Mempermudah Koneksi ke Lumbung Pangan Baru


DPUPR UNTUK KALTENG POS
INFRASTRUKTUR: Jembatan Tumbang Samba yang menghubungkan Desa Telok dan Desa Samba Danum di Kecamatan Katingan Tengah telah rampung dibangun.

“Pembangunan Jembatan Tumbang Samba Juga Membuka Akses ke Kawasan Terisolasi dan Melengkapi Struktur Jaringan Jalan Nasional dari Kalteng Menuju Kalbar atau Sebaliknya”
 
– Sugianto Sabran (Gubernur Kalimantan Tengah)

PALANGKA RAYA-Proyek pembangunan Jembatan Tumbang Samba yang menghubungkan Desa Telok dan Desa Samba Danum, Kecamatan Katingan Tengah telah rampung. Kehadiran jembatan itu menjadi infrastruktur penting yang bisa memudahkan dan memperlancar koneksi antarwilayah di bagian tengah Kalteng.

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengatakan, kehadiran Jembatan Tumbang Samba ini diharapkan mampu mendorong masyarakat sekitar untuk makin bergairah mengembangkan perekonomian sehingga dapat terus bertumbuh. Dengan demikian diharapkan kesejahteraan masyarakat pun bisa terwujud.

“Pembangunan Jembatan Tumbang Samba itu bertujuan untuk membuka kawasan terisolasi di wilayah utara Katingan dan melengkapi struktur jaringan jalan nasional dari Kalteng menuju Kalbar atau sebaliknya,” katanya, Jumat (12/6).

Dengan selesainya pembangunan jembatan ini, diharapkan akan membawa efek positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah utara Kabupaten Katingan.

Selain itu, dapat mendukung peningkatan koneksi menuju lokasi rencana pengembangan food estate atau daerah yang ditetapkan sebagai lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa. “Lokasi lumbung pangan baru yang juga merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 tersebut rencananya berada di Kabupaten Pulang Pisau,” tegasnya.

Kehadiran jembatan yang membelah Sungai Katingan itu sudah sangat ditunggu-tunggu dan direspons positif oleh masyarakat Kalteng. Mobilitas masyarakat dari bagian hulu atau utara Kabupaten Katingan ke Pasar Tumbang Samba maupun ke wilayah perbatasan Kalbar jadi dipermudah.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kalteng Shalahudin, mengatakan bahwa Jembatan Tumbang Samba dibangun sejak 2017 lalu dan menjadi jembatan pertama di Indonesia bertipe jembatan pelengkung baja (modified network tied arch bridge). Pembangunan jembatan ini menggunakan dana APBN.

“Jembatan ini telah melalui uji beban statik dan dinamik oleh Komisi Keamanan Jalan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan memperoleh sertifikat persetujuan laik fungsi jembatan dari menteri PUPR nomor: BM.05.03-Mn/896 tanggal 11 Mei 2020. BBPJN XI Banjarmasin Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR telah melaksanaan uji coba open traffic jembatan itu pada Senin 1 Juni 2020,” jelasnya.

Dari sisi struktur pelengkung utama, jembatan ini lebih ringan bila dibandingkan dengan jembatan lain. Sekitar 30 persen kapasitas struktur ditopang oleh hanger, sehingga bisa menghasilkan desain struktur rangka baja yang efisien dan ekonomis, serta memiliki nilai estetika yang tinggi.

Dengan bentang 108 meter, lebar 11,8 meter, dan tinggi 23,7 meter, secara keseluruhan Jembatan Tumbang Samba memiliki bobot struktur utama hanya sekitar 450 ton. Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Jembatan Holtekamp yang memiliki berat 2.000 ton, dengan konfigurasi bentang 112 meter, lebar 26 meter, dan tinggi 20 meter.

Dari sisi produksi, keseluruhan proses menggunakan produk dalam negeri, mulai dari struktur baja, trial assembly, proses full span lifting, dan digarap oleh para tenaga kerja dalam negeri.             

Pekerjaan konstruksi jembatan dilaksanakan dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp298 miliar oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang juga memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan tersebut, dengan melibatkan PT Perentjana Djaja selaku konsultan supervisi.

Jembatan dengan total panjang 843,2 meter tersebut akan menjadi yang terpanjang di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini, yang dilengkapi dengan jembatan penghubung dan jalan pendekat pada kedua sisi.

Jembatan ini nantinya bakal menjadi akses lalu lintas kendaraan dari berbagai daerah. Ke depannya masyarakat tak perlu lagi menggunakan jasa kapal feri untuk menyeberangi Sungai Katingan maupun mengangkut kendaraan. (Kaltengpos/Kpfm101)

334 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.