Telaten Diajarin Ayah, Sabet Juara 1 Lomba Lukis Tingkat Provinsi

Khansa Adelia Ardhani, Remaja Tunarungu yang Jago Menggambar

Khansa Adelia Ardhani

Keterbatasan fisik tidak menghalangi Khansa Adelia Ardhani untuk berprestasi. Sejak menekuni hobinya di dunia seni lukis atau menggambar, Khansa yang terlahir sebagai tunarungu telah memiliki segudang prestasi. Berbagai karya yang dihasilkan mengantarkannya meraih berbagai trofi di ajang tingkat provinsi.

DHEA UMILATI, Palangka Raya

SENYUM mengambang pada wajah Khansa tatkala setengah gambar sudah berhasil ia rampungkan. Gadis berkerudung biru itu menunjukkan hasil gambarannya kepada wali kelas yang duduk tak jauh darinya. Sebagai seorang yang memiliki hobi menggambar sejak kecil, tentu bukan hal sulit baginya untuk menggambar ataupun melukis. Saat ditemui Kalteng Pos di sekolahnya, Senin (16/10), Khansa dengan antusias menceritakan awal mula dirinya termotivasi untuk menggambar.

“Katanya dia mulai tertarik menggambar sejak usia 9 tahun,” ujar Ana, sang wali kelas yang membantu penulis untuk berkomunikasi dengan Khansa.

Jari jemari lentiknya dengan lihai dia gerakkan untuk menceritakan pengalamannya. “Saat itu belajar ditemani ayahnya, lalu diajarkan ayahnya untuk menggambar, itu katanya,” lanjutnya.

Menurut penuturan Ana, Khansa memang sering menggunakan waktu luangnya untuk menggambar. Selain karena hobi, anak dari pasangan Yanto dan Ika Wati itu rajin menggambar untuk menyelesaikan tugas sekolahnya, khususnya mata pelajaran seni budaya.

Ana menyebut, gadis kelahiran 30 Juli 2005 itu pernah mengikuti lomba menggambar di tingkat provinsi.

“Waktu itu lomba di tingkat provinsi dapat juara 1, dia masih kelas 1 SMP saat itu,” terangnya.

Kala itu Khansa terpilih untuk mewakili sekolah dan keluar sebagai juara umum. Tidak hanya itu lanjut Ana, setahun berselang, Khansa kembali mengharumkan nama sekolah.

“Di kelas 2 SMP dia ikut lomba melukis tingkat provinsi, dapat juara 1 juga,” ujarnya.

Khansa mengaku jika momen sang ayah mengajarkannya menggambar saat ia kecil merupakan pengalaman berkesan baginya. Sang ayah mengajarkannya dengan telaten.

“Sejak saat itu dia jadi suka menggambar, karena ayahnya yang menemaninya langsung saat pertama kali belajar menggambar,” katanya.

Lanjut Ana menceritakan, Khansa tidak hanya menggambar di buku gambar atau melukis di kanvas, tetapi juga menggunakan aplikasi gambar yang ada di laptop atau ponsel pintar. “Dia pernah melukis wajah orang juga, biasanya dia dibayar,” terang sang wali kelas.

Khansa, gadis kelahiran Kebumen itu juga sering membuat desain mobil. Karena ayahnya punya usaha bengkel, dan sering melihat sang ayah bekerja, jadi tertarik mendesain mobil. Ia juga sering menggambar tokoh anime, terinspirasi dari film-film yang ditonton. Hobinya itu sangat didukung orang tua maupun pihak sekolah.

“Khansa ini, kalau waktu pembelajaran selalu aktif, cepat tanggap, rajin, dan tipe yang gigih,” ucap wanita yang saat itu mengenakan kerudung cream.

Sebagai guru, tentu saja Ana harus memahami karakter anak-anak didiknya. Dikatakannya, keterbatasan yang dimiliki Khansa bukanlah halangan baginya untuk berkarya. Gadis kelahiran Kebumen itu tetap menjalani hari-harinya seperti anak seusianya pada umumnya.

Khansa merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sang adik saat ini masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar.

“Katanya adik laki-lakinya enggak bisa menggambar, jadi cuma dia saja yang suka menggambar,” kata gurunya itu. Menggambar merupakan salah satu cara dari gadis kelahiran 2005 itu untuk mengekspresikan diri. Untuk membuat komik sendiri, Khansa masih dibimbing oleh gurunya, khususnya untuk pembuatan alur cerita. Kendati demikian, lanjut Ana, Khansa cepat menanggap ketika diberi masukan ataupun arahan.

“Layaknya anak-anak pada umumnya. Setelah istirahat sepulang sekolah, dia biasanya membantu pekerjaan rumah, seperti merebus air, menanak nasi, menyapu, cuci piring, dan lainnya,” ungkapnya.

Selebihnya, lanjutnya, Khansa akan menghabiskan waktu di kamar untuk corat-coret di kertas ataupun menggunakan wacom untuk melukis di laptop. Jika hari libur, ia akan menghabiskan waktu untuk melukis di kanvas.

Menurut Ana, kegemaran Khansa untuk menggambar sudah tampak sedari kecil. “Mulai kecil sebelum sekolah sudah suka corat-coret, tapi baru mulai belajar melukis sekitar kelas IV sampai V SD,” ujarnya. Orang tuanya  sangat berharap Khansa bisa mandiri dan sukses dengan mengembangkan bakat. “Karena Khansa merupakan anak yang kurang percaya diri, jadi kami sebagai orang tua harus selalu memberi dukungan dan dorongan untuk masa depannya,” pungkasnya. (*/ce/ala/kpfm)

532 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.