Kemenag Pastikan Ponpes di Kalteng Tidak Ada Ajaran Menyimpang

“Karena izin pendirian pesantren kan dari Kemenag, begitu pun dengan izin operasional, selama ini ponpes yang sudah urus izin melalui kami, terus kami pantau, pesantren di Kalteng yang telah berizin tidak ada yang menyalahi”
Dr Noor Fahmi
Kanwil Kemenag Kalteng
PALANGKA RAYA-Kontroversi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun tengah menjadi perhatian publik. Dugaan adanya ajaran menyimpang atau sesat di ponpes yang dipimpin Panji Gumilang tersebut menjadi pembelajaran masih semua pihak, khususnya para orang tua, agar lebih selektif memilih tempat menuntut ilmu agama bagi anak masing-masing.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalteng Dr H Noor Fahmi mengimbau agar orang tua selektif dan bijakasana sebelum memutuskan atau memilih ponpes bagi anak-anaknya untuk menuntut ilmu.
“Kalau orang tua memutuskan anak-anaknya masuk ponpes, sebaiknya terlebih dahulu mempertimbangkan dengan bijaksana, pilihlah ponpes yang betul-betul sesuai dengan ajaran agama Islam dan tidak mengarah kepada penyimpangan,” kata Fahmi kepada Kalteng Pos, Senin (10/7).
Menurutnya, orang tua bisa memilih dan memilah pesantren mana yang benar-benar cocok untuk sang anak. Sebab, lanjut Fahmi, sekarang sudah ada banyak ponpes di Kalteng maupun luar Kalteng dengan kualitas pengajaran yang tak kalah bagus dan terkenal.
“Orang tua bisa memilih dan memilah mana ponpes yang bisa mendidik anak ke arah yang baik, sebelumnya cek dahulu bagaimana kiprah alumni, kurikulum pesantrennya, dan lain-lain,” tuturnya.
Fahmi memastikan sejauh ini tidak ada ponpes di Kalteng yang terindikasi mengajarkan ajaran-ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran agama Islam.
“Karena izin pendirian pesantren kan dari Kemenag, begitu pun dengan izin operasional, selama ini ponpes yang sudah urus izin melalui kami, terus kami pantau, pesantren di Kalteng yang telah berizin tidak ada yang menyalahi (menyimpang, red),” jelasnya.
Mengenai ada atau tidak anak-anak muda Kalteng yang saat ini menempuh pendidikan di Ponpes Al-Zaytun, Fahmi mengaku tidak tahu, karena pihaknya tidak pernah mendata santri-santri yang belajar di ponpes.
“Orang yang sekolah ke sana (ponpes, red) tidak melapor ke kami, kan pilihan orang pribadi saja itu, tidak harus membuat rekomendasi atau semacamnya,” tuturnya.
Meski demikian, Fahmi menyebut pihaknya bisa melakukan pengawasan jika ada pihak-pihak yang dinilai menyebarkan ajaran-ajaran menyimpang, khususnya santri atau alumni Al-Zaytun yang sekarang menetap atau tinggal di Kalteng.
“Kalau ketahuan ada lulusan Al-Zaytun, misalnya si A, ya kami pantau saja, kalau memang menyebarkan ajaran yang menyimpang, barulah kami sampaikan ke pihak-pihak yang berwenang menangani,” pungkasnya. (dan/ce/ala/kpfm)