
PALANGKA RAYA – Pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat mengaku bingung dengan pelaksanaan penerapan dari surat edaran walikota kota Palangkaraya nomor 368/1508/ BPBD / COVID-19/XII /2020 tanggal 22 Desember 2020 tentang penutupan lokasi obyek wisata di kota Palangkaraya tersebut saat libur Nasional perayaan Natal 25 Desember 2020 dan perayaan Tahun Baru 1 Januari 2021. Hal tersebut disampaikan oleh ketua Pokdarwis Kereng Bengkirai Sabran Usin saat diwawancara Kalteng Pos di kediannya Jalan Mangku Raya, Kelurahan Kereng Bangkirai, Sabtu (2/1).
“Di dalam surat edaran wali kota ini tidak ada mengatur tentang penutupan ,hanya pengelolaan tempat wisata boleh menutup saat libur resmi di hari natal dan tahun baru 1 Januari,” kata Sabran Usin.
Menurut Ketua Pokdarwis Kereng Bengkirai ini obyek wisata Air Hitam di pelabuhan kereng bengkirai hanya Tutup pada saat perayaan Hari Natal tanggal 25 Desember 2020 dan saat Tahun Baru 1 Januari 2021. Namun enyataannya penerapan aturan walikota tersebut di lapangan berbeda. Ada dua instansi di pemerintah kota Palangka Raya yang menerapkan kebijakan berbeda terkait maklumat walikota tersebut. Kedua instansi tersebut adalah Dinas Pariwisata dan Dinas Perhubungan.
Dijelaskan oleh Sabran Usin bahwa Obyek Wisata Kereng Bangkirai untuk pengelolaannya selama ini di bawah tanggung jawab dari Dinas Pariwisata kota Palangka Raya. Sedangkan Tempat wisata itu sendiri yakni Dermaga pelabuhan Kereng Bengkirai di bawah tanggung jawab dari Dinas Perhubungan kota.
Dikatakannya lagi setelah keluarnya surat edaran walikota Palangkaraya nomor 368/1508/ Bnomor 368/1508/ BPBD / COVID-19/XII /2020 tanggal 22 Desember 2020, dirinya selaku ketua Pokdarwis taman wisata kereng bengkirai dihubungi oleh staf pegawai kantor Dinas Pariwisata Kota Palangkaraya dan di minta untuk menutup obyek wisata tersebut mulai tanggal 24 Desember hingga 27 Desember 2020. Mereka dikatakan di ijinkan untuk membuka kembali taman wisata tersebut tanggal 28 Desember 2020 hingga 30 Desember 2020.
“Masih ada datanya di hp (handphone) saya tanggal 24 Desember jam 08.15 saya ditelpon oleh staf dinas pariwisata , pak, hari ini kita tutup,” kata Sabran Usin menirukan perkataan staf dinas Pariwisata tersebut.
Sabran Usin sempat menanyakan kepada staf tersebut mengapa tempat wisata tersebut diminta tutup dan dijawab bahwa penutupan itu merupakan instruksi dari kepala dinas pariwisata.
Yang membuat para pengurus Pokdarwis serta warga yang tinggal di sekitar destinasi wsiata kebingungan adalah ketika tanggal 28 Desember 2020 pihak Dinas Pariwisata memasang spanduk di muka pintu masuk ke taman wisata yang menyatakan bahwa taman wisata kereng bengkirai di buka hari itu, mendadak dari pihak dinas Perhubungan kota, hari itu juga memasang sebuah spanduk yang menyatakan bahwa Taman wisata alam tersebut dinyatakan ditutup sampai minggu pertama bulan Januari 2021.
“Tiba tiba sesudah Dinas Pariwisata memasang baliho bahwa tempat kita buka tanggal 28 Desember, hari itu juga Dinas Perhubungan memasang baliho yang isinya di tutup, sampai minggu pertama bulan Januari,” ujar Pria yang diketahui baru beberapa bulan ditunjuk sebagai ketua Pengurus Pokdarwis taman wisata Kereng bengkirai ini lagi.
Akibat adanya perbedaan keputusan dari dua instansi pemerintah kota Palangka Raya ini, membuat pengurus Pokdarwis Kereng Bangkirai merasa terjepit harus mengikuti aturan yang mana.
“Jadi yang satu membuka tetapi yang satu menutup, Kami ini harus ikut siapa,” tanya Sabran Usin dengan perasaan bingung dan juga kecewa.
Terlebih lagi pemberitahuan penutup lokasi wisata tersebut baik yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata maupun Dinas Perhubungan kota Palangkaraya dilakukan secara mendadak dan tiba tiba.
“Tiba tiba ditutup, baik Dinas Pariwisata maupun Dinas Perhubungan menutup itu selalu mendadak,” keluh Sabran Usin dengan perasaan terlihat kecewa.
Diterangkan oleh ketua Pokdarwis ini, akibat penutupan tempat wisata pelabuhan Kereng Bangkirai saat perayaan liburan Nasional Hari Natal dan perayaan Tahun Baru ,ratusan warga yang menggantung kan hidup mereka dari keberadaan taman wisata tersebut mengalami kerugian besar.
“Coba bayangkan banyak anggota Pokdarwis Kereng bengkirai yang sampai menggadaikan BPKB Motor atau mobil hanya untuk biaya memperbaiki kapal, memperbaiki getek , memperbaiki bebek motor atau warung milik mereka, dengan harapan saat natal dan tahun baru ini, pengunjung yang datang akan banyak sehingga mereka bisa mendapatkan hasil yang banyak,” ucap Sabran Usin dengan suara terdengar bergetar sedih memikirkan nasib para anggota Pokdarwisnya.
Dikatakannya bahwa kerugian tersebut belum memasukan kerugian warga para pemilik warung makanan dan minuman yang biasa berjualan di lokasi taman wisata tersebut.
“Waktu mereka menutup mendadak seperti ini adakah mereka itu sudah berpikir tentang nasib dari para tukang bakso, tukang es, penjual nasi, penjual ikan panggang yang sudah terlanjur berbelanja barangnya sementara tempat ini ditutup seketika,” ujar Sabran lagi dengan perasaan kesal.
Yang juga disesalkan oleh Sabran Usin ,saat hari natal 25 Desember 2020 dan perayaan tahun baru 1 Januari 2021 , ternyata tidak ada satupun petugas baik dari dari Dinas Pariwisata maupun Dinas Perhubunganerhubungan yang berjaga di lokasi tempat wisata Kereng Bangkirai tersebut. Padahal meskipun lokadi wisata tersebut tutup ,ternyata masih sangat banyak warga kota Palangka Raya yang tetap datang ke lokasi taman wisata ini.
“Dinas Pariwisata menarik semua petugasnya, Dinas Perhubungan juga menarik pegawainya dari pelabuhan, Pokdarwis karena taman wisata di tutup juga menarik anggotanya akibatnya masyarakat yang datang ke situ jadi banyak yang berkumpul melihat pemandangan di pinggir pelabuhan saja hingga terjadilah kerumunan massa waktu itu,kalau sudah seperti itu siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya dengan rasa sesal.
Sabran Usin sebagai ketua Pokdarwis Kereng Bangkirai berharap kejadian penutupan secara mendadak dan tanpa koordinasi semacam ini tidak terulang kembali pada masa yang akan datang. Dia berharap pemerintah kota Palangka Raya bisa lebih mengayomi dan melindungi masyarakat yang tinggal di taman wisata alam Sungai sebangau ini agar bisa berusaha dengan baik di tempat wisata tersebut.
“Masyarakat di sini cuma berharap, ingin menjadikan kawasan taman wisata alam ini sebagai ladang mereka tempat mencari makan, tempat mereka menyambung hidup, membiayai anak anak mereka sekolah, hanya itu,” pungkasnya. (ktc/101kpfm)