Pesona Alam Air Hitam dan Surung Danum Pikat Wisatawan

Mengunjungi Destinasi Wisata Kota Cantik saat Libur Natal

WISATA ALAM: Masyarakat Kota Palangka Raya menghabiskan libur natal dengan mengunjungi wisata Kereng Bangkirai dan Surung Danum, tampak wisatawan saat berwisata, kemarin (26/12).  

Destinasi wisata di Kota Palangka Raya dipenuhi pengunjung. Dua tempat yang menjadi favorit adalah Wisata Air Hitam di Kereng Bangkirai dan Wisata Surung Danum yang terletak di Kecamatan Bukit Batu. Dua destinasi wisata tersebut menjadi pilihan utama warga selama libur natal tahun 2023 ini.  

AGUS JAYA-ILHAM-DHEA UMILATI, Palangka Raya

SELAMA libur natal, salah satu tempat yang berhasil memikat wisatawan adalah Taman Wisata Air Hitam Sungai Sebangau. Destinasi wisata ini berada di Kelurahan Kereng Bengkirai. Diperkirakan ribuan warga Kota Cantik Palangka Raya mengunjungi taman wisata yang terkenal dengan wisata susur sungainya ini.

“Jumlah pengunjung di taman wisata di hari libur Natal tahun ini cukup meningkat, diperkirakan jumlah pengunjung kemarin mencapai lebih dari 1.500 orang,” kata Ketua Pokdarwis Kereng Bengkirai H Sabran Usin, Selasa (26/12).

Dikatakan oleh Sabran Usin, jumlah pengunjung ini sedikit lebih banyak dari pada akhir pekan atau hari libur biasanya.

“Jumlah pengunjung itu kita hitung itu dari mereka yang membayar biaya asuransi saat pengunjung naik ke wahana kapal susur sungai, belum lagi pengunjung yang datang naik wahana lain atau cuma sekedar bersantai di dermaga bersama keluarga,” ujarnya lagi sambil menambahkan bahwa hampir seluruh kapal susur sungai di Dermaga Kereng Bengkirai yang berjumlah 16 buah berangkat mengangkut penumpang.

Terkait persiapan libur natal dan tahun baru (Nataru) sendiri, Sabran Usin mengatakan bahwa Pokdarwis  akan mengupayakan agar musim liburan ini pengunjung bisa berwisata secara nyaman. Namun diakuinya salah satu kendala yang dihadapi oleh Pokdarwis untuk membuat taman wisata ini bisa menarik pengunjung adalah terkait terkendala dana.

Selama ini, kata Sabran Usin, demi menarik pengunjung agar mau berwisata di Taman Pelabuhan Kereng Bengkirai di hari libur nasional, pihaknya harus  berusaha sendiri. Tidak ada sama sekali bantuan diberikan instansi terkait. Padahal momen saat libur nasional seperti Nataru, pihaknya sangat berharap ada dukungan dan bantuan dari pemerintah.

Bantuan tersebut sangat diperlukan Pokdarwis untuk membuat berbagai kegiatan untuk menarik pengunjung mau datang ke taman wisata Kereng Bengkirai. “Masa orang cuma datang terus diam saja, kan juga orang perlu kegiatan untuk hiburan,” ujarnya.

Sabran Usin mewakili para anggota Pokdarwis mengharapkan, agar pihak pemerintah bisa secara serius membantu pengembangan wisata di Dermaga Taman Wisata Kereng Bengkirai. Bantuan yang diharapkan baik berupa bantuan dana pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di Dermaga Kereng Bengkirai maupun juga bantuan lainnya.

“Pemeliharaan di sini jangan juga dibebankan sepenuhnya ke kami, kelompok Pokdarwis sebagai pengelola karena kami juga tidak punya sumber pendapatan,” ucapnya.

Terlebih lagi selama ini seluruh pendapatan dari biaya tiket masuk ke taman wisata masuk ke pendapatan dinas pariwisata dan daerah dan tidak pernah ada dibagikan juga kepada Pokdarwis sebagai  pengelola.“Semuanya dana dari tiket di loket masuk itu masuk ke kas daerah dan tidak ada pernah sepeserpun yang tinggal di sini,” katanya.

Padahal di sekitar Dermaga taman wisata Kereng Bengkirai sendiri banyak prasarana yang rusak dan harus di benahi. Terlebih lagi Dermaga Kereng Bengkirai ini sendiri adalah Dermaga tua yang dulunya di gunakan sebagai pelabuhan tempat bongkar muat barang. Selama ini setiap kerusakan yang ada diperbaiki sendiri secara  urunan oleh anggota Pokdarwis.

Disebutnya, sejumlah sarana yang diperbaiki oleh Pokdarwis Antara lain seperti perbaikan dermaga apung, juga perbaikan lantai di dermaga yang juga banyak yang rusak. Selain itu perbaikan sejumlah tenda yang ada di sekitar taman wisata ini.

“Inikan awalnya Dermaga bongkar muat barang yang sudah puluhan tahun umurnya, jadi kalau ada kerusakan ya memang wajar saja, jadi selama ini Dermaga ini bisa bertahan ya bagaimana Pokdarwis saja bisa memperbaikinya hingga bisa dipakai sampai sekarang,” kata Sabran.

Ke depan Sabran Usin mengharapkan agar pihak pemerintah bisa ikut membantu Pokdarwis  dalam kegiatan pengelolaan Taman Wisata Dermaga  Kereng Bengkirai. Terlebih disebutnya lagi Taman wisata Kereng Bengkirai sudah menjadi salah satu tempat wisata unggulan di wilayah kota dan di Kalteng sendiri.

“Harapan kami di tahun mendatang mohon dibantulah pokdarwis  dan masyarakat Kereng Bengkirai di sini, pemerintah jangan cuma mengharapkan  mau mengambil uangnya  saja tetapi tidak sepeserpun di tinggal di sini, jadi bantulah kami agar bisa sama sama mengelola tempat wisata ini supaya bisa semakin maju,” ucapnya.

Destinasi wisata berikutnya adalah Surung Danum. Wisata yang terkenal dengan keasrian alamnya tersebut sukses menjadi wadah rekreasi bagi kalangan masyarakat. Ketika memasuki masa-masa liburan atau hari besar keagamaan, para wisatawan yang berkujung lebih banyak dari pada hari-hari biasanya. Hal tersebut dijelaskan oleh pengelola Surung Danum, Ibnu. Saat Sabtu dan Minggu pun banyak pelancong yang berdatangan.

“Kira-kira, 30-40% pengunjung mengalami kenaikan daripada hari biasa,” jelasnya saat ditemui Kalteng Pos di Surung Danum, Selasa (26/12).

Biaya masuk perorangan sangat terjangkau. Hanya dengan Rp. 5000 sudah dapat masuk kedalam wisata tersebut. Harga masuk pun tetap sama saat momen liburan. “Terkecuali ada seperti event. Itu ada kenaikan dari segi biayanya,” bebernya.

Wisatawan yang berkunjung ke Surung Danum beragam. Ada yang dari Sampit, Buntok dan mayoritasnya tetap dari Kota Palangka Raya. Dan biasanya, datang dengan satu keluarga.

Di Surung Danum sendiri, sangat melimpah jenis rekreasi. Mulai dari berenang, ATV, motorvtrail, berkemah. Disana, disediakan empat ATV dan dua motor trail dengan masing-masing tarif sebesar Rp. 30.000 per 15 menit. Untuk berkemah, pihaknya menyewakan tenda. Mulai dari tenda untuk perorangan yang dapat disewa seharga Rp50.000, hingga tenda untuk dua hingga tiga orang yang dapat disewa seharga Rp100.000-Rp150.000.

“Kami full fasilitas. Dari menyewa tenda tersebut, sudah beserta terpal dan penerangan,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Darmanto selaku pendiri dari Wisata Surung Danum menjelaskan arti dari Surung Danum itu sendiri. Jadi, Surung Danum itu diambil dari bahasa Dayak yang berarti air pasang. “Ini kami juga berdiskusi dengan sepuh maupun tokoh Dayak setempat. Muncul lah nama Surung Danum,” katanya.

Salah satu kelebihan dari wisata tersebut ialah memiliki sungai alam yang mengalir. Itu menjadi daya tarik tersendiri. Dan karena itu lah, para pengunjung datang tidak hanya sekali dua kali saja.

Lelaki berusia 43 tahun tersebut mengungkapkan bahwa dibuatnya Surung Danum ini berawal dari Pokdarwis. Namun disebabkan Pokdarwis ini berasal dari sekelompok masyarakat, sehingga menimbulkan pro dan kontra.

“Dari kelompok itu kan ngumpul-ngumpul tu. Ada omongan dari salah satu anggota itu ngumpul terus dan keluar dana. Namun nihil hasil. Akhirnya Pokdarwis itu dibubarkan. Na karena ini lahan pribadi, saya sendiri yang melanjutkan,” jelasnya.

Perihal keamanan tempat wisata, itu sudah terjamin, lanjut pria berasal Jawa Timur tersebut. Karena pihaknya menggunakan jasa anak karang taruna.

“Apalagi kalau hari besar keagamaan. Pengunjung jadi membludak. Jadi kami manfaatkan anak-anak karang taruna,” katanya.

Salah seorang pengunjung Surung Danum, Putra mengaku baru dua kali berkunjung ke wisata tersebut. Dirinya beserta keluarga tertarik berlibur disana disebabkan oleh tempat tersebut nampak baru. Dan, mendapatkan informasi melalui sosial media, Facebook.

“Nyaman lokasinya. Sejuk. Banyak pohon. Namun, lokasinya terlalu jauh masuk ke dalam. Aku kira dipinggir ja,” katanya.

Pria berusia 32 tahun tersebut menjelaskan, saat menuju ke Surung Danum, sempat bertanya kepada warga setempat. Titik koordinat yang dipaparkan oleh Google Maps menurutnya sedikit tidak sesuai.

“Saran saya, harus diberikan petunjuk jalan menuju Surung Danum. Supaya enak juga para wisatawan yang ingin berlibur. Kalau tidak ada, nampak kesusahan,” ungkapnya.

Di Surung Danum, mendapatkan fasilitas yang memadai, lanjut Putra. Selain itu, biaya masuk beserta sewa menyewa perlatan tergolong terjangkau.

Sementara itu, Pilemon Sembiring mengatakan di wisata Surung Danum banyak memberikan pilihan hiburan bagi keluarga. Seperti berenang, ATV, membakar ikan, memancing, bahkan sampai disediakan tempat untuk berkemah. “Sambil nyenengin adek juga kan. Pokoknya nyaman lah kalau di sini,” katanya.

Namun, pria berasal dari Medan tersebut menyoroti kebersihan ditempat tersebut. Dirinya menilai, masih banyak sampah, daun-daun kering berserakan. “Saya harap, kedepannya pengelola maupun petugasnya, itu bisa memperhatikan dari segi kebersihannya. Karena saya lihat, masih kurang bersih di sini,” katanya.

Wisata Kuliner di Pelabuhan Rambang

Selain wisata alam, wisata kuliner Pelabuhan Rambang juga banyak dikunjungi masyarakat selama libur. Kuliner menjadi salah satu alasan Pelabuhan Rambang ramai oleh pengunjung. Ini disampaikan oleh Wakil Ketua Pengelola Wisata Kuliner Pelabuhan Rambang, Marlina Wati.

“Justru pengunjung yang datang itu lebih banyak mencari kuliner tradisional,” ujarnya kepada Kalteng Pos, kemarin.  

Karena makanan tradisional, kata Marlina, merupakan makanan yang mengingatkan tentang kampung halaman. Sehingga cita rasanya secara tidak lamgsung akan membawa mereka kembali ke memori lama.

“Olahan-olahan khas Banjar itu justru lebih digandrungi di sini,” ungkapnya. 

Ia menyebutkan mulai dari apam serabi, putu mayang, gumbili selada, lupis, pais sagu, kakulih, hingga bingka menjadi pilihan makanan yang sangat dicari disana. “Di bandingkan gorengan dan bakaran biasa, olahan Banjar itu lebih laris. Apalagi pedagangnya juga merupakan orang yang berasal dari sana langsung,” jelasnya.

Ia menambahkan jika olahan khas Banjar tersebut lebih cepat habis dibandingkan jajanan yang lainnya. “Kadang justru sebelum maghrib itu sudah habis terjual,” lanjutnya. Karena di Pelabuhan Rambang kuliner tersebut lah yang menjadi daya tarik bagi pengunjung. Baik itu pengunjung lokal maupun dari luar daerah.

Di momen libur Natal dan tahun baru ini pengunjung yang datang juga cukup ramai. Hanya saja menurutnya jika dilihat hingga saat ini tidak seramai tahun sebelumnya.

“Ini ramai, tapi tidak seramai tahun lalu. Mungkin saja belum karena tahun baru masih beberapa hari lagi dan mungkin juga karena dari pedagangnya juga ada beberapa yang tutup karena sedang libur,” terangnya.

Pengunjung yang datang tidak hanya dari kalangan orang dewasa, tetapi juga anak muda. Salah satu pengunjung yang datang untuk menikmati senja disana adalah Mona gadis berusia 22 tahun. Ia mengaku jika saat ini ia tengah menikmati masa-masa liburnya. “Karena saya tidak pulang ke kampung halaman, jadi saya menikmati masa libur hanya disini saja,” ungkapnya.

Menurutnya Pelabuhan Rambang menjadi salah satu pilihannya karena ia bisa menikmati olahan-olahan yang dulu sering ia nikmati saat kecil. “Ada pais, lupis, bingka dan yang lainnya, itu makanan yang dulu sering di makan pas kecil jadi walaupun tidak pulang ke kampung halaman masih bisa makan makanan yang mengingatkan sama rumah,” tuturnya.

Di tempat yang sama juga ada Ibu Dina. Ia mengatakan jika ia tengah mengajak anak-anaknya menikmati waktu libur. “Biasanya mereka kami ajak ke tempat bermain anak-anak, tapi sekarang kepikiran mau ngajak mereka ke tempat lain jadi saya ajak kesini,” ujarnya. Sekalipun demikian anak-anaknya cukup antusias di ajak mendatangi tempat tersebut.

“Kebetulan saya juga lagi mau kulineran jadi sekalian saja,” ucapnya sembari terkekeh. Terlebih lagi menurutnya anak-anaknya cenderung menyukai olahan manis, sehingga ketika ia membeli olahan tradisional yang ada disana anak-anaknya juga turut menikmati. “Justru mereka yang lebih banyak makan daripada saya,”tutupnya. (*/ala/kpfm)

329 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.