Versi Webometrics, Peringkat Dunia Kampus di Indonesia Naik, ITB Salip Universitas Brawijaya

JawaPos.com – Webometrics, lembaga pemeringkat kampus-kampus di dunia, mengeluarkan data pemeringkatan terbaru, yaitu periode Juli 2023. Hasilnya beragam. Ada kampus yang turun peringkat dan ada yang naik.

Kampus terbaik di Indonesia versi Webometrics masih dipegang oleh Universitas Indonesia (UI). Meskipun masih bercokol di puncak, posisi UI di ranking dunia mengalami penurunan dibandingkan periode Januari 2023 lalu.

Berdasarkan catatan Webometrics Juli 2023, UI berada di urutan 561 peringkat dunia. Catatan ini melorot dibandingkan periode Januari 2023 lalu yang berada di peringkat 578 dunia.

Kampus lain yang meningkat peringkat dunianya adalah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dari peringkat 979 dunia naik ke urutan 865 dunia. Kemudian kampus UNS Solo naik dari peringkat 1.039 dunia ke urutan 1.037 dunia. Kampus negeri lainnya yang meningkat ranking dunianya adalah Universitas Terbuka (UT), dari urutan 4.925 dunia menjadi 4.256 dunia.

Tidak semua kampus top di Indonesia meningkat ranking dunianya. Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta justru mengalami penurunan. Pada catatan Juli 2023, posisi UGM berada di urutan 694 dunia. Melorot dibandingkan catatan Januari 2023 yang berada di urutan 679 dunia.

Selain itu ada juga sejumlah kampus yang saling salip peringkat. Di antaranya adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil duduk di ranking ketiga menyalip Universitas Brawijaya Malang. ITB berhasil mencatatkan impact rank 565, openness rank 984, dan excellence 1.086. Sementara Universitas Brawijaya mengumpulkan impact rank 240, openness rank 908, dan excellence rank 2.084.

Kepala Subdit Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Universitas Terbuka Maya Maria mengatakan, pemeringkatan oleh Webometrics mengaju pada tiga komponen. Yaitu impact atau pengaruh dari konten website dengan bobot 50 persen. “Lalu komponen openness atau transparansi memiliki bobot 10 persen,” kata Maya Maria kepada wartawan Kamis (3/8).

Komponen transparansi atau openness itu adalah peneliti yang paling banyak disitasi atau dikutip jadi sumber maupun rujukan peneliti lainnya. Lalu komponen ketiga yang tidak kalah penting adalah excellence, yaitu publikasi ilmiah yang paling banyak disitasi atau jadi rujukan. Komponen excellence ini memiliki bobot 40 persen.

Maya mengatakan seluruh kampus di dunia berlomba untuk meningkatkan kualitasnya. Hasil pemeringkatan dari Webometrics tersebut, bisa menjadi salah satu indikator peningkatan kualitas kampus. Karena pemeringkatan itu sudah mencakup indicator bidang pembelajaran, penelitian dan publikasi, pengabdian kepada Masyarakat, hingga kualitas penyajian informasi dan layanan akademik melalui website masing-masing kampus. (jpc/kpfm)

65 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.