Ingin Renovasi Rumah dan Bangun Tempat Usaha untuk Orang Tua Ingin Renovasi Rumah dan Bangun Tempat Usaha untuk Orang Tua

BERPRESTASI: Petinju putri Kalteng Luh Yulian saat mengikuti kejuaraan tinju.

Luh Yulian, Petinju Kalteng yang Lulus Seleksi Polwan

Perjuangan petinju putri Kalteng, Luh Yulian, patut dicontohi. Meski sempat putus asa karena gagal meraih medali pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Oktober 2021 lalu, tapi kesabaran dan kerja keras terbukti membuahkan hasil. Ia dinyatakan lulus tes kepolisian dan akan mulai mengikuti pendidikan pada Agustus nanti.

EMANUEL LIU LONGA, Palangka Raya

PERASAAN sedih bercampur bangga dialami Luh Yuliani. Bagaimana tidak? Setelah sempat kecewa dan putus asa karena gagal meraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Oktober 2021 lalu, atlet tinju Kalteng itu dinyatakan lulus masuk kepolisian.

Luh Yuliani mengatakan, ia menggeluti olahraga tinju sejak 2016. Sempat ingin mengakhiri karier di dunia olahraga yang sudah membesarkan namanya. Luh Yuliani pengin kembali ke kampung halamannya di Kapuas, karena telah dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tua.

Luh Yuliani bersama orang tuanya juga telah mendatangi sang pelatih, Pinten. Memastikan tekad karena ingin fokus bekerja di kampung dan menemani orang tua yang mulai memasuki usia senja.

Namun kuasa Tuhan berlaku bagi dirinya. Berkat kesabarannya dan masukan dari sang pelatih serta restu kedua orang tua, ia mendapat mujizat. Namanya masuk dalam daftar penerimaan anggota kepolisian.

“Tentu sangat senang dan tidak menyangka. Walaupun Tuhan belum memberikan medali saat di PON, tetapi akhirnya dapat kejutan melalui cara lain, yaitu diterima sebagai anggota Polri melalui proses seleksi yang digelar Desember 2021,” terangnya, Selasa (25/1).

Cita-cita menjadi seorang polwan sudah ada sejak lama. Menggeluti olahraga tinju merupakan salah satu upaya untuk membentuk mental dan bekal jika mendaftar nanti.

Setelah lulus SMP pada 2016, Luh Yuliani mulai mengenal olahraga tinju. Berawal dari ketaksengajaan melihat pelatihan tinju di Banjarmasin. Dari situlah muncul keinginan untuk menggeluti dunia tinju, walau awalnya ragu.

“Seiring berjalannya waktu dan latihan yang terus-menerus, orang pun segan mengganggu saya. Makin jauh makin banyak manfaatnya bagi saya dengan adanya olahraga tinju,” kisah petinju kelahiran Kapuas 29 April 2001 itu.

Bahkan sederet prestasi pernah diraihnya. Sntara lain medali emas Porpov, medali emas Pra-PON, dan sederet prestasi lainnya. Di regional Kalimantan peringkatnya lumayan bagus. Namun ada catatan baginya saat tampil di PON tahun lalu. Terlalu menganggap remeh lawan, sehingga tidak menggunakan semua tenaga saat tampil.

“Saya juga takut terjadi cedera pada tangan saya. Saya menyesal saat ini karena kalah pada perebutan perunggu dengan perwakilan Papua Barat. Itu tidak boleh terjadi lagi ke depan. Dengan modal sebagai anggota polisi, saya tentu makin optimistis untuk bisa menggapai prestasi ke depan,” yakinnya.

Luh Yuliani ingin tetap fokus berlatih, terutama menjelang Pra-PON, agar mendapat tiket untuk tampil pada PON yang akan datang. Walaupun ke depan ia akan bertugas sebagai polwan, tapi ia berjanji akan terus berlatih. Semoga ada kemudahan sehingga tetap berperan di dua bidang, yaitu sebagai anggota polisi dan atlet tinju.

Kedua orang tua pun sudah menerima kabar bahagia ini. Tak menyangka anak mereka bisa diterima sebagai anggota kepolisian yang bertugas sebagai abdi Negara.

Ayah (Ketut Purwata) dan Ibu (Wayan Swasti) bersama kelima saudaranya serta dua kakak tiri menetap di Trans Lamunti, karena orang tua berprofesi sebagai penari.

Luh Yuliani menginjakkan kaki di Kota Palangka Raya pada pertengahan 2016. Dibawa untuk mengenal dunia tinju. Orang tuanya pun mendukung penuh serta percaya kepada sang pelatih.

“Saya juga gemetaran saat menunggu hasil tes. Seperti saat mau naik ring untuk bertanding. Rasanya bercampur takut. Ternyata berhasil. Kita semua bersyukur dengan hasil ini,” tambah Luh.

Sebagai seorang anak, Luh sangat berterimah kasih kepada kedua orang tua serta anggota keluarganya yang telah mendukungnya sampai titik ini. Ia pun berharap keluarganya di kampung halaman selalu sehat. Ia berjanji suatu saat akan pulang kampung menjenguk keluarganya dengan mengenakan seragam polisi.

“Saya ingin memperbaiki rumah orang tua, membuat ruko agar mereka bisa berusaha dengan tidak harus susah-susah menjalani kehidupan di masa tua mereka,” ucapnya.

Ia juga berterima kasih kepada sang pelatih dan istri yang telah dianggapnya sebagai pengganti orang tua kandungnya selama berada di Kota Cantik. Di mata Luh, keduanya adalah sosok orang tua yang telah mendidiknya dengan sepenuh hati sebagaimana anak kandung.

Ada banyak suka duka selama menjadi karier sebagai atlet tinju. Terkadang mendapat tekanan ketika dimarahi pelatih. Namun semua itu justru menjadi motivasi baginya untuk tetap semangat berlatih menjadi altet tinju profesional dan sarat prestasi.

Luh berharap ke depannya atlet-atlet tinju Kalteng bisa menunjukkan kebolehan dan mengharumkan nama Kalteng di kancah nasional maupun internasional, sehingga Kalteng menjadi provinsi yang diperhitungkan dan tidak dianggap sebelah mata.

“Kuncinya adalah semangat dan kerja keras. Jangan mudah menyerah serta jangan takut. Tanamkan semangat isen mulang, maka prestasi akan menanti. Jangan berhenti berlatih,” tutupnya. (*/ce/ala/kaltengpos/kpfm101)

407 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.