PALANGKA RAYA-Pasca terpilihnya Ketua Umum KONI Kalteng H Eddy Raya Samsuri secara aklamasi dalam Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub), banyak harapan baru muncul dari para pelaku dan praktisi untuk kemajuan olahraga Kalteng.
Lima mantan atlet nasional Kalteng yaitu Pengan D Timpun, Subandi, Yanson, Lodewik dan Ardiansyah pun menyampaikan secerca harapan terhadap pimpinan KONI Kalteng yang baru tersebut.
“Tekad dan niat kita adalah bersama bisa meningkatkan prestasi di PON Kalteng dan harus masuk 20 besar jika sebelumnya hanya 26 besar,” kata Pengan D Timpun didampingi rekannya saat berbincang dengan Kalteng Pos di Jalan Kahayan Kota Palangka Raya, Selasa (25/2).
Selain itu lima legenda olahraga Bumi Tambun Bungai tersebut berharap kepada Ketum KONI Kalteng dan tim formatur, untuk benar-benar menempatkan pengurus yang sudah berpengalaman. Baik dari sisi prestasi maupun administrasi organisasi. Seperti kejurnas, Pra-PON, PON, Sea Games, Asen Games dan Kejuaraan Internasional lainnya.
Hal itu sebagai pertanda bahwa unsur pengurus cabang olahraga serius dan mampu membawa cabor, berpeluang mendapatkan medali pada setiap even yang diikuti ke depan.
“Jika sebelumnya pengurus belum menunjukkan prestasi baik tingkat nasional dan tidak fokus melaksanakan tugas dengan baik, agar jangan dimasukan dalam pengurus KONI ke depan. Karena dinilai belum layak,” tegasnya.
Bahkan jika kelimanya dipercaya untuk ikut mengurus KONI Kalteng, maka akan selalu siap mencurahkan semua kemampuan dalam membina semua cabang olahraga yang lolos PON untuk dapat meraih prestasi terbaik.
“Kami siap menandatangani fakta integritas sebagai tanda keseriusan membantu KONI Kalteng dengan menyediakan waktu sepenuhnya dan tidak mengenal waktu demi prestasi olahraga,” yakinnya.
Menurut kelima atlet yang sudah memiliki sertifikat pelatih nasional tersebut, bahwa cabang olahraga unggulan di Kalteng adalah dayung, terutama beregu seperti dragon rais putra putri, cano polo dan kayak.
“Program latihan yang diterapkan tentu harus didukung dengan pola makan minum atlet. Selain itu pelatih dan official harus meluangkan banyak waktu di lapangan, untuk mengawasi program latihan hingga menyamakan limit waktu nasional,” tuturnya.(nue/hen/dar)
