GPOP-Sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, menghadapi ancaman paham radikal yang merusak atau disintegrasi. Diantara upaya mencegahnya adalah lewat literasi keagamaan sejak usia anak-anak.
Adanya ancaman paham radikal yang disintegrasi itu disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Ali Ramdhani. Dia mengatakan ancaman paham radikal yang disintegrasi diantaranya disebabkan masuknya paham agama yang deseptif.
Untuk diketahui, paham keagamaan yang deseptif itu berbahaya. Pasalnya secara sederhana, pemahaman keagamaan yang deseptif artinya adalah pemahaman yang melenceng. Menurut Dictionary Meriam-Webster deseptif atau desepsi adalah sebuah tindakan yang membuat seseorang percaya tentang sesuatu yang tidak benar.
Pejabat yang akrab disapa Dhani itu mengatakan, ancaman paham deseptif bisa ditangkal dengan literasi keagamaan yang lurus sejak usia anak-anak. “Acara ini diharapkan menumbuhkembangkan budaya literasi keagamaan yang lurus dalam suasana kompetisi yang sehat di kalangan siswa madrasah,” kata Dhani dalam gelaran Madrasah Fest di Serpong (12/8). Acara tersebut digelar sejak 10 Agustus lalu.
Dhani mengungkapkan, kompetisi Madrasah Fest itu adalah wahana bagi siswa madrasah untuk mengembangkan bakat dan minat dalam bidang ilmu keagamaan. “Pemerintah perlu memotivasi siswa madrasah agar selalu meningkatkan intelektual, emosional, dan spiritual berdasarkan nilai-nilai agama,” ungkapnya.
Madrasah Fest 2023 dilaksanakan dalam rangka membumikan nilai-nilai keagamaan pada siswa madrasah. Di era digital yang disruptif, Kemenag berupaya menjaga keilmuan keagamaan Islam yang saat ini eksis bersama ilmu sains dan sosial. Gelaran tahun ini diikuti 817 peserta dari 34 provinsi di Indonesia. Para peserta terdiri atas 508 Madrasah Aliyah (MA), 227 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 82 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI). (jpg/abw/kpfm)
