Lili Wati, Penderita Obesitas Itu Berpulang

SUKA BERCANDA DAN HOBI MENYANYI: Lili Wati semasa hidup. Ibu satu anak itu biasa menghabiskan hari-harinya di atas kasur sambil berkaraoke.

ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS TENAGA EKSTRA: Jenazah Lili Wati ketika akan disalatkan sebelum dimakamkan di di TPU Muhammadiyah Jalan Surung, Senin (30/1).

PALANGKA RAYA-“Kami terpaksa mengiris bagian atas kasur untuk memudahkan proses evakuasi ke mobil,” ucap Sugeng Wahono, anggota Tagana Kalteng. Sugeng dan rekan-rekan Tagana dihubungi pihak keluarga untuk membawa Titi Wati ke rumah sakit, karena kondisi kesehatan memburuk pada Minggu malam (29/1). Tak sadarkan diri. Posisi tengkurap.

Sugeng putar otak agar bisa membawa perempuan berbobot lebih 200 kilogram itu ke RSUD dr Doris Sylvanus dari kediamannya di Gang Aman, Jalan G Obos XIXB, Palangka Raya. Mengangkat tubuhnya secara langsung tidaklah mungkin. Memindahkan ke tandu pun mustahil. Akhirnya diambil langkah yang tak biasa.

Ada 16 orang yang membantu mengangkat. Penuh kehati-hatian saat dibawa menuju pikap yang akan mengantar ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit, Lili Wati langsung mendapat perawatan medis. “Sekitar pukul 23.30 WIB kami bertolak dari rumah Titi Wati menuju rumah sakit dengan menggunakan pikap,” tambahnya.

Kemarin (30/1) pukul 06.00 WIB, kabar duka itu datang. Perempuan yang menarik perhatian publik pada 2019 lalu itu mengembuskan napas terakhir. Jenazah Titi Wati dimandikan di Ruang Kamboja. Isak tangis anak perempuan satu-satunya tak terbendung. Ada delapan petugas perempuan membantu proses penyucian itu. Jenazah pun disalatkan di ruangan itu sebelum dimakamkan di TPU Muhammadiyah, Jalan Surung, Kelurahan Sabaru, Palangka Raya.

Proses pemakaman berjalan lancar. Mobil pengantar jenazah milik RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya diupayakan bisa terpakir sedekat mungkin dengan liang makam. Akhirnya mobil pengantar jenazah dapat masuk ke area makam. Terpakir sekitar 20 meter dari tempat peristirahatan.

Proses pengangkatan jenazah dari mobil ke liang makam dilakukan oleh belasan orang warga dan petugas Tagana. Para petugas mengangkat alas tikar yang berada di bawah jenazah dan menggotongnya secara beramai ramai  ke arah makam.

Sebuah tenda berwarna biru telah terpasang di atas liang tempat peristirahatan terakhir almarhumah. Tidak berapa lama setelah pemakaman selesai, hujan mengguyur cukup lebat.

Menantu almarhum, Suratno menerangkan bahwa kondisi kesehatan almarhumah mulai mengalami penurunan sejak sebulan belakangan. Almarhumah tidak lagi mengonsumsi makanan. “Makannya sedikit sekali, minumnya pun seteguk,” katanya kepada awak media.

Kondisi wanita berbobot lebih 200 kilogram itu makin memburuk empat hari terakhir, hingga akhirnya kesadarannya menurun dan mengalami koma.

Beberapa minggu yang lalu sempat dibawa ke rumah sakit. Mengeluh tak bisa buang air besar. Menjalani opname selama 10 hari. Sempat dilakukan pemeriksaan rontgen, tapi dokter tidak menemukan adanya penyakit serius pada organ tubuh Titi Wati. “Terakhir kami melihat ibu masih bisa gembira dan duduk sewaktu saya menikah dengan anaknya pada November 2022 lalu,” ucapnya.

Kepala Bidang Hukum dan Humas RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Hairil Anwar mengatakan, Titi Wati dibawa ke rumah sakit dalam kondisi penurunan kesadaran. Tim medis langsung melakukan tindakan sesuai SOP di Ruang Edelweis. “Kami sudah mengusahakan semaksimal mungkin, tapi akhirnya meninggal dunia,” katanya saat dihubungi Kalteng Pos.

Hairil menyebut, berdasarkan hasil pemeriksaan, selain menderita obesitas, Titi Wati juga mengidap diabetes dan infeksi saluran kemih (ISK). “Memang beliau (Titi Wati, red) ada riwayat diabetes karena obesitas yang dideritanya, juga menderita ISK,” sebutnya.

Sebelumnya, Titi Wati sudah beberapa kali dirawat. Mengingat badannya yang cukup besar, hanya Ruang Edelweis yang memungkinkan untuk perawatan, karena pintu dan ruangan cukup luas.

“Selama ini sering dirawat di sini, Ruang Edelweis ini sebenarnya ruang bedah, tapi karena pintu masuknya cukup lebar, makanya beliau dirawat di ruangan ini, semua peralatan yang dibutuhkan dipindahkan ke ruangan ini,” jelas Hairil.

Rumah sakit memiliki tim khusus untuk memberikan pelayanan kepada Titi Wati saat memerlukan pelayanan medis. Bahkan malam sebelum meninggal, ada yang berangkat menuju rumahnya.

“Selama ini sering dirawat di sini, jika kondisi sudah stabil, kami pulangkan, kemarin pun demikian, kami jemput untuk mendapat pelayanan di RSDS,” bebernya.

Ditambahkan Hairil, proses pemulasaran hingga pengantaran jenazah ke makam sepenuhnya ditangani pihak RSDS.

“Pihak keluarga menyerahkan kepada rumah sakit berkenaan pemulasaran hingga keberangkatan jenazah ke pemakaman,” tutupnya. (sja/abw/ce/ram/kpfm)

315 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.