
MUARA TEWEH – Pemerintah Desa (Pemdes) Haragandang yang berada di ujung pedalaman Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara (Batara), bertekad memutus keterisoliran daerah mereka. Caranya dengan mengusulkan pembangunan jembatan serta sambungan listrik. Sebab sejak tahun 1980-an sampai sekarang, masih terisolir dan tertinggal.
Kepala Desa Haragandang Herdana mengatakan, ada dua usulan prioritas yang dimasukan pada musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat Kecamatan Lahei, Senin (17/2) lalu. Yaitu pembangunan jembatan dan pemasangan jaringan listrik.
“Usulan Desa Haragandang ini sudah kesekian kalinya kami diajukan. Semoga usulan ini direspon dan masuk dalam APBD Kabupaten Barito Utara,” kata Herdana.
Menurut kades, lebar sungai yang diusulkan untuk bangun jembatan itu sekitar 30 meter. Pemdes Haragandang pun mengusulkan jembatan konstruksi baja sepanjang 60 meter. “Selama belum ada jembatan, jaringan listrik sulit masuk ke Haragandang,” akuinya.
Warga Haragandang, katanya, minta pemasangan jaringan listrik. Karena desa mereka salah satu yang terdampak atau yang berada di ring 1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Bangkanai yang melayani wilayah Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.
“Ini sangat ironis. Haragandang desa penghasil gas yang memproduksi listrik PLN. Tapi sampai saat ini belum menikmati listrik,” kata salah seorang warga bernama Aliansyah.
Dari PLTG di Barito Utara mendapat dana bagi hasil (DBH) yang sangat besar. Tetapi infrastruktur di sekitar daerah penghasil gas, seperti Desa Rahaden, Muara Pari, Karendan, dan Haragandang jauh tertinggal dari desa lain di kabupaten itu.
Desa Haragandang merupakan desa terakhir di pinggir Sungai Lahei, anak Sungai Barito yang berbatasan dengan Desa Intolingo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dan Kabupaten Murung Raya. (her/ens)