Drainase Harus Berfungsi Optimal

Sepekan ke Depan, Hujan Diprediksi Merata Se-Kalteng

PALANGKA RAYA – Senin sore (1/7), Kota Palangka Raya diguyuri hujan deras. Suasana makin mencekam ketika berembus angin kencang. Pohon besar dan tua pun tumbang. Genangan air muncul di badan jalan protokol. Meski hanya sejenak, tetapi cukup mengganggu aktivitas warga. Hingga siang harinya, hujan masih saja turun dari langit kota. Meninggalkan jejak genangan di mana-mana.

Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya Hendrikus Satriya Budi melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Heri Fauzi mengatakan situasi masih aman, meski terdapat genangan.

“Kami bersama tim TRC BPBD Kota Palangka Raya telah melakukan pengecekan dan penyisiran, kondisi masih aman, tidak ada genangan yang mengganggu aktivitas masyarakat,” katanya.

Beberapa lokasi yang menjadi pantauan BPBD Kota Palangka Raya yakni Jalan Kinibalu, Jalan Beliang, dan Jalan Belibis. Meski terdapat genangan air dari luapan drainase, tetapi masih dapat dilintasi kendaraan. “Selain itu ada di Jalan Rajawali dan Temanggung Tilung dengan kondisi aman, dengan sedikit genangan di badan jalan,” ujarnya.

Salah satu warga Jalan Temanggung Tilung, Sofi mengatakan kondisi jalan utama masih terbilang aman untuk dilintasi, meski ada sedikit genangan di pinggir.

“Alhamdulillah airnya enggak menggenang seperti biasanya, mungkin karena hujannya deras tetapi tidak lama, jadi airnya masih bisa ditampung masuk ke drainase,” ungkapnya.

Sofi tak memungkiri genangan air selalu terlihat di badan jalan ketika turun hujan lebat. Endapan pasir dan rumput liar diduga menjadi penyebab tidak lancarnya aliran air dalam drainase.

Heri Fauzi mengatakan, pada kondisi cuaca pancaroba seperti sekarang ini, masyarakat perlu mewaspadai pohon tumbang. Apabila menemukan pohon tua, segera melakukan peremajaan.

“Sebelum peremajaan, potong dulu pohon yang sudah tua itu, karena kalau tidak dipotong bisa berbahaya, beberapa kali BPBD membantu warga untuk potong pohon yang sudah tua, kalau memang tidak punya alatnya atau takut untuk menebang, bisa menghubungi BPBD Kota Palangka Raya, kami siap membantu,” jelasnya.

Selain itu, BPBD Kota Palangka Raya juga akan melakukan penyisiran untuk mengecek pohon di sekitar jalan protokol dan permukiman warga. Hal ini dilakukan untuk memastikan keselamatan masyarakat dari ancaman pohon tumbang.

Terpisah, pemerhati kebijakan kota, Dr Fransisco menyebut penanganan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya selama ini dinilai tidak komprehensif dan tidak menyentuh akar masalah. Tindakan yang diambil terkesan sekadar formalitas tanpa hasil yang signifikan.

“Tidak selalu drainase harus besar, yang penting drainase tersebut berfungsi atau tidak, apakah tertutup oleh bangunan atau tidak. Ini perlu dicermati dan ditindaklanjuti pemko,” ujarnya, Selasa (2/7).

Selaku pemerhati kebijakan, ia menekankan bahwa pemko harus tegas dalam memastikan drainase berfungsi normal. Jika ada bangunan atau semenisasi yang menutup akses drainase, segera dibuka dan dibersihkan petugas.

“Jujur, ini adalah pekerjaan rumah lama bagi pemko yang belum terselesaikan hingga hari ini. Harus ada inventarisasi masalah lapangan, bukan hanya soal ukuran drainase, tetapi juga fungsinya. Jika ada semenisasi, harus bisa dibuka dan dibersihkan. Pemko juga perlu terus menyosialisasikan ini kepada masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, perlu ada kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan tidak menutup akses pembersihan drainase. Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan saluran drainase harus terus digencarkan pemko.

Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya Khemal Nasery juga menyoroti kondisi genangan air di Jalan Temanggung Tilung dan sekitar. Menurut Khemal, genangan air mengganggu aktivitas masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi banjir jika hujan deras terus berlanjut.

“Genangan air yang terjadi di Jalan Temanggung Tilung sudah menjadi masalah yang berulang tiap kali turun hujan deras. Ini perlu segera ditangani agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar,” tutur Khemal.

Pihaknya telah mengusulkan agar dinas terkait segera melakukan tindakan preventif untuk mengatasi genangan air. Salah satu langkah yang diusulkan adalah perbaikan dan peningkatan sistem drainase di wilayah tersebut.

“Kami desak dinas terkait untuk segera turun lapangan dan melakukan perbaikan sistem drainase. Selain itu, perlu ada pembersihan saluran air secara rutin agar tidak tersumbat sampah dan sedimen,” tegas Khemal.

Legislator Partai Golkar meminta masyarakat untuk peduli dengan lingkungan. Jangan hanya berharap pada pemerintah untuk turun tangan. “Kesadaran masyarakat perlu dibangun sejak dini. Bisa saja satu minggu sekali selokan ataupun drainase dibersihkan, supaya air tetap mengalir dengan lancar,” ujarnya.

Prediksi BMKG

Sepekan ke depan sebagian besar wilayah Kalteng diprediksi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini potensi banjir yang terjadi di sebagian besar wilayah Kalteng.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Chandra mengatakan, dalam tiga hari ke depan hujan masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Kalteng. Dijelaskannya, peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Kalteng terjadi akibat kelembaban udara, beberapa lapisan cukup basah, dan labilitas lokal kuat hingga mendukung proses konvektif skala lokal.

“Dalam tiga hari ke depan sebagian wilayah terjadi hujan, pada 2 Juli meliputi 14 kabupaten/kota, 3 Juli ada potensi turun hujan berintensitas sedang hingga lebat di wilayah Kobar, Kotim, Katingan bagian selatan, Pulpis, Seruyan, dan Kapuas,” bebernya kepada awak media, Selasa (2/7).

Kemudian, pada 4 Juli diprediksi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di 14 kabupaten/kota. Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada akan potensi hujan lokal dengan durasi singkat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang maupun angin puting beliung di wilayah Kalteng.

Chandra menjelaskan, kondisi cuaca di Kalteng pada umumnya berawan dan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah.

“Berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” tuturnya seraya menyebut bahwa berdasarkan prediksi cuaca sepekan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi merata se-Kalteng.

Chandra menjelaskan, saat ini Kalteng dalam masa transisi cuaca. Pada umumnya mengalami awal musim kemarau di bulan Agustus, kecuali di wilayah Kalteng bagian tenggara seperti Katingan bagian selatan, Kapuas bagian selatan, Pulpis bagian selatan yang diprediksi kemarau lebih cepat yakni pada bulan Juli dasarian (10 harian) II. “Saat ini masih masa peralihan cuaca (pancaroba), yang mana aktivitas awan hujan akan intensif,” pungkasnya.

Terkait kondisi banjir di Kalteng, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, selama dua hari belum masuk data terkait banjir. Artinya, untuk sementara wilayah Kalteng terbilang aman.

“Tapi malam tadi (Senin malam, red) baru dapat info dari Kalaksa Katingan, ada satu kecamatan sejak sore kemarin (Senin sore) terdampak, mungkin hari ini masuk laporannya,” beber Toyib kepada Kalteng Pos, Selasa (2/7).

Menyikapi soal kondisi cuaca yang berpotensi terjadi hujan di sebagian besar wilayah, Toyib mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir agar menyimpan barang penting ke tempat aman dan membatasi aktivitas di luar rumah. Apabila berada di luar rumah, hindari pohon besar, baliho, dan saluran air/gorong-gorong.

“Sebaiknya siapkan juga tas siaga yang dapat membawa makanan, minuman, obat, uang, pakaian, dokumen berharga, dan lain-lain jika sewaktu-waktu harus mengungsi,” pungkasnya. (dan/ovi/mut/ham/ce/ram/kpfm)

302 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.