
PALANGKA RAYA – Dalam rangka menyambut pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2024 yang makin dekat hari pelaksanaannya, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Palangka Raya menggelar doa lintas agama.
Kegiatan tersebut digelar di Ruang Rapat Pateng Karuhei, Kantor Wali Kota Palangka Raya, Rabu (26/6). Hadir dalam kesempatan itu, para tokoh yang menjadi perwakilan dari kelima agama. Ada Ustaz Abdul Sani (Islam), Pdt Jasalmen Purba (Kristen), I Made Sadyana (Hindu), Supriduta (Buddha), dan Josef Dudi (Katolik).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Palangka Raya Sahdin Hasan menjelaskan, doa lintas agama tersebut dilakukan sebagai bentuk persiapan menyambut pilkada. Tujuannya tidak hanya untuk memastikan kelancaran proses pemilihan, tetapi juga sebagai sikap tegas menolak intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di Palangka Raya.
“Saat ini Palangka Raya memasuki tahapan penting dalam proses pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Kami mengajak semua pihak untuk bersatu demi memilih pemimpin yang mampu memajukan kota ini, serta memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan infrastruktur,” ujar Sahdin Hasan.
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam menghadapi perbedaan pendapat yang wajar terjadi di tengah masyarakat. “Segala perbedaan diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat, tanpa menggunakan kekerasan yang bisa memicu perpecahan,” ujarnya.
Sementara itu, Prof Dr Andrie Elia SE MM sebagai pemateri dalam diskusi terkait pilkada mengatakan, proses pemilihan kepala daerah merupakan momen penting dalam kehidupan berdemokrasi di negara ini. Ia juga mengingatkan pentingnya mewaspadai penyebaran informasi hoaks yang dapat mengganggu proses pemilihan yang berlangsung dalam suasana kegembiraan dan kedamaian.
Semangat untuk menjaga persatuan dan merayakan kebebasan berdemokrasi menjadi fokus utama dalam tiap tahapan menuju pilkada 2024 di Palangka Raya. Dengan doa bersama dan diskusi yang konstruktif, diharapkan masyarakat dapat terlibat aktif dalam memilih pemimpin yang kelak memimpin kota ini ke arah kemajuan.
Proses pemilu merupakan momen regenerasi kepemimpinan serta mengenal keterampilan dari pemimpin di suatu daerah. Karena itu, sangat penting memahami karakter calon pemimpin, memastikan program yang diusung untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.
“Pemilu merupakan implementasi negara kita yang menganut sistem demokrasi, pemilu juga merupakan bentuk kedaulatan rakyat, sehingga pemimpin dipilih dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, pemerintah hanya sebagian instrumen atau fasilitator dalam penyelenggaraan, sebagai fasilitator tentunya harus menjaga netralitas,” katanya.
Untuk diketahui, selain Andrie Elia Embang, yang juga turut diundang menjadi pemateri dalam forum pembaruan kebangsaan itu yakni Dr Marko Mahen dengan materi terkait melindungi jemaat dan diri sendiri atau nafsu. Selain itu ada Dr Tirta yang membahasa soal hidup berdampingan dengan falsafah huma betang dari sudut pandang agama Hindu Kaharingan dan Dr Mambang Tubil yang memberikan materi perihal bersama mengawal pilkada damai. (mut/ce/ram/kpfm)