MENGECEWAKAN ! Dua Tahun Berdiri, Patung Tjilik Riwut Belum Diresmikan

Pemandangan Patung Tjilik Riwut di kala senja, Minggu (1/3/2020). (FOTO : DENAR/KALTENG POS)

PALANGKA RAYA- “Apa hanya seperti itu? Itu penghargaan yang setengah-setengah. Lebih baik tidak usah (Dibangun, red) dari pada seperti itu. Cukup mengecewakan,” keluh Ida Riwut.

Patung ayahnya itu berdiri 24 Januari 2018. Di pangkal Jalan Tjilik Riwut, Palangka Raya. Tampak gagah. Tangan kanan diangkat dan jari telunjuk menghadap langit. Tangan kiri memegang tongkat. Memakai pakaian TNI Angkatan Udara (AU). Di bagian bawah patung tertulis TJILIK RIWUT, Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU, Pahlawan Nasional, 1918-1987. Di bawah lagi tertulis dengan huruf besar ARA MAROP yang mempunyai arti Pantang Menyerah.

Janji tinggal janji.  Janji itu kosong. Pemerintah belum meresmikan. Entah terlupa atau pura-pura lupa. Sudah dua tahun. Patung itu itu seolah-olah tanpa nama. Apa harus menunggu rusak? Saat ini saja, beberapa bagian tubuh patung terkelupas. Bercak-bercak putih terlihat jelas. Seperti di bagian dasi, wajah dan lengan sebelah kanan.

Hal yang wajar jika pihak keluarga menyimpan kekecewaan. Seperti yang dilontarkan Kameloh Ida Lestari Riwut, nama lengkap Ida Riwut.

Anak keempat Tjilik Riwut ini kecewa karena tidak ada kejelasan mengenai peresmian patung itu. Dia masih teringat janji itu. Dan kepada Kalteng Pos (Grup Kaltengpos.co) ia menceritakan kilas balik undangan peresmian kala itu.

Pemerintah, sebut Ida, akan meresmikan awal Januari 2019. Pihak keluarga pernah diundang secara lisan oleh Disbudpar Kota Palangka Raya untuk menghadiri acara peresmian.

“Pada 27 atau 28 Desember 2018, saya mendapat telepon dari pihak Disbudpar Kota Palangka Raya agar keluarga menghadiri peresmian patung Tjilik Riwut pada awal Januari 2019,” jelasnya.

Dengan senang hati, dia menyambut baik informasi itu dan segera menghubungi pihak keluarga agar dapat menghadiri peresmian patung ayahnya. Namun, pada 30 Desember, Ida kembali mendapat telepon dari pihak Disbudpar Kota Palangka Raya bahwa peresmian ditunda.

Padahal, waktu itu kakak saya yang dari Yogjakarta sudah datang untuk menghadiri peresmian itu.

“Memang kami tidak diberikan undangan karena katanya undangan diberikan menyusul. Waktu itu hanya melalui ponsel. Tetapi, saat kakak saya dari Yogjakarta datang pada 30 Desember, saat itu pula dihubungi kembali bahwa peresmian ditunda,” ungkap wanita kelahiran 1 Oktober 1957 ini.

Secara pribadi, Ida mengaku tidak masalah dibatalkan mendadak. Ida mengaku kecewa atas pembatalan dengan alasan yang tak jelas. Karena perjuangan kakaknya datang ke Palangka Raya saat itu tidak mudah. Memang, saat itu Disbudpar Palangka Raya juga menyampaikan permohonan maaf berkenaan penundaan peresmian itu.

Sebetulnya, Ida dan keluarga bersyukur dengan dibangun patung itu, sebagai tanda penghargaan kepada sang ayah. Tetapi, pembangunan patung Tjilik Riwut itu malah seperti pemberian penghargaan yang setengah-setengah.

Selain itu, informasi patung hendak diresmikan juga sudah sampai ke telinga mantan Wali Kota Palangka Raya, almarhum Lukas Tingkes. Ida menceritakan, selama satu hari penuh menjelang peresmian patung, Lukas Tingkes menunggu undangan peresmian.

“Bapak Lukas Tingkes adalah ajudan ayah saya dulu, jadi hubungan kami dekat. Beliau (Lukas, red) menunggu satu hari undangan peresmian. Beliau sempat mengatakan, dia tidak dimasukkan dalam list tamu undangan untuk menghadiri undangan peresmian,” kisah Ida.

Ida menyayangkan kondisi patung itu seperti tak dirawat. Ia bahkan menyebut patung itu sudah belang-belang. Saat lewat di Bundaran Besar, ia sesekali memfoto patung itu dan mengirim ke grup Whatsapp keluarga.

“Saya katakan kepada keluarga saya, bawakan saya benang dan jarum, kasihan, baju bapak kurang pisit,” canda Ida ketika itu di kalangan keluarga.

Proyek pembuatan patung ini dimulai pada tahun 2016. Saat itu, Kadisbudpar Kota Palangka Raya dijabat Afendy, sebelum digantikan oleh Norma Hikmah pada 2018 lalu. Pada tahun yang sama, pembangunan patung tidak bisa diselesaikan karena ada permasalahan, sehingga sehingga baru dilanjutkan lagi pada tahun 2017 dan diselesaikan pada anggaran APBD perubahan tahun 2017 lalu.

Total anggaran untuk pembuatan patung yang dipercayakan kepada rekanan di Yogjakarta itu menghabiskan dana sekitar Rp250 juta. Patung selesai dikerjakan pada September 2017 lalu dan Disbudpar Kota baru bisa memasang patung di titik nol Jalan Tjilik Riwut pada 24 Januari 2018.

Ketika Kalteng Pos mencoba mengonfirmasi kepada Kadisbudar Kota Palangka Raya Ikhwanudin, ternyata dia tak tahu apa-apa tentang patung tersebut. Dia juga belum bisa memastikan mengapa sampai saat ini, patung yang digadang-gadang bakal menjadi ikon baru Kota Cantik tersebut belum diresmikan.

“Kalau untuk masalah ini saya kurang mengetahui mas. Sebab saya baru sekitar satu bulan ini dilantik. Mengingat proyek ini sudah berlangsung sebelun saya menjabat,” katanya saat dikonfirmasi Kalteng Pos, belum lama ini.

Ketika ditanya mengenai rencana apakah pada tahun 2020 ini patung mantan gubernur pertama Kalteng itu akan diresmikan, dia tidak bisa memberikan jawaban secara pasti dan tegas.

“Karena biasanya itu satu paket. Jadi yang menjabat kadis saat pembangunan itu, maka dia yang bertanggung jawab pada peresmian,” katanya.

Nantinya, lanjut Ikhwanudin, dirinya akan menelusuri terlebih dahulu. Apakah sudah masuk daftar agenda yang terdahulu atau belum. Karena ini masih tanggung jawab pejabat sebelumnya.

“Biasanya kalau peresmian itu, misalnya selesai tahun sekian, maka diresmikan di tahun berikutnya atau nantinya berbarengan dengan ulang tahun Kota Palangka Raya. Untuk patung ini, nanti saya koordinasi dan konfirmasi dulu ke dinas terkait,” pungkasnya.

Sementara itu Kadisudpar terdahulu, Norma Hikmah yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palangka Raya belum bisa diwawancarai Kalteng Pos. Telepon tak diangkat dan dikirim pesan melalui Whatsapp tak ada balasan hingga berita ini diturunkan.

Sementara itu, pada akhir tahun 2018 lalu, Asisten II Setda Kalteng Nurul Edy pernah mengungkapkan peresmian Patung Tjilik Riwut akan dilakukan pada awal 2019. Namun ternyata tak pernah terlaksana tanpa alasan yang jelas. Ketika Kalteng Pos mengonfirmasi masalah tersebut, Edy mengaku tidak mengetahui secara pasti penundaan peresmian. Yang ia ketahui bahwa patung itu dibangun oleh Pemko Palangka Raya.

“Dulu memang rencananya digabung dengan CFD, tetapi silakan tanya kepada pemko saja,” ucapnya beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Guntur Talajan saat ditemui Kalteng Pos pun mengaku tidak tahu menahu soal peresmian patung itu. Pasalnya, dalam perjalanan ketika itu, informasinya akan diresmikan oleh pihak Pemprov Kalteng. Guntur meminta Kalteng Pos untuk menanyakan hal ini kepada Pemko Palangka Raya. Disbudpar Kalteng tidak punya wewenang atas hal tersebut.

“Tidak ada, itu punya pak wali. Zaman pak Riban. Informasi diambil provinsi juga tidak. Terkait peresmian koordinasikan pada pak wali. Pembangunan juga milik kota bukan provinsi,” jawab Guntur.(oiq/abw/uni/ram)

257 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.