Daerah Siaga Karhutla Bertambah

PALANGKA RAYA – Saat memasuki musim kemarau, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah (Kalteng) kian meningkat. Titik api dan jumlah kejadian karhutla mulai intens terjadi di daerah-daerah. Kondisi demikian mendorong beberapa pemerintah daerah menetapkan status siaga bencana karhutla. Langkah penetapan status tersebut mulai diikuti daerah lain.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Ahmad Toyib mengungkapkan, titik api karhutla pada peridoe 1-12 Agustus 2024 sudah mencapai 190 titik. Karhutla pada bulan ini sudah sebanyak 90 kejadian, dengan luas areal terbakar 88,60 hektare (ha). Kendati belum setinggi bulan sebelumnya yang seluas 292,61 ha, tetapi jumlah karhutla pada bulan Agustus ini lebih banyak dibanding yang terjadi pada periode Januari hingga Juni.

“Berdasarkan daerahnya, Katingan menjadi wilayah dengan titik api terbanyak (202 hotspot), Palangka Raya merupakan daerah dengan kejadian karhutla terbanyak (98 kejadian), sedangkan Sukamara merupakan daerah dengan kebakaran lahan terluas (202,34 ha),” beber Toyib kepada Kalteng Pos, Selasa (13/8).

Selama tahun berjalan, titik api, kejadian, dan luasan kebakaran mengalami lonjakan signifikan pada bulan Juli. Lonjakan juga tampak terjadi ketika memasuki pertengahan Agustus. Tiga bulan sebelumnya (April, Mei, Juni), titik api karhutla cenderung melandai. Kemudian pada periode Juli-Agustus, karhutla yang terjadi meningkat jumlahnya.

Sejak memasuki bulan Juli, BPBPK Kalteng sudah mengaktifkan pos lapangan (poslap) di sejumlah titik lokasi di Kalteng yang dianggap rawan terjadi karhutla. Terdapat 60 poslap yang tersebar di sejumlah wilayah tersebut. Selain Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Seruyan, dan Kota Palangka Raya yang sudah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla, Kapuas juga sudah mengambil langkah serupa.

Kotim telah menetapkan status siaga darurat terhitung mulai tanggal 5 Juli sampai 2 Oktober 2024, Seruyan dari tanggal 19 Juli sampai 16 Oktober 2024, dan Kota Palangka Raya terhitung mulai tanggal 6 Juli sampai 3 Oktober 2024.

“Baru-baru ini Kapuas juga sudah menetapkan status siaga darurat karhutla, berlaku dari tanggal 22 Juli sampai dengan 19 Oktober 2024,” bebernya.

Toyib mengimbau masyarakat agar mencegah tindakan-tindakan yang berpotensi menambah kasus karhutla. Untuk itu, upaya pembersihan lahan maupun pembukaan lahan, sebaiknya menghindari penggunaan api.

“Saya imbau seluruh masyarakat agar tidak melakukan pembersihan ataupun membuka lahan dengan cara dibakar, ada sanksi tegas hukum bagi siapa pun yang melakukan itu,” tandasnya.

Potensi karhutla di Kalteng, terutama wilayah tengah dan selatan, diperkirakan cukup tinggi selama satu minggu ke depan. Hal ini diungkapkan prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Chandra Mukti Wijaya, saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Selasa (13/8).

Chandra menjelaskan, wilayah tersebut saat ini berada dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar. “Masyarakat perlu waspada terhadap potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, khususnya di wilayah bagian tengah dan selatan Kalteng,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.

“Kami imbau masyarakat agar tidak membakar lahan, baik untuk keperluan pertanian, perkebunan, atau alasan lain, karena kondisi cuaca saat ini sangat rentan menimbulkan kebakaran,” ungkapnya.

Terkait dengan operasi modifikasi cuaca yang dilakukan di Kalteng, Chandra mengatakan bahwa operasi tersebut sudah dilakukan pada bulan Juli lalu. Untuk operasi selanjutnya, masih menunggu arahan dari pusat.

“Kami tidak tahu kapan jadwal berikutnya, karena belum ada perintah dari pemerintah pusat atau instansi terkait,” ucapnya.

Prakiraan cuaca mingguan di wilayah Kalteng dari tanggal 13 hingga 19 Agustus 2024, sebagian besar wilayah akan mengalami kondisi cuaca berawan.

“Secara umum, cuaca di sebagian besar wilayah Kalteng akan berawan, potensi hujan hanya terjadi di wilayah utara,” jelasnya.

Suhu udara di wilayah Kalteng diperkirakan berkisar antara 23°C hingga 33°C, dengan kelembapan udara mencapai 50 hingga 100 persen. Angin umumnya akan bertiup dari arah tenggara hingga selatan, dengan kecepatan 5 hingga 25 km/jam.

“Tidak ada wilayah yang berpotensi turun hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau angin kencang pada periode 13-15 Agustus,” katanya.

Menurut Chandra, hujan akan terjadi di beberapa daerah pada periode 16-19 Agustus. Daerah-daerah yang diperkirakan turun hujan antara lain Kotawaringin Timur, Sukamara, Lamandau, Seruyan, Katingan, Kapuas bagian utara, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, dan Palangka Raya.

Dengan tingginya potensi karhutla, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca yang disampaikan pihak berwenang. Selain itu, masyarakat tidak perlu ragu melapor, jika menemukan indikasi kebakaran hutan dan lahan di sekitar.

“Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat penting dalam mengantisipasi dan mengatasi potensi kebakaran hutan dan lahan. Kami berharap masyarakat dapat proaktif dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda kebakaran,” tuturnya.

Dengan langkah-langkah preventif yang dilakukan bersama-sama, ia berharap potensi karhutla di wilayah Kalimantan Tengah dapat diminimalkan, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak besar dan merugikan masyarakat. (dan/zia/ce/ala/kpfm)

299 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.