Kerukunan Umat Terjaga Sejak Zaman Kerajaan, Pura dan Masjid Berdampingan

Dari Studi Tiru FKUB Kalteng ke Provinsi Bali

Bekerjasama dengan Biro Kesra Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam program pengembangan wawasan bagi pemuka agama, sebanyak 45  anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalteng melaksanakan studi tiru di Provinsi Bali pada 2-4 September 2024.

HM WAHYUDIE F DIRUN, Semarapura

DI Kalteng, kerukunan umat beragama tercermin dari berdampingannya masjid dan gereja, di Provinsi Bali, kerukunan itu justru digambarkan dengan berdampingannya pura dan masjid. Ini kami lihat langsung di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

Di kabupaten yang beribukota Semarapura ini memang sangat unik, karena populasi umat Islam di sana ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan, dari sana asal muasal hadirnya umat Islam di Semarapura dan sejak itu pula, kehidupan kerukunan umat beragama di sana sangat terjaga. Kabupaten ini juga mendapat penghargaan harmoni award dari pemerintah pusat, sama halnya Kalteng.

“Sebenarnya provinsi kita lebih dahulu mendapat harmoni award daripada Kabupaten Klungkung, tapi kami dari FKUB tetap berniat melihat dan melakukan kaji banding ke daerah bapak,” kata Ketua FKUB Kalteng Prof Dr H Bulkani saat dialog dengan FKUB setempat dan tokoh-tokoh agama di Masjid Attaqwa Klungkung.

Kehadiran rombongan FKUB Kalteng ini diterima langsung oleh Kakanmenag Klungkung dan FKUB Klungkung. Dari rombongan FKUB Kalteng, juga bergabung beberapa anggota FKUB dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kobar, Kotim, dan Gumas.

Kakanmenag Klungkung menyampaikan bahwa kota mereka sebenarnya sangat kecil dengan penduduknya 400 ribuan lebih. Mayoritas masyarakat Klungkung beragama Hindu, setelah itu baru Islam. Keberadaan umat Islam di Klungkung sudah ada sejak kerajaan klungkung, itu ditandai dengan adanya anggota kerajaan Klungkung yang memeluk agama Islam.

“Masjid tempat kami menerima bapak-bapak dari FKUB Kalteng ini berdampingan dengan pura Kuum di Klungkung. Di sini kerap kami jadikan tempat pertemuan untuk membahas masalah kerukunan umat beragama di kabupaten Klungkung,” kata Kakanmenag.

Ada tiga landasan dalam menjaga kerukunan umat beragama, menurut ketua FKUB Klungkung, disebut dengan istilah Tri Hita Karana, atau disebut dengan Tiga landasan untuk mewujudkan  kebahagiaan hidup di dunia.

Setelah beberapa waktu berdialog dan berdiskusi di Masjid Attaqwa, rombongan FKUB Kalteng melanjutkan pertemuan dan bersilaturahmi dengan pengurus dan anggota FKUB Provinsi Bali. Rombongan diterima langsjng di Puri Becinah, dan diterima langsung oleh ketua FKUB Bali yang juga ketua asosiasi FKUB se-Indonesia Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Diantara yang didiskuikan adalah bahwa tugas FKUB ini sangat berat dan besar, karena Indonesia adalah negara majemuk. FKUB dalam hal ini hanyalah sebagai pembantu, sayangnya kata Penglingsir, justru selama ini yang dibantu tidak terlalu bersemangat. Mestinya pemerintah lebih memperhatikan terhadap FKUB, buktinya hampir semua FKUB se-Indonesia banyak yang tidak mendapat dukungan dari pemerintah, terutama pemerintah daerah.

Namun hal ini diluruskan oleh Ketua FKUB Kalteng Bulkani, menurutnya Pemprov Kalteng dan instansi terkait serta pemerintah daerah selama ini cukup besar perhatiannya terhadap FKUB.

“Walaupun di beberapa kabupaten ada juga yang kurang, tapi semua sudah didorong untuk memperhatikan FKUB masing-masing. Kenapa? karena kemajemukan negara ini, justru FKUB yang sangat berperan menjaganya,” kata Bulkani.  

Turut memberikan sambutan dalam silaturahmi itu, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dalam hal ini sambutan dibacakan oleh Kabag Bina Mental Spiritual biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalteng Eka Dyan Satia Hadi ST, MSi. Turut mengikuti acara studi kaji ini Kakanwil Kemenag Provinsi Kalteng Dr H Norfahmi diwakili Kabag TU Kanwil Kemenag Drs H Tuaini. (*/ala/kpfm)

210 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.