
PALANGKA RAYA-Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran SIP terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui berbagai sektor. Salah satu sektor yang menjadi perhatiannya adalah sektor kelautan dan perkanan.
Gubernur meminta agar seluruh pemerintah daerah pada tingkat kabupaten/kota untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pada sektor perikanan dan kelautan.
Kalteng memiliki banyak sekali potensi perikanan. Banyak juga hasil perikanan lokal yang harganya cukup mahal jika di jual ke luar daerah. Ini yang harus dimaksimalkan. Dengan memaksimalkan sumber daya pada sektor kelautan dan perikanan akan berdampak terhadap meningkatnya perekonomian daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Beberapa upaya dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Dinas Kelautan dan Perikanan antara lain Produksi Perikanan, Angka Konsumsi Ikan, Ekspor, RZWP3K, Inovasi, Pembangunan Pelabuhan Perikanan, Pemberian Bantuan Sarana dan Prasarana Serta BLT BBM dan Program Shrime Estate.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalteng Ir. H. DARLIANSJAH, M.Si mengatakan bahwa produksi perikanan Provinsi Kalteng tahun 2016 sebesar 87.214,68 ton. Produksi perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat dengan rata-rata kenaikan sebesar 29,40%. Pada tahun 2021 produksi perikanan sebesar 272.447,12 ton dan tahun 2022 produksi perikanan Provinsi sudah mencapai sebesar 299.646,56 ton.
“Capaian angka konsumsi ikan Provinsi Kalteng tahun 2016 sebesar 46,01 kg/kapita. Angka konsumsi ikan Kalteng dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan rata-rata kenaikan AKI Kalteng sebesar 3,36%. Pada tahun 2021 AKI Kalteng sebesar 55,23 kg/ kapita dan tahun 2022 AKI Kalteng sebesar 56 kg/kapita,” katanya kepada Kalteng Pos, Rabu (25/1).
Pada tahun 2016 ekspor komoditi perikanan Kalteng dengan nilai komoditas hanya Rp.352.463.000. Negara tujuan terbatas masih Negara Singapura dan Jepang dengan. Komoditas yang di ekspor dominan ikan botia, kuhliloach dan seluang. Ekspor Kalteng dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan dan mengalami bertambahnya tujuan negara ekspor. Pada tahun 2022 nilai komoditas telah mencapai Rp.12.207.696.600, dengan komoditas dominan ikan botia, udang papai kering, dan kuhliloach dengan tujuan ekspor Negara Singapura, China, Korea, Malaysia dan USA.
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) atau tata ruang laut merupakan salah satu instrumen dalam pengendalian pemanfaatan ruang laut untuk landasan hukum penerbitan izin usaha untuk berinvestasi di laut.
Sebagai bentuk komitmen terhadap percepatan pembangunan kelautan dan perikanan, Kalteng pada tahun 2019 telah menetapkan Peraturan Daerah Kalteng nomor 1 tahun 2019 tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Kalteng tahun 2019 – 2039 yang ditandatangani oleh Gubernur H Sugianto Sabran. Pada saat ini Kalteng sedang memproses satu peta tata ruang integrasi tata ruang darat dan laut.
Pemerintah Provinsi juga melakukan inovasi melalui Website “GEOPORTAL LAUT BERKAH”. Melalui “GEOPORTAL LAUT BERKAH” calon investor dapat mengakses potensi investasi secara online dan juga dapat memberikan justifikasi terkait permohonan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut melalui overlay titik koordinat. Pemohon tidak perlu datang dan bertatap muka ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalteng.
“Selain itu inovasi dengan asuransi pelaku usaha perikanan agar memberikan semangat, motivasi dan jaminan santunan jika sakit, cacat, dan meninggal dunia bagi pelaku usaha perikanan, maka untuk meningkatkan hasil produksinya Gubernur H Sugianto Sabran memberikan asuransi kepada 9.000 pelaku usaha pada tahun 2019 dan pada tahun 2023 akan memberikan asuransi pelaku usaha perikanan sebanyak 21.562 pelaku usaha,” jelasnya.
Untuk meningkatkan hasil produksi perikanan tangkap laut, Gubernur telah membangun pelabuhan perikanan di Kumai dengan luas dermaga sebesar 2.583 m2 dan di Pelabuhan Perikanan Kuala Pembuang dengan luas dermaga sebesar 972 m2. Pelabuhan Perikanan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nelayan, pelayanan logistik dan perbekalan nelayan, termasuk BBM.
Pemberian bantuan sarana dan prasarana serta BLT BBM dimana gubernur senantiansa aktif melakukan peningkatan sektor kelautan dan perikanan. Terkait hal tersebut, dalam rangka meningkatkan jumlah produksi perikanan tangkap di Wilayah Kalteng, salah satu upaya yang dilakukan adalah menyalurkan bantuan sarana prasarana penangkapan ikan kepada nelayan berupa kapal-kapal perikanan, mesin penggerak kapal, dan jaring penangkapan ikan.
Hal ini memberikan nilai positif bagi masyarakat Kalteng khususnya nelayan yang terdampak pandemi covid-19 sehingga perekonomian bangkit dan mensejahterakan nelayan. Untuk membantu Pelaku Usaha Perikanan yang terdampak inflasi, Gubernur Kalteng memberikan BLT BBM kepada 21.562 orang dengan total nilai keseluruhan sebesar Rp.12.937.200.000.
Untuk program shrime estate merupakan gerak cepat dan terobosan pemulihan ekonomi, dan triger pengembangan budidaya udang vaname di Kalimantan Tengah, Gubernur Kalteng sedang membangun shrimp estate atau kawasan klaster tambak udang vaname dengan luas area 40,17 ha dengan proyeksi produksi udang vaname sebanyak 1.458 ton setahun dengan nilai Rp 102.060.000.000. Diperkirakan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1.350 orang. Diharapkan shrimp estate tahun 2023 telah terbangun dan operasional, dapat menjadi model nasional yang memberikan d ampak tumbuhnya pelaku usaha tambak udang vaname di Kalteng. Sehingga dapat mendorong pemulihan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan penigkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). (nue/kpfm)