Tokoh yang Mendaftar ke Parpol Punya Peluang Diusung

MENUJU KH 1

PALANGKA RAYA – Beberapa nama bakal calon (balon) yang akan bertarung pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Kalteng sudah melakukan pergerakan. Beberapa baliho sudah disebarkan dan dipasang untuk mengenalkan diri ke masyarakat. Semua figur yang mendaftar ke partai politik (parpol) memiliki peluang besar mendapatkan rekomendasi untuk diusung.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) Farid Zaki menyebut, semua calon masih memiliki peluang, mengingat proses pendaftaran masih dua bulan. 

“Saat ini tebak-tebakan belum bisa menjadi kepastian, senjata ampuhnya ada pada rekomendasi partai, kalau nama-nama yang ada mengantongi rekom (rekomendasi, red), kayaknya akan mengubah permainan, jadi semua masih punya peluang,” kata Farid kepada Kalteng Pos, Senin (24/6).

Menurutnya, saat ini Nuryakin sedang melakukan test the waters. Namun Farid memprediksi, kalaupun tidak mendapat KH 1, maka Nuryakin akan mengincar kursi kepala daerah di Kabupaten Murung Raya. Menurutnya, peluang Nuryakin lebih besar di sana.

“Analisis saya, Nuryakin ujungnya akan maju di Kabupaten Murung Raya, karena ia akan masuk dalam circle Sabran family, seperti Rahmat Hamka. Karena sudah ada nama Agustiar, maka dia (Nuryakin, red) akan mundur dengan teratur,” tegasnya.

Walaupun demikian, peluang Nuryakin masih ada. Apalagi pengalamannya di birokrat sangat cukup. Itu menjadi nilai plus untuk dipertimbangkan.

Mengenai sosok Willy M Yoseph, menurut Farid perlu ada diskusi panjang dengan sang adik, Perdie M Yoseph. Bahkan kekuatan akan lebih diarahkan ke Perdie, walaupun Willy masih memiliki ambisi dengan mencuri beberapa peluang.

“PDIP masih menjadi partai pemenang di Kalteng. Kalau PDIP berani membuka poros baru, saya kira akan muncul itu, tetapi menurut saya itu susah, karena saat ini posisi PDIP menjadi antithesis Jokowi, jadi perlu berkoalisi,” tuturnya.

Sedangkan sosok Sri Siswanto, Tugiyo WiratModjo, dan Mayjen (purn) TNI Purwo Sudaryanto, menurut Farid nama-nama tersebut masih berada di bawah Edy Pratowo.

“Kalau nama-nama yang belakangnnya ada O, maka nama Edy Pratowo masih di peringkat pertama kalau dari kalangan Kalimantan-Jawanya,” kata Farid.

Sedangkan Supian Hadi, menurutnya sama seperti Willy M Yoseph. Masih perlu menunggu pergerakan PDIP. Apalagi pria yang biasa dipanggil SHD itu berkoar-koar mengincar kursi orang nomor satu di Kalteng.

“Kalau dia mau menurunkan ego untuk ke orang nomor dua, maka kartunya masih bisa terbuka. Karena yang mengincar kursi nomor satu merupakan nama-nama besar. Ditambah lagi akan sulit bagi SHD karena kasus besar yang menyeret namanya yang membuatnya mendapat SP 3,” tuturnya.

Selanjunya, Faridawaty Darland Atjeh juga masuk dalam bursa pilkada. Menurut pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR) Jhon Retei Alfri Sandi, adanya keterwakilan perempuan menjadikan pentas pilkada lebih menarik. Sejauh ini baru Faridawaty yang terang-terangan menunjukkan diri untuk maju bertarung pada pilkada tahun ini.

”Menjadi seorang pemimpin tidak harus laki-laki, perempuan juga punya kapabilitas untuk menjadi seorang pemimpin,” tuturnya.

Selain menjadi representasi pemilih perempuan yang jumlahnya cukup besar, kehadiran calon pemimpin perempuan juga lebih bisa memahami naluri sesama gender.

Sejauh ini, belum banyak tokoh perempuan yang namanya muncul di tengah masyarakat bakal ikut maju pada Pilkada Kalteng. Kandidat yang sudah muncul masih didominasi tokoh laki-laki.

“Perempuan tentu akan lebih mudah memahami naluri perempuan. Dalam banyak hal, kehadiran pemimpin perempuan sangat dibutuhkan,” sebutnya.

Jhon menilai Faridawaty memiliki polularitas yang tinggi karena karier politiknya bagus.

“Ibu Farida menduduki jabatan sebagai ketua parpol besar dan menjabat Wakil Ketua III DPRD Kalteng, tidak mungkin tidak dikenal masyarakat,” kata Jhon.

“Selain rekom partai, kita perlu lihat jalinan koalisi yang dibangun oleh beliau (Faridawaty, red), itu perlu tercapai agar mampu mengantarnya untuk mendaftar di KPU Kalteng,” tegasnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPR ini menyebut tinggal melihat konfigurasi yang dibangun. Seberapa kuat yang telah dibangun.

“Mengenai peluang, saya kira semua punya peluang, tinggal kita lihat simpul-simpul yang dibangun oleh Faridawaty. Saat ini kan beliau telah membangun komitmen dengan Gerindra. Kita lihat saja pergerakan ke depannya,” tutur Jhon.

Dalam pandangannya, selain bisa menjadi magnet bagi para pemilih, ketokohan perempuan juga akan menjadi faktor penentu kemenangan seorang kandidat. (irj/ce/ala/kpfm)

342 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.