Babukung, Tradisi Menghibur Keluarga yang Berduka

MEMUKAU: Peserta saat tampil pada Festival Babukung di Kota Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Senin (7/8). Festival yang melibatkan ribuan penari dari desa di Lamandau tersebut menarik wisatawan.

NANGA BULIK-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamandau kembali menggelar Festival Babukung Tahun 2023 yang menjadi event kebanggaan dan dinanti masyarakat. Festival yang melibatkan ribuan penari dari perwakilan desa se Kabupaten Lamandau tersebut memang menjadi pertunjukan kebudayaan Suku Dayak yang selalu dinanti wisatawan setiap tahunnya.

Dalam Festival Babukung, ribuan peserta yang terlibat menari dengan penuh sukacita menggunakan beragam jenis topeng kayu untuk menghibur keluarga duka yang telah ditinggalkan. Namun siapa yang mengira, di balik kemeriahannya yang penuh suka cita, dulunya Babukung merupakan ritual adat kematian Suku Dayak Tomun yang sarat akan makna.

TRADISI LELUHUR: Masing-masing peserta festival menunjukkan kostum uniknya dalam Festival Babukung di Kota Nanga Bulik, kemarin.

Tarian ini menggunakan topeng dengan berbagai macam karakter hewan yang disebut dengan istilah Luha, sedangkan para penari disebut Bukung. Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga duka sembari menyerahkan bantuan untuk keluarga yang sedang berduka.

Bermula dari tradisi menghibur keluarga yang sedang berduka inilah kemudian, Festival Babukung berkembang menjadi sebuah event yang membawa banyak kegembiraan.

Festival Babukung kemudian mulai rutin diadakan setahun sekali sejak 2014, Festival Babukung juga sukses menorehkan banyak prestasi. Tahun sebelumnya event Babukung berhasil memecahkan rekor MURI kategori Kreasi Warna Bukung/Liha Media Topeng Kayu Terbanyak dengan peserta pelajar.

Sebelumnya, festival ini juga tercatat sebagai pemrakarsa penyelenggara unggahan tari babukung terbanyak, dan masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementrian Pariwisata.

Bupati Lamandau H Hendra Lesmana menyampaikan, Festival Babukung yang merupakan event tahunan Kabupaten Lamandau, pada tahun ini kembali terpilih sebagai salah satu dari 291 event unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia atau Kharisma Event Nusantara.

“Ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk menumbuhkan semangat dan motivasi kita dalam upaya menggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang hidup, tumbuh, dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat suku dayak tomun di Kabupaten Lamandau,” kata Bupati saat membuka kegiatan, di kawasan pasar trans lokal, Nanga Bulik, Senin (7/8).

Bupati menambahkan, Festival Babukung ini menjadi salah satu cara agar nilai-nilai budaya positif yang telah diwariskan oleh leluhur, tidak luntur dan sirna oleh pengaruh negative budaya luar yang dapat menyebabkan hilangnya jati diri.

“Sikap demikian bukan berarti menutup diri pada pergaulan global yang dinamis, melainkan sebagai sikap dan rasa tanggung jawab kita selaku pemegang tongkat estafet terhadap amanah generasi terdahulu untuk diteruskan kepada generasi masa kini dan masa mendatang,” jelasnya.

Tahun 2023 ini merupakan tahun kedelapan penyelenggaraan Festival Babukung di Kabupaten Lamandau, di mana ini telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan terhadap peningkatan gairah masyarakat untuk berkreasi di bidang seni dan budaya serta peningkatan arus kunjungan wisatawan.

Selaian keragaman budaya, kekayaan alam, kabupaten lamandau juga menjadi potensi daya tarik wisata yang patut kita benahi agar menjadi destinasi yang berdaya saing.

“Kita berharap semoga dengan keseriusan dan kesungguhan pemerintah daerah dalam mengembangkan industry pariwisata, serta dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dapat memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat,” pungkasnya. (lan/ala/kpfm)

106 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.