Dua Siswa SMAN 1 Palangka Raya Juara Lomba Peneliti Belia

Kejelian melihat potensi lingkungan membuat dua siswa SMAN 1 Palangka Raya, Muhammad Aldhi dan Zofan Wahyu Ananta, berhasil menjadi juara ajang Lomba Peneliti Belia (LPB) Provinsi Kalteng 2023. Keduanya meneliti kekayaan gambut Kalteng dan limbah rumah tangga seperti ampas teh untuk dijadikan briket.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
UPAYA menggali potensi energi terbarukan dari keberlimpahan sumber daya alam (SDA) dilakukan Muhammad Aldhi dan Zofan Wahyu Ananta, dua siswa berprestasi dari SMAN 1 Palangka Raya. Inspirasi mengombinasikan gambut dan ampas teh menjadi briket, membawa kedua peneliti muda itu meraih juara pertama perlombaan di bidang lingkungan pada ajang Lomba Peneliti Belia (LPB) Provinsi Kalteng 2023.
Briket berbahan dasar gambut dan ampas teh menyimpan potensi untuk menjadi alternatif energi terbarukan yang ramah lingkungan.
“Penelitian kami ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan energi. Seperti kita ketahui, sumber energi yang digunakan oleh manusia sejauh ini kan masih mengandalkan bahan bakar fosil seperti batu bara, tetapi itu kan berdampak buruk bagi lingkungan,” ungkap Muhammad Aldhi saat dibincangi Kalteng Pos di SMAN 1 Palangka Raya, Selasa siang (21/11).
Pria yang akrab disapa Aldhi itu mengungkapkan, dilatarbelakangi kondisi masih maraknya penggunaan bahan bakar fosil, ia bersama Zofan Wahyu Ananta bereksperimen untuk menciptakan briket atau arang yang bisa digunakan sebagai sumber energi. Briket itu berbahan dasar gambut dan ampas teh yang dicampur.
“Gambut di Kalteng ini kan melimpah dan juga memiliki kandungan karbon tinggi. Kalau ampas teh kami pilih karena mengandung selulosa dan karbon. Selulosa itu, kalau dibakar memiliki suhu yang tinggi, jadi panasnya tinggi,” kata pemuda berusia 16 tahun itu.
Ketika potensi gambut dan ampas teh tadi dicampurkan menjadi briket, keduanya yakin briket itu bisa dijadikan sumber energi, meski tidak dalam skala besar. Saat ini pihaknya masih menguji briket. Jadi belum sampai ke tahap pemanfaatan.
“Bisa disimpulkan briket itu berpotensi menjadi sumber energi, karena nilai kalornya gede, laju pembakarannya stabil, dan asap yang dihasilkan dari briket gambut kombinasi ampas teh ini hanya sedikit, sehingga bisa dibilang ramah lingkungan,” jelasnya, didampingi rekan eksperimennya, Zofan Wahyu Ananta.
Keduanya berkomitmen mengembangkan briket gambut kombinasi ampas teh itu hingga ke pemanfaatan. Lebih jauh, briket gambut kombinasi ampas teh ini ingin keduanya olah menjadi sumber energi pembangkit listrik ramah lingkungan. Keduanya sudah bereksperimen, menguji berbagai variabel, dan mengotak-atik berbagai skema untuk mengembangkan sumber energi dari briket itu sejak 20 Juni 2023 lalu.
“Seperti pembangkit listrik, saat ini pembangkit listrik kita rata-rata pakai energi batu bara. Nah, kami masih berpikir dan bereksperimen bagaimana menggantikan batu bara dengan briket,” tambah pemuda yang duduk di bangku kelas XI-1 itu.
Sejuah ini penelitian keduanya masih terus berproses. Penemuan alternatif energi terbarukan dari briket gambut kombinasi ampas teh itu masih akan terus diuji. “Saat ini sudah 50 persen, masih belum sampai pada tahap pemanfaatan, tetapi kami tahu betul sifat bahan ini, dari nilai kalornya hingga kadar abu, jadi kami berusaha memantapkan dahulu konsepnya sebelum digunakan,” pungkasnya. (*/ce/ala/kpfm)