jpnn.com, CIANJUR – Puluhan rumah warga di Kampung Rawagede, Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Cianjur, terancam tertimpa tanah longsor akibat aktivitas tambang batu yang terletak di atas perkampungan.
Aktivitas tambang itu diduga tidak berizin namun hingga kini masih beroperasi.
“Sejak adanya aktivitas tambang batu di wilayah kami ini, membuat air sumur warga menjadi keruh. Keberadaan tambang yang diduga tidak memiliki izin tersebut, mengancam perkampungan warga,” kata Saepudin, tokoh warga pemilik yayasan pendidikan pada wartawan, Selasa (4/2).
Puluhan kepala keluarga di kampung tersebut, ungkap dia, telah mengeluhkan terkait tambang tersebut di dinas terkait melalui pihak desa dan kecamatan karena takut longsor dapat terjadi kapanpun.
“Lokasi tebing yang terpisah 100 meter dari perkampungan kerap bergerak ketika tambang sedang beroperasi, sehingga rentan terjadi longsor yang dapat mengancam puluhan rumah warga,” katanya.
Pihaknya mendesak dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera turun ke lokasi dan menutup tambang batu yang lokasinya terus meluas dan berharap penanaman pohon kembali oleh pengelola untuk menghindari terjadinya bencana alam.
Pjs Kepala Desa Cimenteng, Rudiana Nasusa mengatakan, aktivitas tambang batu yang dikelola PT Watu tidak memiliki izin karena sudah habis sejak tahun 2018, bahkan lokasi yang digarap bukan peruntukannya.
“Kami sudah mendatangi pihak perusahaan untuk menanyakan terkait aktivitas pertambangan di bagian gunung yang mengarah ke permukiman. Bahkan kami sudah meminta pihak perusahaan menghentikan aktivitas,” katanya.
“Kami juga meminta pihak perusahaan untuk menanami kembali lahan yang sudah tidak digarap dengan pohon keras untuk menghindari terjadinya bencana,” kata dia. (antara/jpnn)