Bincang-Bincang dengan HM Riban Satia di Acara Podcast Ruang Redaksi

PALANGKA RAYA – Nama HM Riban Satia masih sangat familiar bagi warga Kota Palangka Raya. Sosok yang dua periode menjabat wali kota di Ibu Kota Provinsi Kalteng ini. Setelah lama tidak terlihat di berbagai media massa, Riban Satia hadir dalam acara Podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos, Rabu (22/5). Selain diulas di koran cetak dan online, perbincangan bersama sosok berpengaruh itu juga ditayangkan di kanal YouTube Kalteng Pos.
Riban Satia digadang-gadang bakal maju pada pemilihan gubernur (pilgub) Kalteng periode 2024-2029. Ia merupakan salah satu tokoh potensial yang berhasil membawa Kota Palangka Raya maju dan berkembang. Ketika namanya diperbicangkan sebagai salah satu figur kuat yang akan ikut berkontestasi pada November mendatang, Ribah hanya terkekeh.
“Kalau nama saya sudah terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) berarti tandanya saya maju, tapi kalau tidak terdaftar di KPU, berarti tidak maju,” ucap Riban Satia mengawali perbincangan dalam acara Podcast Ruang Redaksi.
Mantan Wali Kota Palangka Raya dua periode itu mengatakan, dirinya tidak hanya belajar dari pengalaman, tetapi juga belajar dari rekan-rekan yang mengikuti pemilihan legislatif (pileg) sebelumnya.
“Saya belajar dari pengalaman teman-teman yang ikut pileg kemarin, jadi saya sudah katakan, kalau saya mau maju di 2024, saya harus siap,” tegasnya.
Dalam podcast kali ini, Riban juga berbicara mengenai biaya atau logistik dalam mengikuti pemilu, terutama pada pileg beberapa waktu lalu. Menurutnya, tiap peserta mengeluarkan biaya yang tidak sama besarnya.
“Kita tidak boleh mengklaim bahwa ini mahal, tidak ada istilah mahal, yang ada hanya apakah kita siap atau tidak. Hanya ada dua pilihan, siap kalah dan siap menang,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, dibandingkan dua pilihan tersebut, tidak ada yang memilih untuk tampil tetapi tidak siap menang. Untuk itu, menurutnya tidak cukup jika hanya dengan ilmu saja, tetapi juga praktik lapangan.
“Saya sering mengatakan saya ini bukan orang politik, juga bukan birokrat, tapi saya ada di akademisi, sehingga saya tidak dalam ruangan yang gelap,” tuturnya.
Mengingat dirinya juga seorang dosen, sehingga hal itu juga menjadi atensinya. Karena itulah ia menyebut dirinya berada pada ruangan yang terbuka dan transparan.
“Kalimantan Tengah ini sebenarnya diberikan keuntungan, jika dibandingkan dengan daerah daerah lain sedikit lebih istimewa. Sumber daya alam (SDA) tersedia, apa pun bentuk sumber daya alamnya. Hanya saja SDA itu belum dikelola dengan baik, baik itu komunikasi maupun koordinasi dengan pemerintah pusat,” ungkap Riban.
Menurut Riban, pemerintah harus bisa proaktif untuk mengelola daerah dengan baik. Sebagai seorang mantan wali kota, Riban berpesan kepada seluruh calon yang akan berkompetisi pada pemilihan wali kota.
“Menjadi seorang pemimpin harus bisa mengatur tiga pilar kunci kepemimpinan, karena pintu keberhasilan dan pintu kelemahan kita ada di situ. Saya tidak akan menjustifikasi siapa nanti yang akan maju, begitu pula dengan menggurui calon ataupun masyarakat. Silakan masyarakat menggunakan hati nurani untuk menentukan pilihan,” pungkasnya. (zia/ce/ala/kpfm)