Empat Kandidat Cagub-Cawagub Cabut Nomor Urut Pilkada

“Masukan dari kami, semestinya dengan program-program bombastis yang ditulis di sana, paslon membubuhkan target yang realistis, misal dalam 100 hari pertama menjabat, apa yang mau diwujudkan, ada rentang waktu yang bisa disampaikan ke calon pemilih”
Farid Zaky Yopiannor
Pengamat Politik
PALANGKA RAYA-Setelah ditetapkan sebagai peserta pemilihan kepala daerah (pilkada), empat pasang kandidat calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Kalteng melakukan pencabutan nomor urut. Rapat pleno pengundian nomor urut ini dilaksanakan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng, Senin (23/9). Selanjutnya program kerja yang akan ditawarkan para kandidat saat kampanye nanti menjadi sorotan utama dan paling dinantikan pemilih.
Keempat pasang kandidat hadir saat itu, dikawal partai politik (parpol) pendukung, relawan, dan simpatisan. Hasil pencabutan nomor urut, pasangan Willy M Yoseph-Habib Ismail mendapat nomor urut 1, pasangan Nadalsyah Koyem-Supian Hadi mendapat nomor urut 2, pasangan Agustiar Sabran-Edy Pratowo mendapat nomor urut 3, dan pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto mendapat nomor urut 4.
Setelah diumumkan nomor paslon, para tim langsung bersorak dengan membawa nomor kandidat yang sudah ditetapkan. Antusiasme pendukung begitu meriah dengan meneriakkan yel-yel masing-masing paslon. Mereka antusias mengantar paslon yang didukung. Mereka juga saling beradu yel-yel untuk memberikan semangat kepada para paslon.
Pasangan Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail bin Yahya mendapat nomor urut 1, disambut riuh sorakan para pendukung dan simpatisan di luar gedung KPU Kalteng. Pasangan yang memiliki tagline Harmonis ini mengaku bersyukur dengan nomor urut yang didapatkan. Dalam sambutan, Willy Midel Yoseph selaku calon gubernur berharap bahwa nomor urut 1 menjadi simbol perubahan yang membawa kebaikan bagi masyarakat Kalteng.
“Kami bersyukur bisa dapat nomor urut 1. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi perubahan besar sesuai visi Kalteng Harmonis. Kami berharap bisa membawa Kalimantan Tengah menuju masa depan yang lebih baik,” kata Willy penuh optimisme.
Lebih lanjut, Willy menekankan pentingnya netralitas dalam pelaksanaan pilkada, terutama oleh pihak penyelenggara pemilu, ASN, serta aparat penegak hukum. Ia mengingatkan bahwa menjaga netralitas adalah amanat yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.
“Netralitas adalah hal yang penting bagi aparatur negara dalam pilkada. Ini bukan hanya harapan kami, tetapi merupakan aturan yang telah diatur dalam undang-undang. Mari kita patuhi demi keadilan dalam kontestasi politik ini,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, calon wakil gubernur nomor urut 1, Habib Ismail bin Yahya, mengajak masyarakat untuk bersatu dalam menyukseskan pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024. Ia menegaskan tekadnya bersama Willy untuk menjadikan Kalimantan Tengah sebagai provinsi terbaik dalam segala aspek.
“Mari kita satukan niat, hati, dan tekad untuk menjadikan pilkada ini sukses, serta mendorong Kalimantan Tengah menjadi juara dalam segala hal yang positif. Kami siap membawa perubahan untuk Bumi Tambun Bungai tercinta ini,” tuturnya.
Berikutnya, pasangan Nadalsyah Koyem-Supian Hadi mendapat nomor urut 2. Koyem menyebut pihaknya sudah memprediksi akan mendapat nomor urut itu.
“Semoga masyarakat Kalteng bersama-sama mendukung nomor urut dua, supaya bisa terpilih menjadi orang nomor satu di provinsi ini,” ucapnya.
Sementara itu, cawagub Supian Hadi mengatakan, nomor dua melambangkan kebersamaan. Apabila ingin membangun Provinsi Kalteng yang makin maju, dibutuhkan kolaborasi dan komunikasi dengan semua pihak. “Jika memang yang terpilih dari nomor urut dua, saya yakin Kalteng akan lebih harmonis dan elegan ke depan,” katanya.
Menurutnya, sejak masa kepemimpinan Tjilik Riwut hingga H Sugianto Sabran, Provinsi Kalteng sudah sangat berkembang dan maju. Karena itu, ia bersama Nadalsyah Koyem bertekad untuk membawa Kalteng makin HEBAT.
Sementara itu, kedatangan pasangan Agustiar Sabran-Edy Pratowo disambut antusias para pendukunnya sejak markas pemenangan, Rumah Aspirasi di Jalan Antang, Kota Palangka Raya. Suasana makin meriah saat rombongan tiba di sekitar Kantor KPU Kalteng, Jalan Jenderal Sudirman.
Sukacita terlihat dari para pendukung pasangan ini, yang membawa slogan kampanye Kalteng Berkah, Kalteng Maju. Teriakan yel-yel tak henti-hentinya dari para pendukung, mengiringi perjalanan kedua tokoh yang dikenal dekat dengan masyarakat itu menuju kantor KPU.
Rasa optimistis dan kegembiraan juga terpancar dari wajah Agustiar Sabran dan Edy Pratowo, melihat besarnya dukungan dari masyarakat yang menyambut mereka. Senyuman tak pernah lepas dari wajah keduanya. Sesekali mereka terlihat berjoget kecil bersama para pendukung, mengikuti irama musik yang mengalun selama perjalanan menuju gerbang kantor KPU.
Saat diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan singkat, baik Agustiar Sabran maupun Edy Pratowo merasa optimistis bahwa pasangan nomor urut 3 akan mendapatkan dukungan besar dari seluruh masyarakat pada pilkada kali ini.
Dalam sambutan singkat, Agustiar Sabran mengajak para pasangan calon dan masyarakat Kalteng untuk bersama-sama membangun daerah ini makin maju ke depannya.
“Mari kita semua bersinergi dan bersama-sama membangun serta menjadikan Kalimantan Tengah sebagai daerah yang semakin maju,” ucap Agustiar.
Edy Pratowo, yang diberi kesempatan oleh Agustiar untuk menyampaikan sambutan pertama, menyatakan bahwa nomor urut tiga merupakan nomor yang sangat bagus, sesuai dengan moto kampanye pasangan yang dikenal dengan panggilan Gus-Edy tersebut.
“Kami telah mendapatkan nomor terbaik, nomor 3. Kami berharap nomor ini dapat membawa berkah bagi kami untuk melanjutkan pembangunan sesuai dengan tagline kami ‘Melanjutkan Pembangunan Kalteng’ agar Kalteng menjadi wilayah yang penuh berkah, makin maju, dan diridai Allah Swt,” ujar Edy Pratowo, yang saat ini masih menjabat wakil gubernur.
Edy juga menyampaikan harapannya agar pelaksanaan pilkada di Kalteng dapat berlangsung lancar, aman, dan damai.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan pesta demokrasi ini sebagai pesta rakyat yang penuh keceriaan dan sukacita. Mari kita bergandengan tangan untuk menyukseskan pilkada,” tambah Edy.
Kemudian, Abdul Razak dalam sambutannya, mengaku bersyukur mendapat nomor urut 4. “Kami bersyukur bisa mendapatkan nomor empat. Semoga akan membawa keberkahan bagi kami ASRI,” tutur Razak.
Selain itu, Abdul Razak juga meyakini bahwa nomor 4 merupakan lambang dari tekad pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto, untuk memperjuangkan hak masyarakat, tanpa membeda-bedakan suku, agama, maupun status sosial.
“Pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto yakin bahwa nomor empat ini merupakan lambang dari tekad kami untuk memperjuangkan hak masyarakat, tanpa membeda- bedakan suku, agama dan tingkat sosial. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari masyarakat Bumi Tambun Bungai. Mari kita lakukan gerakan, menjadikan Kalteng lebih baik,” ujarnya.
Pihaknya berharap masyarakat bisa berpartisipasi pada pilkada kali ini, sehingga terpilih pemimpin yang benar-benar bisa memajukan Kalteng.
“Semoga pilkada kali ini bisa berjalan lancar dan terpilih pemimpin yang mampu membawa Kalteng lebih baik lagi,” ungkapnya.
Masih pada hari dan tempat yang sama, cawagub Kalteng Sri Suwanto mengatakan, pasangan ASRI memang hadir untuk masyarakat Kalteng. Tergambar melalu nomor urut 4 yang didapatkan.
“Nomor urut empat yang kami dapat ini menunjukkan bahwa pasangan Abdul Razak- Sri Suwanto memang hadir untuk masyarakat Kalteng dan akan selalu mengutamakan masyarakat. Kami juga akan mengantarkan masyarakat Kalteng menuju kesejahteraan, apabila masyarakat mempercayakan kami untuk memimpin,” katanya.
Ia berkeyakinan bahwa empat sifat tersebut akan tertanam dalam pasangan ASRI. “Nomor empat ini, menurut saya seperti sifat rasul yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah,” jelas Sri Suwanto.
Pasangan ASRI berharap dapat meraih kepercayaan masyarakat Kalteng dan menjalankan amanah dengan baik jika kelak terpilih. Mereka berkomitmen untuk membangun Kalteng yang aman, maju, adil, nasionalis, agamis, dan harmonis.
“Kami siap bekerja keras untuk mewujudkan visi dan misi kami untuk kemajuan Kalteng, saya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah ini menjadi lebih baik,” ucapnya.
Visi dan misi para paslon dinilai masih banyak yang bersifat normatif. Hal itu lantaran visi dan misi yang tertulis itu belum membubuhkan langkah konkret beserta tingkat ketercapaiannya.
Pengamat politik, Farid Zaky Yopiannor berpendapat, dalam visi dan misi yang sudah dirancang, para bakal calon gubernur sebaiknya membubuhkan tingkat ketercapaian dan langkah konkret program yang bakal dijalankan. Hal itu dinilai penting, untuk memberikan kepastian bagi publik bahwa program itu terukur alias dapat dicapai.
“Ukuran visi misi yang ideal itu, salah satunya ada narasi tersirat tentang sinopsis ketercapaian (measurable), seperti misi dan program itu ada timeline untuk ketercapaiannya,” ujar Farid kepada Kalteng Pos, Minggu (22/9).
Direktur Barometer Kebijakan Publik dan Politik Daerah (Bajakah) Institute itu menilai bahwa visi dan misi bakal calon gubernur yang beredar luas di publik saat ini banyak bersifat normatif. Jika pun membubuhkan program spesifik, tetapi itu belum membubuhkan langkah konkret. Padahal, membeberkan langkah konkret sangat penting, supaya publik percaya program yang ingin dijalankan itu realistis.
“Memang tidak harus detail, tetapi paling tidak memunculkan persepsi publik bahwa yang bersangkutan mampu dan punya kapasitas untuk mewujudkan visi misi melalui program kerja,” jelasnya.
Ia sendiri mengapresiasi perumusan visi dan misi dari beberapa paslon yang sudah memetakan kondisi eksisting atau terkini dari Provinsi Kalteng. Dari sini, pembuatan visi dan misi yang berlandaskan kajian kewilayahan sudah dapat terpenuhi. Identitas yang menjadi ciri khas masing-masing paslon juga terlihat. Mulai dari filosofi Huma Betang, Kalteng Amanah, Kalteng Hebat, hingga Kalteng Harmonis.
“Masukan dari kami, semestinya dengan program-program bombastis yang ditulis itu, paslon membubuhkan target yang realistis. Misal, dalam 100 hari pertama menjabat, apa yang mau diwujudkan, ada rentang waktu yang bisa disampaikan ke calon pemilih,” jelasnya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Palanga Raya itu menekankan pentingnya aspek konkret dalam visi dan misi para paslon. Terutama visi dan misi yang mewujud dalam program pembangunan lima tahunan (satu periode masa jabatan). Salah satu dari sekian banyak program yang ditulis, Zaky menekankan pentingnya komitmen peningkatan pelayanan publik.
Menurut Zaky, para paslon idealnya memiliki program yang konkret untuk memaksimalkan pemerataan pelayanan publik di seluruh daerah. Salah satunya adalah pembangunan mal pelayanan publik di tiap daerah di Kalteng. Jika pelayanan publik bagus, yang kemudian berdampak langsung bagi perbaikan birokrasi di daerah, maka bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal.
“Aspek pelayanan publik harus menjadi prioritas, karena ini akan terkait dengan pertumbuhan ekonomi daerah,” ucapnya.
Sementara, jika paslon hanya menulis komitmen dengan jargon birokrasi melayani, birokrasi solutif, dan lain-lain, itu sudah menjadi jargon yang umum dari tahun ke tahun pada tiap pemilihan. Yang diharapkan publik adalah aksi langsung untuk mewujudkan tata kelola birokrasi yang baik.
“Tata kelola birokrasi pemerintahan mestinya diulas lebih konkret lagi (dalam visi misi para paslon). Bukan hanya hal-hal yang normatif. Mesti konstruktif. Misalnya, dengan membangun mal pelayanan publik terintegrasi di tiap daerah,” pungkasnya. (ovi/ham/sja/irj/dan/ce/ala/kpfm)