Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu Menyambangi Dua Layanan Kesehatan

Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu menunjukkan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat dengan melakukan kunjungan kerja ke pos pelayanan terpadu (posyandu). Dalam kunjungan itu, Hera secara langsung mengukur badan dan kesehatan balita serta mengecek kondisi posyandu.
MUTOHAROH, Palangka Raya
KAKI melangkah dengan penuh perhatian. Mengecek infrastruktur dan kelengkapan posyandu satu per satu. Dengan senyuman yang tak pernah pudar, Hera menggendong balita. Menyapa warga yang hadir, menunjukkan kepedulian dan ketulusannya dalam setiap jengkal langkah.
Posyandu Melati di Jalan Ir Soekarno dan Posyandu Pelita Hati di Jalan Karanggan menjadi tujuan inspeksi kali ini. Kunjungan pada Rabu sore (3/7) itu untuk memastikan semua posyandu aktif dan beroperasi sesuai standar yang telah ditetapkan.
Kehadiran Hera Nugrahayu bukan sekadar kunjungan, tetapi juga membawa pesan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama Pemko Palangka Raya. Dengan kepedulian yang nyata, diharapkan posyandu dapat terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
“Posyandu sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, menyusui, dan balita, harus dipastikan keberfungsian kader serta fasilitas yang digunakan,” kata Hera.
“Kami melakukan pengecekan untuk memastikan keberfungsian dan keakuratan peralatan yang digunakan di posyandu,” tambahnya.
Selain memeriksa kelengkapan peralatan, Hera juga langsung melakukan pengukuran terhadap balita. Pemko Palangka Raya menargetkan 100 persen pengukuran badan balita harus dilakukan. Dengan melibatkan kolaborasi lintas sektor seperti puskesmas, posyandu, dinas kesehatan, disdalduk, dan babinsa, target tersebut dapat tercapai, dengan total 18 ribu balita berhasil diukur.
Di samping pengecekan posyandu dan fasilitas, juga dilakukan intervensi terhadap stunting sebagaimana yang terus digencarkan Pemko Palangka Raya. Hera mengatakan, program pemberian makanan tambahan untuk balita yang terkena dan terindikasi stunting sudah dilakukan dan akan terus dilakukan.
Namun, ia menekankan bahwa selain intervensi terhadap balita, diperlukan juga intervensi terhadap remaja putri yang merupakan hulu atau awal dari upaya mencegah peningkatan stunting.
Tahapan penanganan stunting ini berawal dari remaja putri, lalu calon pengantin setelah menikah dan hamil memastikan gizi dan asupan selama hamil cukup. Ini bagian tugas dari tim kesehatan. Setelah lahir, pemantauan terhadap tumbuh kembang anak mulai dari imunisasi, pengukuran berat badan, tinggi badan, gizi, dan lingkar kepala harus terus dilakukan hingga anak usia 3 hingga 5 tahun.
“Jika imunisasi dan gizinya bagus, insyaallah sampai tua tubuhnya akan kuat. Program penanganan akan kembali lagi ke tahap awal remaja putri. Sedangkan untuk remaja putra, harus menjaga pola hidup, kebersihan diri, dan tidak merokok demi kesehatan,” tambah Hera.
Selain itu, Hera juga menyoroti pentingnya pencatatan dan pengecekan kesehatan bagi pasangan calon pengantin. Saat ini, pemko tengah mendorong tim kecamatan dan kelurahan untuk aktif dalam pencatatan calon pengantin. Menurut Hera, calon pengantin harus terdeteksi, tercatat, dan terlapor untuk memastikan kesehatan mereka, seperti hemoglobin (Hb) dan aspek kesehatan lainnya.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah kota untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dari masa balita hingga remaja dan dewasa. “Kami akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan untuk memastikan tumbuh kembang anak yang sehat dan kuat,” tutup Hera.
Di tempat yang sama, Ketua RT 05 RW 13 sekaligus Ketua Posyandu Melati, Tenung Wati mengatakan, dengan datang ke posyandu, masyarakat akan mendapat berbagai pelayanan pemeriksaan kesehatan pada balita. Mulai dari pengukuran badan, lingkar kepala, tinggi atau panjang tubuh, serta pelayanan imunisasi. Posyandu juga memberikan pelayanan pengecekan kehamilan secara gratis bagi ibu hamil, tanpa biaya.
“Kami bekerja sama dengan Puskesmas Menteng. Kami buka pada sore hari tanggal 3 tiap bulan. Selain pelayanan kesehatan, kami juga memberikan edukasi dengan berdongeng, seperti makanan bergizi itu apa saja, dan proses melahirkan itu bagaimana dan harus di mana, agar masyarakat paham,” jelasnya.
Di samping itu, posyandu ini juga menyediakan makanan sehat untuk balita seperti bubur dan susu. Selain untuk mengalihkan perhatian saat anak menangis, cara ini juga dilakukan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan balita.
Hingga saat ini, Tenung Wati belum menemukan anak balita yang terkena stunting. Namun ia menjumpai ada enam yang terindikasi berpotensi terkena stunting. Hal ini telah disampaikan ke pihak Puskesmas Menteng untuk diteruskan ke Disdalduk Kota Palangka Raya agar mendapatkan makanan tambahan. Meski begitu, ia mengaku bahwa masyarakat yang melakukan pemeriksaan belum memenuhi target.
“Kami targetkan 50 balita atau ibu hamil, tetapi tiap kami buka, paling hanya 25 hingga 30 saja. Kami imbau masyarakat yang memiliki balita atau ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan dan imunisasi. Kami berharap kerja sama ketua RT untuk mengimbau masyarakat,” harapnya.
Salah satu warga bernama Aisyah, mengaku sangat terbantu dengan adanya posyandu. Ia dapat mengetahui kondisi kesehatan anaknya. Meski dilakukan di tempat terbuka dan di salah satu rumah RT, ibu satu anak itu mengaku anaknya mendapatkan pelayanan dan fasilitas standar. Selain itu, ia juga mendapat pengetahuan lebih dari edukasi cerita yang selalu dihadirkan saat posyandu.
“Kalau mengenai pemeriksaan, di sini cukup lengkap, menurut saya ini sudah sesuai standar posyandu pada umumnya, yang bikin beda itu ada edukasi ceritanya, kami jadi tahu mengenai makanan apa saja yang bergizi untuk dikonsumsi anak-anak,” katanya. (ce/ram/kpfm)