
PALANGKA RAYA – Kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Perjuangan itu masih diteruskan sampai hari ini dengan Merdeka Belajar yang telah digerakkan selama empat tahun terakhir.
Demikian disampaikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Rektor Universitas Palangka Raya, Prof Dr Salampak MS, pada saat menjadi inspektur upacara Apel Peringatan HUT ke-78 RI di halaman Rektorat UPR, Kamis (17/8).
“Layaknya perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Republik Indonesia, Merdeka Belajar juga digerakkan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan semangat gotong royong. Kolaborasi dalam menghadirkan transformasi telah melahirkan banyak perubahan terbesar dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia,” tulis Mendikbud Ristek.
Untuk jenjang pendidikan tinggi, program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka juga telah berhasil mengubah hidup lebih dari 760 ribu mahasiswa. Kesempatan belajar di luar kampus, baik di industri, di sekolah, sampai di lingkungan masyarakat, memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi generasi muda Indonesia untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara.
Apel peringatan HUT RI di UPR diikuti oleh pimpinan universitas, para dekan, Ketua Dharma Wanita Persatuan UPR Rosana SE MSi, pegawai, Ormawa, dan mahasiswa. Mereka mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Pada saat apel diserahkan penghargaan satyalancana karya satya kepada sejumlah ASN atas pengadiannya. Ada juga penyerahkan piala juara satu soccer Kapolda Cup yang diraih tim UPR ke rektor.
Seusaia upacara, kepada wartawan Salampak menyampaikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di UPR telah berjalan. Program ini, dalam rangka menyiapkan generasi muda menyambut Indonesia Emas di tahun 2045. Melalui Program Merdeka Belajar ini mahasiswa, belajar langsung di dunia kerja.
Tak hanya itu, menurut Salampak, melalui MBKM ini mahasiswa juga belajar tentang toleransi. “Melalui MBKM juga mahasiswa mengetahui tentang tiga dosa besar yang tak boleh terjadi di perguruan tinggi, perundungan, pelecehan seksual, dan intoleransi,” ujarnya.
Saat ini UPR telah menjalankan MBKM seperti diamanatkan oleh Menteri, meski Salampak mengakui untuk indeks kinerja utama (IKU) -2 mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, UPR belum mampu menjadi juara. Terbatas industri besar di Kalteng menjadi salah satu kendala. Karena untuk IKU-2 yang nilainya diakui adalah untuk pengalaman di industri skala nasional.
Namun demikian, UPR tetap berupaya dengan mengarahkan mahasiswa untuk mendapat pengalaman di luar Kampus melalui instansi pemerintah dan dunia kerja. Sejalan dengan MBKM itu, UPR kata Salampak sedang melakukan reorientasi kurikulum sehingga sejalan dengan program. Tujuannya agar mahasiswa tidak kebingungan lagi saat melaksanakan MBKM. (sma/k10/kpfm)