jpnn.com, JAKARTA – Kabar duka kembali datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Seorang tokoh NU, KH Ahmad Bagdja, wafat pada Kamis (6/2) dini hari pukul 01.09 WIB di RS Jakarta Medical Center (JMC).
“KH. Ahmad Bagja lahir di Kuningan, Jawa Barat 1945, dikenal juga sebagai kiai penggerak dan organisatoris,” Ketua Umum Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, M. Nabil Haroen dalam keterangan persnya, Kamis (6/2) pagi.
Gus Nabil sapaan Nabil Harun ini mengungkap beberapa kenangan penting dirinya terhadap sosok Kiai Ahmad Bagdja.
Menurutnya, Kiai Bagdja konsisten dengan pengabdian ke-NU-an, keislaman dan kebangsaan. Beliau sosok yang istikamah untuk berjuang membesarkan NU dan Islam, selalu peduli dengan persoalan umat. Dari sosok beliau, generasi santri bisa belajar bagaimana berjuang dan mengabdi.
Menurutnya, Kiai Ahmad Bagdja sosok pengader dan pendamping generasi muda. Beliau selalu memberi nasihat, arahan sekaligus teladan bagi generasi muda. Kiai Ahmad Bagdja mengader santri agar menjadi pejuang sekaligus pemimpin. Mimpi-mimpi besarnya selalu menginspirasi. Juga, membangkitkan gairah dan semangat anak muda NU.
“Persentuhan saya pribadi dengan beliau menjadi pelajaran berharga, bagaimana konsisten mengabdi, berjuang sekaligus membangitkan gerakan santri, baik di pesantren, Pagar Nusa, maupun Nahdlatul Ulama,” ujar anggota DPR RI ini.
Lebih lanjut, Gus Nabil menilai Kiai Ahmad Bagdja berjiwa besar dan bermimpi tinggi. Ia sosok yang menginspirasi anak muda. Beliau selalu bilang bahwa anak muda NU harus menjadi istimewa, menjadi pemimpin bagi bangsa.
“Kita bisa melihat pengabdian dan kiprah Kiai Ahmad Bagdja yang melintas batas, dari gerakan anak muda, pengkaderan, hingga pengabdian untuk bangsa dan negara,” katanya.
“Pesantren, NU, dan Indonesia kehilangan sosok pejuang, pengader dan negarawan sejati. Alfaatihah.”(fri/jpnn)