Menyaksikan Teater Borneo Art Play di Pentas Raya

Penampilan seni pada Pentas Raya disuguhkan oleh tim dari Borneo Art Play. Teater yang mereka bawakan membuat penonton terpukau. Teater berjudul “Himba” itu benar-benar membuat penonton yang hadir di Aula UPT Museum Balanga terbawa suasana.
IRPAN JURAYZ, Palangka Raya
TAMPIL di sesi kedua pada pagelaran Pentas Raya, Borneo Art Play menyuguhkan penampilan teater dengan judul “Himba”. Abdul Khafizd tak menyangka penampilan teaternya itu ditonton oleh puluhan pengunjung. Teater yang dibawakan itu menceritakan tentang kedekatan seorang cucu dan kakeknya.
“Cucunya bernama ‘Himba’, dengan rasa ingin tahu yang sangat besar, membawanya masuk dalam petualangan di hutan keramat. Di tengah hutan itu, ia tertarik dengan seekor binatang terbang yang bisa memancarkan cahaya. Ia ingin menangkap dan memilikinya,” kata Khafizd usai pertunjukan, Minggu (17/12).
Melalui penampilan teater itu, pihaknya ingin membangkitkan kepedulian penonton terhadap lingkungan khususnya hutan, serta mengingatkan bahaya keserakahan.
Teater tersebut dimainkan enam orang, yakni Fani Aditiya, Budiyanto, Lusy Oklivtita, Abdul Khafizd, Amanda Dwi Ramadhanti, dan Daniel Nuhan. Para penonton yang hadir begitu terbawa suasana dengan penampilan mereka. Pertunjukan teater itu menggunakan media boneka, permainan bayangan, dan topeng.
“Media itu kami pilih untuk disajikan kepada penonton anak. Kami kemas dalam suatu pertunjukan yang ringan, sehingga anak-anak tetap memiliki ruang imajinasi sendiri,” ungkap bapak dua orang anak itu.
Dikatakannya, pertunjukan seni berjudul “Himba” itu sudah dipentaskan pada beberapa kota di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bekasi, dan Yogyakarta pada awal tahun 2023. Ia berharap dengan makin banyak pertunjukan teater yang dipertontonkan bagi anak-anak di Palangka Raya, makin banyak pula orang yang peduli dengan hutan dan lingkungan.
“Hal itu dimulai dari yang kecil-kecil, karena sekecil apa pun peran kita dalam menjaga alam dan lingkungan, akan sangat berpengaruh dan berdampak. Semoga konsep lokal masyarakat dalam mempertahankan hutan dan lingkungan tetap terjaga dan lestari,” pungkasnya. (*/ce/ala/kpfm)