Bagi Siswa yang Tak Diterima, Disdik Siap Rekomendasikan Sekolah

PALANGKA RAYA – Sembari menggandeng anak perempuannya, seorang ibu menyisir deretan pertokoan Pasar Besar, Palangka Raya, Minggu (30/6). Masuk ke satu toko, lalu keluar, dan masuk lagi ke toko lainnya. Pagi itu begitu padat. Dipadati orang tua yang juga berburu kebutuhan sekolah untuk anak-anak mereka.
Setelah beberapa kali mencoba peruntungan, akhirnya ia menemukan sebuah toko yang menjual seragam sekolah dengan berbagai ukuran. Matanya berbinar saat melihat deretan seragam merah putih yang tergantung rapi. Dengan teliti, ia mulai mencari ukuran yang pas. Tiap seragam yang diambilnya, dipegang dan dirasakan dengan penuh perhatian, memastikan kualitas dan kenyamanan untuk sang anak.
Ketika menemukan beberapa seragam yang kira-kira cocok, ia pun membawa anaknya ke depan cermin persegi panjang di tengah ruangan. Di sana, ia membantu anaknya mencoba seragam satu per satu. Dengan penuh kasih sayang, ia memperhatikan tiap detail.
“Ya, harus teliti. Apakah bahannya nyaman, apakah potongannya pas, dan apakah anak saya merasa nyaman saat memakai,” ujar Novita, pembeli seragam sekolah untuk anaknya.
Anaknya yang berusia 8 tahun itu berdiri dengan sabar, mengikuti arahan sang ibu. Tiap kali seragam dicoba, sang ibu akan memeriksa dengan cermat. Memastikan bahwa seragam itu tidak hanya terlihat baik, tetapi juga nyaman untuk digunakan.
Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya menemukan seragam yang sempurna. Ukurannya 12. Lengan panjang. Tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, tetapi pas di tubuh sang anak. Untuk satu pasang seragam merah putih dibanderol Rp240 ribu. Tawar-menawar dengan penjual. Akhirnya menemukan harga sepakat. “Tadi kenanya 220 ribu,” ucapnya. Dengan seragam yang sudah terbungkus rapi, ibu muda ini pun melangkah keluar dari toko.
Sementara itu, seorang ibu lainnya, Dian Saputri sangat antusias menyambut tahun ajaran baru. Putrinya yang akan memasuki sekolah dasar (SD), merupakan alasan utama kegembiraannya. Perempuan berusia 33 tahun itu membeli seragam di toko yang berada di Jalan KS Tubun. Satu set seragam merah putih SD lengan pendek seharga Rp120.000 dan satu set seragam Pramuka berkisar Rp160 ribu.
Dian memilih untuk membeli seragam yang sudah jadi meski ukurannya akan disesuaikan lagi oleh tukang jahit. Menurutnya, biaya itu lebih ringan dibandingkan harus membeli kain untuk selanjutnya dijahit oleh penjahit. Lebih hemat uang.
“Saya bersyukur karena tidak sulit mencari baju seragam yang dibutuhkan anak saya, terutama jika dibeli lebih awal sebelum hari masuk sekolah. Tadi kualitas bahan kayaknya standar saja, saya tidak tahu apa jenis bahannya,” ujar Dian.
Disdik Tanggapi soal PPDB
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya telah menetapkan jadwal dan tahapan proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2024, yang mana prosesnya telah selesai pada 26 Juni lalu. Mulai dari pengumuman persiapan tahun ajaran baru, pendaftaran PPDB, hingga pendaftaran ulang.
Kepala Disdik Palangka Raya Jayani melalui Kepala Bidang Pembinaan SMP Muhamad Aswani mengatakan, prosesnya sudah selesai pada 26 Juni lalu. Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan perihal adanya calon murid yang belum mendapatkan sekolah. Meski demikian, Disdik tetap siap memberikan rekomendasi jika masih ada calon peserta didik baru yang belum menemukan sekolah.
“Kalau mengenai ada murid yang belum mendapat sekolah, sampai saat ini kami belum terima laporan. Kalaupun ada calon peserta didik yang tidak diterima di sekolah tujuan, kami akan mengarahkan ke sekolah yang masih memiliki kuota dan dekat dengan tempat tinggalnya,” jelas Aswani.
Jika nanti ada laporan calon murid yang belum mendapatkan sekolah, Disdik akan memberikan surat rekomendasi sebagai alternatif untuk disalurkan ke sekolah lain, baik negeri maupun swasta. Namun keputusan akhir tergantung pada orang tua murid atau si calon murid, mau menerima rekomendasi itu atau tidak. Muhamad Aswani berharap semua calon murid mendapatkan sekolah.
Menanggapi pelaksanaan PPDB, Dian, warga Jalan Karet mengaku tidak mengalami kendala. Putrinya berhasil masuk ke sekolah yang sesuai dengan zona tempat tinggalnya, tanpa ada pungutan biaya tambahan.
“Pihak sekolah memberikan arahan dan penjelasan yang sangat membantu mengenai kesulitan dan kendala yang mungkin dihadapi orang tua selama pelaksanaan PPDB,” ujarnya. (ovi/mut/ce/ram/kpfm)