Berpasangan Maju pada Pilkada Kalteng
PALANGKA RAYA – Nadalsyah dan Sigit K Yunianto baru saja memperkenalkan diri sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di hadapan tokoh agama dan tokoh masyarakat Kabupaten Kapuas. Itu menandakan keduanya hampir pasti berduet pada Pilkada 27 November mendatang. Sinyal keduanya akan berpasangan makin menguat setelah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Kalteng mengusulkan ke dewan pimpinan pusat (DPP) untuk mengusung pasangan Nadalsyah-Sigit.
Kepastian DPD Demokrat telah mengirimka usulan tersebut dibenarkan Hatir Sata Tarigan selaku Bendahara DPD Partai Demokrat Kalteng. Ia mengatakan, surat tersebut telah dibuat saat pertemuan di Kabupaten Kapuas.
“Ya, saya sudah konfirmasi itu ke sekretaris, itu memang benar, nama Pak Nadalsyah dan Pak Sigit sudah diajukan untuk diusung Partai Demokrat,” kata Hatir saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Rabu (31/7).
Ditanya soal tanggapan pihak PDIP atas pengusulan tersebut, Hatir menjawab bahwa pihaknya tidak mencampuri urusan itu. Namun ia meyakini bahwa PDIP sudah sepakat. Ia berharap dengan pengusulan itu, surat rekomendasi dari DPP Partai Demokrat akan keluar pada awal Agustus.
“Kami berharap usulan ini dapat memperkuat posisi Partai Demokrat dalam pemilihan kepala daerah mendatang dan menawarkan alternatif kepemimpinan yang inovatif bagi masyarakat Kalteng. Langkah ini merupakan bagian dari strategi partai untuk meraih kemenangan dalam pemilihan kepala daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2024,” tegas Hatir.
Pengamat Soroti Lembaga Survei Pilkada Kalteng
Kalteng Pos mendapat informasi bahwa ada lembaga survei sedang melakukan survei terkait Pilkada Kalteng. Beredar kabar lembaga tersebut hanya memasukan dua pasang calon. Padahal ada lebih dari tiga figur yang potensial bisa maju bertarung. Ada nama Abdul Razak, Agustiar Sabran, Nadalsyah, Supian Hadi, dan nama-nama lainnya.
Menurut pengamat politik Farid Zaky, lembaga survei memiliki kerja ilmiah yang bisa diakui secara saintifik. Ia berpendapat, di tengah kompetisi yang alot saat ini, fungsi lembaga survei tentu tergantung arah mata angin. Arah mata angin yang dimaksud Farid yakni siapa yang menggunakan jasa survei tersebut. Karena jasa lembaga survei tentu punya hitungan ilmiah yang menguntungkan pihak yang menggunakan jasanya.
“Jadi memang ada dua pendekatan, pertama secara saintifik dan yang kedua pendekatan peta politik di lapangan bahkan strateginya,” tutur Farid Zaky, Rabu (31/7).
Menanggapi perihal hanya ada dua pasang yang disurvei, Farid melihat itu sebagai bagian dari strategi. Ada kemungkinan lain bahwa mungkin saja figur tersebut merupakan figur teratas dalam survei belakangan ini. Karena ketika mendekati hari H pendaftaran ke KPU, elektabiltas nama-nama itu tetap berada di posisi teratas.
“Fungsi strategi dari lembaga survei bisa untuk memfreming atau membentuk opini publik agar menjadi perbincangan dua paslon calon saja,” ungkapnya.
“Walaupun isu beredar bahwa Partai Golkar akan mengarah ke pasangan Agustiar-Edy, ternyata sampai saat ini belum juga diumumkan. Pihak Abdul Razak masih bergeming dan berjuang untuk merebut kembali,” tambahnya.
Hal ini bukan tanpa alasa. Sebab, Abdul Razak yang diisukan berpasangan dengan Perdie M Yoseph juga hangat diperbincangkan. Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) itu, lembaga survei harusnya memasukkan juga pasangan calon tersebut. Farid menduga ada agenda terselubung di balik survei tersebut. Karena itu, ia mengajak masyarakat Kalteng untuk membaca kondisi tersebut secara kritis. (ovi/ce/ala/kpfm)