Mantan Pj Bupati Kian Pede Bertarung

Klaim Sudah Mengantongi Rekomendasi, Matangkan Strategi Pemenangan

PALANGKA RAYA – Empat mantan penjabat (pj) bupati di Kalimantan Tengah (Kalteng) baru saja menanggalkan jabatan kepala daerah. Kini mereka fokus mempersiapkan diri menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada). Ketika rekomendasi partai politik (parpol) dikantongi, mereka makin percaya diri (pede) untuk bertarung pada pilkada serentak 27 November mendatang. 

Keempat mantan pj bupati yang mundur karena ingin mengikuti pilkada itu, yakni Erli Hardi yang akan bertarung di Kapuas, Saiful di Katingan, Lilis Suriani di Lamandau, dan Kaspinor yang memantapkan diri ikut kontestasi di Sukamara.

Saat dikonfirmasi selepas pelantikan pj bupati baru di Aula Jayang Tingang, Minggu siang (11/8), Erlin Hardi mengaku telah menerima dukungan dari beberapa parpol dalam bentuk B1-KWK.

“Artinya saya siap untuk bertarung,” ucapnya kepada media.

Erlin menyatakan telah mendapat dukungan dari tiga parpol. Namun ia enggan menyebut nama-nama partai dimaksud. “Tunggu saja waktunya. Wakilnya sudah ada juga, tunggu saja. Yang pasti kami sudah siap. Wakil sudah, persyaratan apa pun sudah kami siapkan,” imbuhnya.

Langkah selanjutnya yang akan diambil Erlin adalah mematangkan strategi pemenangan. Mengingat masa pendaftaran kurang lebih dua pekan lagi. Namun, saat ditanya partai mana saja yang telah memberi rekomendasi, ia enggan memberikan jawaban.

“Kami akan melakukan persiapan, baik itu strategi maupun administrasi. Kalau soal rekomendasi, tunggu saja saat pendaftaran ke KPU, nanti bisa dilihat partai mana saja,” tutur Erlin.

Sama seperti Erlin Hardi, Lilis Suriani yang berencana maju ke pilkada Lamandau, juga mengaku telah mempersiapkan diri. Dalam wawancara singkat, Lilis enggan menyebut partai mana saja yang telah merekomendasikannya. Ia hanya meminta publik untuk menunggu waktunya. “Masih dinamis, jadi tunggu saja,” tutur Lilis, Selasa (13/8).

Terpisah, mantan Pj Bupati Katingan Saiful mengaku tengah mempersiapkan diri. Mulai dari konsolidasi pematangan strategi hingga tim pemenangan. Ia menyebut bahwa ada beberapa partai besar yang mendukung langkahnya. Mulai dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), hingga Partai Demokrat.

“Sebagaimana calon lainnya, saya akan memantapkan koalisi dengan partai pengusung, memantapkan konsolidasi dengan tim pemenangan dan relawan menyusun agenda. Mengenai partai pendukung, insyaallah ada dari Partai Golkar, PPP, Demokrat, PAN, dan lainnya yang mulai merapat,” tutur Saiful, sembari menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu waktu yang tepat deklarasi, sembari terus memantau perkembangan dinamika politik di Katingan.  

Sedangkan Kaspinor sudah memantapkan hati untuk maju ke pilkada di Sukamara. Baru-baru ini, DPP Partai Demokrat telah mengeluarkan rekomedasi kepada Kaspinor, berpasangan dengan Jondi Iskandar. Penyerahan itu dilakukan secara langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Jakarta.

Pengamat politik dari Universitas Palangka Raya, Farid Zaky mencoba menilai potensi kekuatan para mantan pj bupati tersebut. Menurutnya, langkah yang diambil mereka bisa terjadi karena telah matang membuat kalkulasi peluang.

“Karena memang pj merupakan pejabat pemerintah provinsi yang ditaruh di daerah, kemudian dalam perjalan tugas itu mereka mendapat ilham untuk maju. Namun peluang itu harus didukung dengan pinangan partai politik, itu indikator utamanya,” ucapnya.

Selain itu, Farid menilai mereka yang menyatakan maju ini tentu punya kalkulasi sendiri. Bahkan berani untuk mundur dari profesi sebagai ASN, padahal beberapa di antaranya masih memiliki waktu pengabdian yang cukup lama. Tentunya keputusan itu diambil setelah ada komunikasi dengan partai politik.

Menurutnya, beberapa mantan pj bupati akan ekstra kerja keras dalam bertarung pada pilkada. Seperti Erlin Hardi, Kaspinor, Saiful, dan Lilis Suriani. Mereka harus melawan orang lama di daerah masing-masing. Apalagi mantan-mantan kepala daerah itu punya peta kekuatan massa.

“Seperti yang sebelumnya, bagaimana kekuatan partai politik yang mengusung nanti meminang pj bupati tersebut, karena wajah lama pasti sudah memetakan kekuatan, ini akan sangat menarik,” tegasnya.

Menurut Direktur Eksekutif Barometer Kebijakan Publik dan Politik Daerah (Bajakah) itu, berbicara soal peta parpol pendukung, maka itu bisa dikalkulasikan ulang, sembari menakar kekuatan dari tiap calon.

Selain itu, menurutnya para mantan pj ini tentu sudah sangat memahami cara menjalankan roda birokrasi. Dengan begitu, para mantan pj bupati ini sudah menang selangkah.

“Namun kekurangan yang ada pada parpol, terkadang ada transaksional. Kadangkala popularitas kalah dengan isi tas dan kapasitas kalah sama yang borong tas. Nah, itulah kekurangan. Keunggulan para politisi dari para birokrat yakni mereka sangat menguasai jalur langit. Tentu masing-masing ada plus minusnya,” pungkas Farid. (irj/ce/ala/kpfm)

370 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.