Pengeluaran Penduduk Kalteng Meningkat

BADAN PUSAT STATISTIK

PALANGKA RAYA-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Kalteng tahun 2022 mencapai Rp1.442.295. Nilai rata-rata pengeluaran tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,33 persen jika dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka Rp1.395.826.

Jika dibandingkan dengan pengeluaran per kapita penduduk Indonesia yang mencapai angka Rp1.327.782, maka pengeluaran per kapita per bulan penduduk Kalteng terbilang tinggi. Hal itu ditengarai oleh kuantitas komoditas yang dikonsumsi oleh penduduk serta harga komoditas di Kalteng.

Menurut Statistisi Ahli Muda BPS Kalteng Muhammad Taufiqurrahan, pengeluaran konsumsi terbagi atas dua kelompok, yakni pengeluaran untuk makanan (pengeluaran pangan) dan bukan makanan.

“Kedua jenis pengeluaran itu saling berkaitan. Pada kondisi pendapatan terbatas, kebutuhan makanan didahulukan. Sehingga pada kelompol berpendapatan rendah, akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatan digunakan untuk membeli makanan,” jelasnya.

Pengeluaran penduduk terbesar disisihkan untuk pengeluaran kebutuhan makanan, yaitu sekitar 52,88 persen atau Rp762.634. Sementara sisanya, yaitu sekitar 47,12 persen atau Rp679.661 digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Proporsi pengeluaran makanan mengalami kenaikan 6,93 persen dibandingkan dengan bulan Maret 2021. Sehingga dapat disimpulkan penduduk Kalteng cenderung mengutamakan pengeluaran untuk makanan daripada bukan makanan.

“Jika dibandingkan secara regional, pangsa pengeluaran makanan penduduk Kalteng (52,88 persen), menempati urutan kedua teratas setelah Provinsi Kalimantan Barat (54,08 persen). Sedangkan yang terkecil adalah Provinsi Kalimantan Timur (45,24 persen),” Imbuh Taufiq.

Di sisi lain, apabila berdasarkan daerah tempat tinggal, pangsa pengeluaran yang besar di Kalteng utamanya ditemukan pada penduduk perdesaan. Sekitar 56,79 persen pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makanan, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan bukan makanan. Sementara, pangsa pengeluaran penduduk perkotaan, sekitar 51,89 persen digunakan untuk kebutuhan makanan dan sisanya untuk kebutuhan bukan makanan.

Secara umum, menurut komoditas makanan, proporsi pengeluaran komoditas makanan dan minuman menjadi 23,12 persen, yakni memiliki nilai rata-rata pengeluaran tertinggi dibandingkan kelompok komoditas makanan lainnya. Lalu, pengeluaran konsumsi rokok dan tembakau sebesar 12,61 persen, ikan (12,32 persen), padi-padian (11,64 persen), dan sayur-sayuran (8,99 persen) masing-masing menempati urutan kedua hingga kelima teratas pengeluaran konsumsi makanan penduduk Kalteng.

Perbedaan daerah tempat tinggal turut menggeser pengeluaran konsumsi komoditas makanan penduduk. Sejalan dengan berkurangnya penerapan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pascapandemi Covid-19 pada beberapa kabupaten/kota di Kalteng, konsumsi makanan dan minuman menjadi kontributor terbesar untuk pengeluaran pangan, baik di perkotaan maupun perdesaan, dengan proporsi pengeluaran mencapai 26,11 persen untuk perkotaan dan 21,04 persen untuk perdesaan dari total pengeluaran komoditas makanan. Selanjutnya, komoditas rokok dan tembakau (14,03 persen), ikan (12,39 persen), padi-padian (12,35 persen), dan sayur-sayuran (9,22 persen) masing-masing menempati urutan kedua hingga kelima teratas pengeluaran konsumsi makanan penduduk perdesaan.

Berbeda halnya dengan penduduk perkotaan, konsumsi ikan (12,23 persen), padi-padian (10,61 persen), rokok dan tembakau (10,58 persen) dan sayur-sayuran (8,65 persen) masing-masing menempati urutan kedua hingga kelima teratas. Sangat terlihat bahwa asupan makanan penduduk kota relatif lebih memprioritaskan kandungan gizi dan value makanan.

Lebih lanjut, dikatakan Taufiq, menurut data BPS, untuk pengeluaran per kapita per bulan di kabupaten/kota Kalteng tahun 2022, Kabupaten Lamandau menempati urutan tertinggi dengan total pengeluaran Rp2.026.264 (sekitar 51,94 persen untuk kebutuhan makanan dan sisanya untuk kebutuhan bukan makanan). Sementara yang terendah di Kabupaten Kapuas, dengan total pengeluaran Rp 1.099.371 (sekitar 57,69 persen untuk kebutuhan makanan dan sisanya untuk kebutuhan bukan makanan).

Berdasarkan hasil Susenas Maret 2022, hampir tiga per lima penduduk Kalteng memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di atas satu juta rupiah. Dengan kata lain, masih terdapat dua per lima penduduk Kalimantan Tengah yang hanya sanggup melakukan pengeluaran per kapita untuk konsumsi di bawah satu juta rupiah. Perbedaan tingkat kesejagteraan masyarakat kota dan desa, di mana 62,02 persen penduduk perkotaan memiliki kemampuan finansial per kapita di atas satu juta rupiah. Sementara penduduk perdesaan, ada sekitar 61,84 persen yang memiliki pengeluaran di atas satu juta rupiah.

“Dapat diartikan penduduk yang menyisihkan uang kurang dari satu juta rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya lebih banyak berada di perdesaan dibandingkan dengan perkotaan, kendati ada kemungkinan biaya hidup di perdesaan cenderung rendah,” tukasnya. (ovi/ce/ala/kpfm)

323 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.