperti ibu-ibu bina keluarga balita.

Juga untuk yang remaja ada Bina Keluarga Remaja.  Dan untuk yang lansia ada Bina Keluarga Lansia.  Ada juga program Generasi Terencana (Gendre) dalam rangka pendewasaan usia perkawinan.

Program dari BKKBN lainnya yaitu  Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UUPKS), Home industri seperti pada Kalteng EXPO 2019 di Temanggung Tilung, belum lama ini. Itu adalah usaha program yg dilakukan oleh masyarakat mitra BKKBN.

“Bonusnya adalah bagi perempuan saat anak sudah besar itu merupakan bonus demografi,” kata Nurolijah pada Talk Show KPFM 101 Mhz, Rabu, 22 Mei 2019.

Sementara itu, Ketua Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) dr. Ketut Muder menyebutkan bahwa sebenarnya peluang untuk bekerja di Kalteng cukup besar. Apalagi pada zaman sekarang bukan lagi soal kuantitas tapi kualitas.

Namun nyatannya tidak bisa dimanfaatkan karena berbagai aspek. Misalnyadi pedesaan banyak yang putus sekolah karena jauhnya sekolah, juga pernikahan dini karena budaya dan juga ekonomi sebagian orang yang ingin tanggungannya berkurang.

Mitra BKKBN  yang melakukan penelitian di Pulang Pisau ini mengungkaok, bahwa masalah teknonogi dan media sosial sangat berpengaruh. Misalnya ada yang bertemu lewat medsos dan bekenalan lalu kebelet pernikahan dini.

Pada Talk Show KPFM 101 Mhz, Rabu, 22 Mei 2019 dia menjelaskan bahwa melalui program-program yang dilakukan pemerintah bisa bermanfaat bagi usia produktif untuk mendapatkan peluang kerja. Karena itu skill harus diperkuat untuk menciptakan lapangan pekerjaaan, sehingga angka pengangguran berkurang dan menjadi bonus demografi.

Namun diakuinya perlu kerjasama dari semua pihak, karena pemerintahpun tidak mampu mengatasi semua persialan. Perlu adanya kesadaran masyarakat juga ingin terus berlatih mengasak kemampuan atau skill, sehingga tidak selalu mengharapkan pemerintah untuk mengatasi semua persoalannya. (den/KPFM)

[images_grid auto_slide=”no” auto_duration=”1″ cols=”three” lightbox=”no” source=”media: 6911,6910,6909,6908,6907,6906,6905,6904″][/images_grid]

586 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.