Karamat Raja Resmi Berdiri di Betang Hapakat

Dari Rangkaian Ritual Balian Nampung Sahaur DAD Kalteng

RITUAL ADAT: Rohaniawan dan umat Hindu Kaharingan saat melakukan ritual pendirian Karamat Raja di Halaman Betang Hapakat, Rabu (28/12).

Rangkaian ritual balian nampung sahur, maluput hajat, palus mampendeng balai karamat raja dalam rangka menutup Tahun 2022 dimulai dengan ritual fisik dengan membangun Karamat Raja di halaman Betang Hapakat Kantor Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, Rabu (28/12).

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SEMERBAK dupa mulai tercium di halaman Betang Hapakat, Kantor Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng sekitar pukul 09.50 Wib. Basir Upu Rabiadi yang merupakan rohaniawan Hindu Kaharingan memulai ritual pendirian Karamat Raja dengan membakar dupa dan menancapkan masing-masing dupa di sebelah empat lubang yang akan menjadi tumpuan kaki bangunan Karamat Raja.

Dengan mulut berkomat-kamit, pria yang menggunakan setelan serba putih berlapis kain merah dari pinggang hingga di bawah pangkal paha itu melakukan ritual di masing-masing lubang. Ada beberapa macam barang yang dimasukkan ke dalam lubang, seperti telur ayam, uang logam, beras, pasir, rokok.

Ritual pemasangan Karamat Raja dimulai memindahkan bangunan yang berukuran panjang kali lebar masing-masing satu meter ke tempat yang disediakan. Masing-masing kaki tertancap sempurna pada empat lubang yang sudah diritual terlebih dahulu.

Bangunan Karamat Raja ini berdiri dengan tiang tinggi dua meter, bangunan rumah dibangun pada ketinggian satu meter di atas tanah (panggung,red). Memiliki pintu di bagian depan tengah, dua jendela di samping kanan dan kiri pintu serta dua jendala pada dinding kanan dan kiri.

Berwarna dasar kuning dan berlapis warna hijau di kaki, pojok bangunan dan lapisan bawah bangunan. Atap berbentuk limas dengan keseluruhan bahan bangunan terbuat dari kayu ulin. Di depan bangunan didirikan dua patung. Patung perempuan sisi kiri dan patung laki-laki sisi kanan.

Pendirian Karamat Raja ini merupakan rangkaian dari pada ritual balian nampung sahur, maluput hajat, palus mampendeng balai Karamat Raja dalam rangka menutup Tahun 2022.

Di sela-sela pendirian Karamat Raja, Ketua Panitia, Parada LKDR mengatakan, Karamat Raja memang harusnya ada di DAD Kalteng. Karamat yang didirikan di halaman DAD Kalteng ini baru pertama kali didirikan dan akan bersifat permanen.

Dalam pembuatan Karamat Raja ini tidak sembarang dibangun. Ada beberapa persyaratan. Dua orang yang membuat bangunan ini tangan diikat dengan tali terbuat dari kulit kayu dan satu buah mata batu berwana biru. Dengan tujuan agar saat pembuatan tidak ada yang terluka dan hal-hal buruk lainnya.

“Dibuat di sini saja (Kota Palangka Raya,red) sudah disiapkan sebelumnya, selanjutnya hanya ritual pemasangannya saja,” tegas dia.

Setiap rumah betang itu, kata dia, memiliki Karamat Raja, namun di Betang Hapakat ini belum memiliki karena masih belum lama didirikan. Sedangkan di Kota Palangka Raya ini sudah banyak rumah betang yang sudah dibangun Karamat Raja.

“Sebelumnya memang di Betang Hapakat DAD Kalteng ini tidak memiliki Karamat Raja, ada beberapa pertimbangan salah satunya karena betang ini belum lama didirikan,” tegasnya.

Sementara itu, Basir Upu Rabiadi menambshksn, Karamat Raja ini merupakan tempat suci bagi orang Dayak yang tujuannya dibangun sebagai rasa syukur terima kasih kepada Tuhan yang diyakini para dewa yang mendiami keramat itu memiliki tugas menjaga dari mara bahaya. “Untuk mendirikan karamat atau tempat suci memang harus menggunakan ritual,” pungkasnya. (*/ala/kpfm)

335 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.