Berikan Anak Vaksin Polio Tepat Waktu

Kami melakukan tindakan pencegahan dini untuk menghindari penyebaran virus
Hellyana
Kepala UPTD Puskesmas Bukit Hindu
PALANGKA RAYA-Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio terus digencarkan. Orang tua yang memiliki anak berusia 0 hingga 7 tahun diajakn untuk membawa buah hati ke fasilitas kesehatan terdedakat agar diberikan vaksin atau imunisasi polio. Program ini sangat penting, mengingat virus polio bisa menyebabkan lumpuh layu atau kelumpuhan pada bagian tubuh anak-anak. Beredar pula di media sosial curhatan seorang ibu yang menceritakan efek vaksin PIN Polio kepada anak-anak mereka.

Ini juga menjadi hal yang dikhawatirkan Wahdah, seorang ibu di Palangka Raya. Ia merasa galau akibat efek PIN Polio pada anaknya yang berusia dua tahun. Setelah pemberian vaksin tahap pertama, berjarak waktu satu minggu, anaknya mengalami demam tinggi hingga gemetaran selama tiga hari, berlanjut diare dengan tekstur sangat cair selama dua hari. Setelah itu muncul ruam merah pada seluruh badan hingga wajah. Dua kali ia harus menemui dokter dan satu kali ke IGD, karena khawatir kondisi anaknya yang sakit terus-terusan.
“Awalnya tidak tahu kalau vaksin polio pada pekan imunisasi nasional ini memiliki efek samping, biasanya setelah vaksin diberikan penjelasan kemungkinan efek samping kepada anak, tetapi saat Pin Polio tidak diberi penjelasan oleh petugas,” kata Wahdah, Jumat (16/8).
Sempat ragu, lantaran efek samping yang dialami anaknya berjarak cukup jauh dari waktu pemberian vaksin tahap pertama. Beberapa informasi dari teman-temannya, efek yang dialami anak terlihat pada dua hingga tiga hari setelah vaksinasi.
“Informasi dari teman-teman saya, ada anak yang sakit, tetapi ada yang tidak mengalami efek samping, ada pula kabar efeknya hingga keluar ruam seperti cacar air,” tuturnya.
Beberapa ibu lain juga mengalami kegalauan untuk membawa anak mereka menerima vaksinasi polio tahap kedua. Meski demikian, Wahdah memutuskan untuk tetap mendapatkan vaksinasi polio tahap kedua bagi anaknya. “Di samping efek samping yang harus dialami, tetapi dengan informasi KLB polio, saya rasa anak saya tetap perlu mendapatkan vaksinasi ini,” tutupnya.
Kepala UPTD Puskesmas Bukit Hindu, Hellyana menjelaskan, vaksinasi polio sebenarnya merupakan vaksinasi rutin bagi anak-anak. Namun, mengingat adanya kasus polio yang terdeteksi di daerah lain, pemerintah telah mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi penyebaran virus itu.
“Vaksin polio ini memang seharusnya diberikan secara rutin. Namun, tahun ini karena adanya kejadian di daerah lain, kami melakukan tindakan pencegahan lebih dini untuk menghindari penyebaran virus,” ujarnya saat dibincangi oleh Kalteng Pos, Selasa (13/8).
Menanggapi kekhawatiran sebagian orang tua mengenai efek samping vaksinasi, Hellyana menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada laporan terkait anak di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu yang mengalami demam usai vaksinasi.
“Saya sudah konfirmasi, sampai detik ini kami belum temukan kasus anak demam setelah vaksinasi, karena untuk efek sampingnya sangat minim,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika saat ini ada banyak anak yang mengalami demam, kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan cuaca antarmusim, bukan karena efek vaksin polio.
“Memang cuaca kita sekarang mau memasuki musim kemarau, tak heran banyak anak yang mengalami batuk dan pilek,” tuturnya.
Hellyana menyebut bahwa vaksin polio diberikan dalam dua tahap. Karena itu ia mengingatkan pentingnya melengkapi vaksinasi polio tahap kedua bagi anak-anak yang sudah mendapat vaksinasi tahap pertama.
“Bagi anak-anak yang tidak mau divaksin tahap kedua, meski sudah mendapatkan vaksin tahap pertama, efektivitas kerja vaksin tidak akan maksimal karena tidak lengkap,” jelasnya.
Dia juga menegaskan pentingnya vaksinasi polio untuk mencegah kelumpuhan pada anak. “Karena kalau sampai kena, dampaknya bisa sampai lumpuh,” imbuhnya.
Dalam upaya mendukung keberhasilan program pemerintah, Puskesmas Bukit Hindu melakukan berbagai kegiatan untuk memastikan seluruh anak di wilayah tersebut menerima vaksinasi polio. Salah satunya adalah kegiatan sweaping yang dilakukan petugas hingga malam hari.
“Kami juga melakukan kegiatan sweaping, petugas berkeliling sampai malam hari, terutama ke pusat-pusat keramaian dan tempat bermain anak untuk menjaring anak-anak yang belum menerima imunisasi polio,” tambahnya.
Hellyana mengatakan bahwa hal wajar jika para orang tua khawatir dengan efek samping yang ditimbulkan pada anak karena pemberian vaksinasi. “Wajarlah, namanya juga orang tua, tetapi efek vaksin pada tiap anak berbeda, kalau dipikir-pikir, jika efeknya cuman demam kan tidak apa-apa, karena tujuan utama vaksinasi ini bagus,” ucapnya.
Di akhir perbincangan, Hellyana kembali menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada laporan soal anak yang mengalami demam setelah menerima vaksinasi polio di wilayah Puskesmas Bukit Hindu. “Polio ini cuma diteteskan, bukan disuntik, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dr Suyuti Samsul menyampaikan pesan penting bagi masyarakat. “Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan vaksin polio,” ucapnya menekankan urgensi imunisasi polio bagi anak-anak.
“Masyarakat justru mestinya takut kalau anaknya tidak diimunisasi polio, lalu kemudian terkena virus polio dan akan berakibat cacat seumur hidup,” sambungnya.
Hal ini ia sampaikan karena masih ada sebagian dari orang tua yang ragu anaknya diberi vaksin polio. Masih ada orang tua yang ragu dan bahkan menolak imunisasi, karena khawatir akan efek samping yang tidak terbukti. Menurutnya, ketakutan ini tidak berdasar dan justru berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak.
Belakangan ini, banyak anak yang mengalami batuk, pilek, dan demam. Kondisi itu umumnya terjadi saat musim penghujan. Cuaca yang panas ditambah dengan kurangnya asupan cairan sering menjadi penyebab naiknya suhu tubuh anak-anak. Dalam kondisi ini, vaksinasi justru disalahkan sebagai penyebab dari demam yang dialami anak-anak. Karena itu, dr Suyuti menegaskan akan ketidakbenaran hal tersebut.
“Sampai sekarang belum ada satu pun referensi yang menyebut panas badan sebagai efek samping imunisasi polio, apalagi vaksin polio tetes yang diberikan,” tuturnya.
Vaksin polio tetes yang digunakan di Indonesia diketahui telah melalui uji klinis yang ketat dan terbukti aman. Efek samping serius hampir tidak pernah terjadi. Hal ini berbeda dengan risiko polio itu sendiri, yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan cacat permanen.
Salah satu alasan mengapa vaksinasi polio sangat penting adalah karena penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada kaki. Polio adalah penyakit menular yang menyerang sistem saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan dalam hitungan jam. Anak-anak yang terserang polio dan tidak mendapatkan penanganan tepat waktu, berisiko tinggi mengalami cacat seumur hidup.
“Coba bayangkan jika anak-anak kita terkena polio, lalu kakinya mengecil dan tidak dapat berjalan normal seumur hidup,” ujarnya.
“Itu yang seharusnya menjadi kekhawatiran para orang tua, bukan vaksin yang sudah terbukti aman dan efektif,” tambahnya.
Untuk mengatasi ketakutan yang tidak berdasar ini, edukasi bagi masyarakat sangat penting. Dinas kesehatan bersama tenaga medis di berbagai daerah, terus berupaya memberikan pemahaman yang benar tentang pentingnya imunisasi. Tujuannya untuk memastikan tiap anak mendapatkan perlindungan yang maksimal dari penyakit berbahaya, termasuk polio.
Pilihan dan keputusan ada pada orang tua masing-masing. Apakah akan melindungi anak-anak mereka dari ancaman polio dengan memberikan imunisasi, atau membiarkan mereka terpapar dengan risiko cacat seumur hidup. Ketakutan akan efek samping yang tidak terbukti, seharusnya tidak menghalangi upaya untuk melindungi kesehatan anak-anak.
“Semestinya tidak perlu galau, harusnya galau membayangkan kaki anak mengecil dan jadi cacat seumur hidup karena terkena polio,” pesannya.
Ini menjadi pengingat bagi masyarakat khususnya para orang tua, pentingnya menjaga kesehatan anak-anak melalui imunisasi, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, serta terhindar dari risiko penyakit yang bisa merusak masa depan mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo menambahkan vaksin polio membuat anak lebih nyaman.
“Biasanya vaksinasi polio tetes tidak menimbulkan efek demam, justru anak-anak merasa lebih nyaman setelah divaksin,” katanya. Andjar juga mengimbau masyarakat yang memiliki anak berusia 0-8 tahun untuk segera memanfaatkan layanan imunisasi polio gratis dalam rangkaian PIN Polio yang sedang digencarkan saat ini. Sedangkan bagi anak-anak yang mengalami gejala sakit atau demam atau sejenisnya, menurutnya ada kemungkinan berhubungan dengan daya tahan tubuh anak yang sedang menurun. “Karena semua kejadian sakit berhubungan dengan daya tahan tubuh,” tutupnya. (zia/mut/ce/ala/kpfm)