PALANGKA RAYA – Setelah menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kini pemerintah mulai pasang badan menghadapi potensi bencana banjir yang menjadi langganan setiap musim hujan. Pasalnya, musim hujan di Kalteng sudah di depan mata. Hal ini sesuai dengan prediksi yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa Kalteng mulai memasuki musim hujan pada Oktober dasarian (sepuluh harian) dua.
Mengutip dari laman resmi Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut BMKG Kalteng, diprakirakan awal musim hujan 2023/2024 di Kalteng berkisar pada Oktober hingga November 2024. Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya, Muhammad Ihsan Siddiq mengungkapkan, kondisi cuaca di Kalteng pada umumnya berawan hingga hujan ringan.
Kalteng juga berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Oleh karena itu masyarakat harus mewaspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat dan banjir di beberapa wilayah rawan.
“Pada 22-24 Oktober 2023, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat cukup merata di wilayah Kalteng, mencakup 13 kabupaten dan satu kota,”kata Ihsan kepada Kalteng Pos, Minggu (22/10).
Sementara pada 25-28 Oktober 2023, Ihsan menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hanya terjadi di beberapa wilayah. Seperti Lamandau, Kotawaringin Barat, Sukamara, Seruyan bagian utara, Katingan bagian utara, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Kapuas bagian utara.
“Masyarakat perlu waspada potensi hujan bersifat lokal dengan durasi singkat yang dapat disertai angin kencang ataupun angin puting dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Ahmad Toyib meminta kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pencegahan dini akan potensi bencana banjir. Hal ini sesuai dengan prediksi dari BMKG bahwa Kalteng akan memasuki musim hujan sepenuhnya pada dasarian dua bulan November.
“Oleh karena itu, pemerintah kabupaten dan kota agar sejak dini sudah memetakan daerah yang rawan atau berpotensi banjir guna antisipasi apabila sewaktu-waktu musibah banjir melanda,”ujar Toyib kepada Kalteng Pos.
Di samping pemetaan daerah rawan banjir, Toyib meminta agar pemerintah kabupaten/kota mempersiapkan personil, sarana prasarana (sarpras), dan logistik. “Koordinasikan dengan seluruh stakeholder terkait, sehingga segala sesuatunya sudah disiapkan,”tambahnya.
Ia mengatakan, jika segala sesuatunya telah dipersiapkan, maka seandainya banjir terjadi semua pihak yang terlibat sudah paham untuk mengambil tindakan seperti apa. Pemprov Kalteng siap membantu apabila diperlukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Apabila kekurangan personel, sarpras, dan logistik pihaknya siap membantu jika diperlukan.
“Pemprov sifatnya back-up, mendorong pemda melakukan respon cepat terhadap bencana yang terjadi, memantau perkembangannya, dan membantu semaksimal mungkin terkait hal-hal yang tidak bisa tercover oleh kabupaten/kota,”ujarnya.
Sebelumnya, Toyib menyebut pihaknya tentu akan mengantisipasi potensi hujan dengan intensitas lebat pada daerah-daerah yang rawan bencana banjir, terutama di daerah dengan kondisi geografis dataran rendah seperti beberapa wilayah di Kabupaten Katingan, Kapuas, dan Barito Selatan.
“Tiga wilayah ini yang rawan terutama saat terjadi musim hujan kerap kali banjir. Ini yang menjadi kewaspadaan kita semua untuk menghadapi masa peralihan musim,”ungkap Toyib kepada Kalteng Pos, Kamis (14/9).
Toyib mengatakan, banjir terjadi akibat intensitas hujan yang terus menerus dan konsisten. Oleh karena itu patut diwaspadai terutama untuk daerah-daerah dataran rendah yang notabene rawan banjir. (dan/ala/kpfm)