PALANGKA RAYA-Banjir kembali melanda Bumi Tambun Bungai. Beberapa waktu lalu tinggi muka air mengalami kenaikan, khususnya di ibu kota Provinsi Kalteng, Palangka Raya. Rupanya, banjir di Kota Cantik ini bukan merupakan yang pertama tahun ini. Sejak awal Februari lalu, beberapa kabupaten telah dilanda banjir. Puluhan ribu jiwa terdampak. (data lengkap lihat grafis)
Berdasarkan data terbaru kondisi banjir di Kalteng, saat ini terdapat lima kabupaten dan satu kota yang tengah dilanda banjir. Yakni Kabupaten Kapuas, Gunung Mas, Pulang Pisau, Murung Raya, Barito Selatan, dan Kota Palangka Raya. Ketinggian banjir di atas satu meter. Banjir terparah terjadi di Kapuas, dengan ketinggian muka air mencapai 130 cm, disusul Gunung Mas dan Pulang Pisau dengan ketinggian air 150 cm, Murung Raya 100 cm, Palangka Raya 60 cm, dan Barito Selatan 30 cm. Jumlah desa yang terendam sebanyak 52 desa, tersebar di enam kabupaten/kota.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng Falery Tuwan mengatakan, seiring meningkatnya curah hujan sejak awal Februari, beberapa daerah mulai tergenang air.
“Sampai hari ini ada enam kabupaten/kota yang melapor bahwa daerahnya terendam banjir, terjadi sejak awal bulan ini, di Palangka Raya baru sepekan,” beber Falery kepada Kalteng Pos via telepon WhatsApp, Rabu (8/2).
Falery menyebut, setiap terjadi bencana akan selalu ada petugas BPBD daerah setempat yang diturunkan, khususnya daerah yang saat ini tergenang banjir. Namun sejauh ini hanya di Pulang Pisau yang sudah didirikan tenda pengungsian, yang sejauh ini ditempati 143 kepala keluarga (KK).
“Saat ini baru Pulang Pisau yang mendirikan tenda pengungsian, Palangka Raya belum, tapi petugas kami (BPBD) selalu stand by menangani bencana banjir di daerah masing-masing,” ucapnya.
Banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kalteng saat ini disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang hampir merata di setiap daerah. Beberapa waktu lalu BMKG sudah memperkirakan bahwa wilayah Kalteng akan diguyur hujan hingga akhir Maret. Dikatakan Falery, pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memprediksi kondisi cuaca yang berdampak pada bencana banjir di Kalteng.
“Data-data BMKG tentunya akurat, seperti curah hujan, terjadi mulai tanggal berapa hingga tanggal berapa, data itu bisa dipakai untuk kami mengantisipasi dampak yang terjadi, kami sudah sampaikan kepada para petugas di kabupaten/kota agar selalu memantau data-data yang disampaikan secara real time oleh BMKG,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Falery, belum lama ini pihaknya mengadakan rapat teknis dengan BMKG terkait pergantian musim tahun ini. “Musim hujan diperkirakan sampai bulan Maret, setelah itu barulah mulai menurun intensitasnya, tapi Februari ini masih akan sering turun hujan,” ucapnya.
Karena itu Falery mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan bekerja sama dengan petugas di daerah masing-masing untuk menghadapi banjir. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir diimbau untuk selalu hati-hati dan waspada terhadap bencana alam.
“Jika ada yang perlu bantuan, segera datangi petugas, kalau rumahnya kena banjir, hindari sumber-sumber listrik, segera mengungsi ke daerah yang lebih aman, bisa ke posko terdekat atau rumah keluarga yang tidak terendam banjir,” tandasnya.
Sementara itu, BPBD Palangka Raya terus melakukan pemantauan terhadap daerah yang berpotensi banjir. Menurut Kepala BPBD Palangka Raya Emi Abriyani, sejauh ini ada tujuh daerah yang terendam banjir, meliputi Kelurahan Bukit Tunggal, Palangka, Langkai, Petuk Katimpun, Marang, Tumbang Tahai, dan Bereng Bengkel.
“Untuk rumah warga, belum ada yang terendam, di tujuh kelurahan yang terendam, masyarakat masih beraktivitas seperti biasa,” beber Emi kepada Kalteng Pos melalui WhatsApp, kemarin.
Pihaknya akan terus bekerja sama dengan kelurahan dan ketua RT untuk update laporan. Jika kondisi banjir makin parah, akan sesegera mungkin dibangun tenda pengungsian, dapur umum, dan evakuasi terhadap warga. “Kami akan terus melakukan pengawasan, apabila air sudah mulai masuk ke rumah warga, kami akan segera mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, dan mengevakuasi warga,” ucapnya. (dan/irj/ce/ala/kpfm)