
“Kami Harus Keluar Menemukan Orang yang Positif Covid-19”
PADEMI Covid-19 di provinsi tetangga, Kalimantan Selatan (Kalsel) seakan-akan meledak. Jumlahnya terus bertambah siginfikan. Jelas harus diwaspadi dan patut menjadi pelajaran bagi penanganan virus corona di Bumi Tambun Bungai, Kalteng. Apalagi dalam sepekan terakhir, ada 131 kasus baru. Palangka Raya, Kapuas, dan Kobar menjadi tiga daerah penyumbang terbanyak dengan jumlah 309 kasus dari total 467 kasus.
Untuk itu Pemprov Kalteng akan mencoba langkah taktis untuk mempercepat upaya memutus rantai persebaran Covid-19. Langkah tersebut yakni dengan jemput bola melakukan tes swab polymerace swab reaction (PCR) pada warga. Sebuah teknik untuk mendiagnosis seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak. Langkah itu akan dipertimbangkan, selain rapid test massal yang sudah berjalan di seluruh kabupaten/kota.
“Tidak ada jalan lain, kami (pemerintah, red) harus keluar menemukan orang-orang yang mungkin saja positif Covid-19 di luar sana. Target kami, pemeriksaan rapid test massal atau swab PCR massal minimal satu persen dari total populasi Kalteng ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul kepada Kalteng Pos, Kamis (4/6).
Jika langkah itu terealisasi, tentu kelompok-kelompok yang secara epidemiologis memiliki keterkaitan dengan Covid-19, harus menjadi prioritas kebijakan. Kini langkah yang dilakukan adalah untuk membeli mobil PCR. Beruntung langkah ini didukung penuh oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran. Namun pembahasan masih berlangsung. Dikaji soal efektivitas, efisiensi, dan kontinuitas layanannya.
“Apabila hasil kajian didapatkan bahwa pengadaan mobil PCR lebih banyak sisi positifnya, maka otomatis akan dilakukan pembelian. Saya sudah dipanggil gubernur, diperintahkan untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan mobil PCR. Jika kelebihannya lebih banyak, Dinkes Kalteng diminta segera memproses pembelian, agar dapat meng-cover wilayah Kalteng yang sangat luas ini,” beber Suyuti.
Strategi ini membutuhkan kesiapan ruang isolasi lebih banyak, termasuk menyiapkan pusat karantina serta dukungan logistik. Dengan adanya sinergi pemerintah kabupate/kota dan provinsi, maka persoalan ini pasti akan dapat diatasi. Apalagi Saat ini gubernur menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng, bupati, dan wali kota se-Kalteng untuk menyediakan rapid test diagnostic untuk pelaksanaan rapid test massal.
“Alat rapid test yang diadakan melalui APBD provinsi sebanyak 10.000. Sebelumnya sudah ada 8.400 alat bantuan dari pemerintah pusat yang dibagikan ke kabupaten/kota. Juga ada bantuan dari salah satu perusahaan sebanyak 1.000 alat, Dengan demikian, lanjut dia, total yang dikelola oleh provinsi, termasuk yang diserahkan ke kabupaten/kota, sebanyak 19.400 alat rapid test.
Pihaknya juga mengharapkan setiap kabupaten/kota mengadakan alat rapid test secara swadaya minimal sebanyak 1.000 tes, sehingga total rapid test pengadaan kabupaten/kota berjumlah 14.000. “Jika ditotalkan jumlah alat rapid test dari pemerintah pusat, pengadaan APBD provinsi, dan pengadaan kabupaten/kota bisa mencapai minimal 33.000 alat. Berarti, sudah dapat memeriksa lebih dari target yang kami tetapkan, yakni minimal satu persen dari total penduduk Kalteng,” pungkas Suyuti. (kaltengpos/KPFM-101)