Tiga Tahun Selesaikan Hafalan, Bercita-cita Jadi Dokter Kecantikan

Kisah Iqlima Dhuha Anwar, Penghafal 30 Juz Al-Qur’an yang Penuh Inspirasi (12)

SALEHA: Iqlima Dhuha Anwar, penghafal 30 juz Al-Qur’an yang bercita-cita menjadi dokter. Foto: DOKUMEN PRIBADI UNTUK KALTENG POS

Tidak terasa ulasan tentang sosok penghafal Al-Qur’an sudah memasuki edisi ke-12 atau pekan kedua Ramadan. Sosok hafiz yang dibahas kali ini adalah Iqlima Dhuha Anwar. Gadis 17 tahun itu berhasil menyelesaikan hafalannya dalam tempo tiga tahun.   

MUTHOH, Palangka Raya

IQLIMA Dhuha Anwar merupakan salah satu santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfiz Putri Bani Ibrahim, yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz Al‐Qur’an. Untuk memantapkan hafalan, perempuan yang sering disapa Iqlima itu sering menghabiskan waktunya untuk mengulangi hafalan.

Anak pertama dari dua bersaudara itu sudah mulai menghafal Al-Qur’an sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Meski bukan berasal dari keluarga penghafal Al-Qur’an, sedari kecil Iqlima telah dimasukkan ke Taman Pendidikan Al‐Qur’an (TPA) untuk belajar mengaji. Setelah selesai mengaji iqra atau huruf hijaiyah, Iqlima melanjutkan ngajinya ke juz amma. Dari juz amma itulah hafalannya dimulai, meski hanya sebatas pada juz 30.

“Dulu sempat sekolah di Al–Falah setahun sebelum di sini (Pondok Pesantren Tahfiz Putri Bani Ibrahim). Dulu kalau mau ngafal atau menekuni semacam bidang tertentu seperti tahfiz atau kaligrafi, maka harus ambil program lagi di luar program sekolah pada umumnya di Al–Falah. Karena ambil program itu, maka harus bayar lagi dan sebagainya. Jadi sewaktu kelas VIII atau 2 SMP saya pindah ke sini, sekalian agar lebih dekat dengan orang tua yang tinggal di Jalan Yos Sudarso. Orang tua juga lebih mudah kalau mau jenguk saya, enggak perlu jauh‐jauh,” kata Iqlima, Senin (18/3).

Meski menghafal Al-Qur’an merupa keinginannya, perempuan kelahiran 30 Maret 2007 itu sempat kaget saat pertama kali masuk dan menjadi santri di pondok tahfiz. Sebab, sebagai besar waktu dihabiskan untuk menghafal dan ada target hafal yang harus disetor tiap hari. Karena bukan seorang yang memiliki latar belakang penghafal Iqlima, Iqlima sempat mengalami kesulitan dalam menghafal. Namun berkat usaha dan ketekunan, akhinya ia mampu menghatamkan atau menuntaskan hafalannya hingga 30 juz dalam jangka waktu 3 tahun atau tepat pada Ramadan tahun lalu (2023).

“Awalnya kaget, sehari setorannya lebih dari selembar, tetapi disaranin dikit aja dulu, setengah halaman enggak apa-apa, alhamdulillah lama‐lama terbiasa, mulai dari juz 3 sudah mulai bisa ngejar atau setoran sesuai target, dan saya biasanya kalo ngafal itu di waktu tahajud atau salat Subuh karena sunyi, kan kondisinya tenang dan sepi, bagus untuk menghafal, lalu paginya tinggal setoran aja,” jelasnya.

Memasuki usia 17 tahun, Iqlima juga mulai menata masa depannya. Sedari kecil anak perempuan buah hati pasangan Anwar Sadad dan Jeli Sri Pahlawanti itu bercita‐cita menjadi seorang dokter. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Iqlima kerap menonton film tentang kesehatan atau dokter bedah. Karena itulah ia pun berkeinginan menjadi seorang dokter ahli bedah. Cita-citanya itu didukung penuh sang ibu, Jeli Sri Pahlawanti.

“Dari kecil emang saya suka nonton dokter gitu, terutama dokter bedah, tapi semakin bertambah usia, kadang suka ngerasa kok ngeri ya bedah badan manusia, akhirnya pengen lebih kepada kecantikan aja, jadi maunya jadi dokter kecantikan, kata mama enggak apa-apa, coba daftar fakultas kedokteran, kalau keterima ya alhamdulilah, kalau enggak kan bisa coba lagi atau pilih alternatif lain, tapi untuk sementara pengennya masuk fakultas kedokteran,” ungkapnya.

Selain tekun dalam menghafal dan mengikuti berbagai lomba bidang fahmil Qur’an tingkat kabupatenmaupun provinsi, kini Iqlima mulai mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi. Untuk itu ia sering mendalami pelajaran dasar seperti biologi dan matematika.

“Saat ini saya fokus kepada menghafal dan mengulang hafalan biar lebih kuat, sambil mulai persiapan dasar untuk masuk fakultas kedokteran, cuman masih dipikirkan mau masuk kampus mana, karena sambil ngecek kampus yang fakultas kedokterannya bagus,” pungkasnya. (*bersambung/ce/ala/kpfm)

265 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.