
PALANGKA RAYA – Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Rekonsiliasi Stunting Tahun 2022. Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Swiss-Belhotel Palangka Raya, Selasa (13/9/2022).
Kegiatan yang dilakukan ini diharapkan agar seluruh elemen dalam struktur Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) serta mitra terkait lainnya, dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam menurunkan prevalensi Stunting di Kalteng.
Sekertaris Daerah (Sekda) Kalteng Nuryakin melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi, mengatakan, rekonsiliasi stunting dapat menjadi pemacu semangat bagi semua, guna mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah, terutama dalam melakukan berbagai program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah.
“Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalensi stunting di Kalteng, trennya terus mengalami penurunan yaitu 41,3 persen pada tahun 2013 dan 34 persen pada tahun 2018,” katanya kepada awak media.
Menurutnya, dari hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 yaitu 32,3 persen, dan berdasarkan pendataan terbaru Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kalteng sebesar 27,4 persen, dengan target penurunan sebesar 15,38 persen di tahun 2024
“Walaupun dari tahun ke tahun angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah mengalami penurunan, namun angka ini masih berada di atas angka standar yang ditoleransi oleh WHO, yaitu di bawah angka 20 persen, dan masih berada di atas angka nasional yaitu 24,4 persen,” jelas Suhaemi.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Kalteng Muhammad Fitrianto Leksono, mengatakan, dalam mengentaskan permasalahan stunting bukanlah tugas yang mudah, diperlukan sinergi serta kerjasama dari seluruh stekolder terkait, dalam rangka mencapai target 15,38 di tahun 2024.
“BKKBN terus melakukan berbagai kegiatan dan langkah-langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Disamping menjalankan program dan kegiatan-kegiatan rutin yang melekat pada tupoksi BKKBN, terutama yang berkaitan dengan program pembanguna keluarga,” ungkapnya.(DHA-KPFM)