Asupan Gizi Harus Terpenuhi di Masa Pandemi

HIDUP SEHAT: Ketua DPD Persagi Kalteng, Mars Khendra Kustriyadi, STP.MPH saat talkshow di Kalteng Pos Radio, Kamis (3/12) siang.

PALANGKA RAYA-Di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, masyarakat harus mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi seimbang. Hal ini berguna untuk memperkuat daya tahan tubuh agar bisa terhindar dari virus, termasuk Covid-19. Hal ini diungkapnya Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kalteng, Mars Khendra Kustriyadi, STP.MPH saat talkshow di Kalteng Pos Radio, Kamis (3/12) siang.

“Mari cegah Covid-19 dengan konsumsi gizi seimbang. Tentu dengan jaga gizi makanan dan jaga pula gaya hidup, yaitu dengan konsumsi gizi seimbang, batasi gula, garam dan minyak, konsumsi suplemen multivitamin jika diperlukan. Hindari rokok dan minuman beralkohol, istirahat teratur dan tidur yang cukup, rileks dan kendalikan emosi dan aktifitas fisik dan olah raga,” ungkapnya.

“Cukupi asupan sayur dan buah untuk mencegah tertular Covid-19. Hal ini karena sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh kita. Vitamin berperan dalam menjaga fungsi tubuh sedangkan mineral menjaga kinerja tubuh dangan baik. Sayur dan buah juga mengandung anti oksidan yang mampu menangkal radikal bebas,” tambahnya.

Dijelaskanya, ada indikator yang sangat mudah untuk mengetahui status gizi kita saat ini, yaitu berat badan dan tinggi badan. Jika perbandingan berat badan dan tinggi badan terjadi secara proporsional maka status gizi pasti akan normal. Namun jika tidak maka kita akan terlihat kurus-sangat kurus atau gemuk-sangat gemuk-obesitas.

“Ada faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi tersebut. Ada dua hal yang utama dan berdampak langsung terhadap status gizi, yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi. Jika seseorang sedang mengalami penyakit infeksi maka mengakibatkan nafsu makannya akan menurun sehingga berpengeruh terhadap asupan makanan,” ujarnya.

Selain penyebab langsung, ada juga penyebab tidak langsung, diantaranya sanitasi lingkungan/air, pola asuh, dan akses terhadap pangan. “Sanitasi yang buruk dapat memicu timbulnya penyakit infeksi, pola asuh yang salah berdampak pada pemenuhan asupan gizi yang tidak adekuat dan berkaitan dengan penyakit. Sedangkan aksestabilitas pangan tentu saja berhubungan dengan ketersedian pangan di tingkat rumah tangga,” ujarnya.

Dikatakanya, pemenuhan asupan gizi, merujuk pada aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Permenkes No 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang Indonesia dalam keadaan sehat. suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat.

“AKG digunakan pada tingkat konsumsi yang meliputi kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral.Rata-rata angka kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia sebesar 2100 Kcal per orang per hari. Dan untuk rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia sebesar 57 gram per orang per hari,” ucapnya.

Lalu bagaimana membaginya dalam makanan sehari-hari? Yaitu 75-80 persen total kalori untuk makanan utama (3 kali makan) dan 20-25 persen total kalori untuk snacking (2 kali.)

“Yang kedua, kita harus memahami tentang gizi seimbang. Terdapat 4 pilar yang harus dipenuhi dalam menerapkan gizi seimbang, yaitu konsumsi aneka ragam makanan, aktifitas fisik dan olah raga, perilaku hidup sehat dan selalu memantau berat badan,” tambahnya.(bud/s)

504 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.