
JawaPos.com — Persebaya Surabaya kembali menunjukkan performa solid dalam lanjutan Liga 1 Indonesia 2024/2025. Dalam lawatan kedua mereka ke Bali, Green Force sukses mengamankan tiga poin usai menaklukkan PSBS Biak dengan skor tipis 1-0 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Kemenangan ini tidak hanya memperpanjang tren positif Persebaya Surabaya, tetapi juga mengantarkan mereka ke puncak klasemen sementara Liga 1 Indonesia dengan raihan 16 poin. Ini menjadi kemenangan kedua berturut-turut yang mereka raih di stadion tersebut, setelah pekan lalu juga menang 1-0 atas Persita Tangerang.
Di babak pertama, Persebaya Surabaya tampil dominan dan berhasil unggul cepat lewat gol Flavio Silva pada menit ke-16. Namun, memasuki babak kedua, permainan berubah. Paul Munster, pelatih Persebaya Surabaya, memilih untuk bermain lebih defensif guna mempertahankan keunggulan. Strategi bertahan ini membuat Green Force menghadapi gempuran serangan bertubi-tubi dari PSBS Biak, terutama dari trio penyerang Todd Rivaldo Ferre, Kelly Sroyer, dan Arganaraz.
Serangan cepat dari PSBS Biak nyaris membuahkan gol pada menit ke-50 ketika Kelly Sroyer, yang baru masuk pada babak kedua, memberikan umpan matang kepada Arganaraz di dalam kotak penalti.
Arganaraz kemudian melepaskan tembakan keras, namun kiper Persebaya Surabaya, Andhika Ramadhani, sigap menghalau bola dengan kakinya, mempertahankan keunggulan Persebaya Surabaya.
Tekanan terus datang, namun solidnya pertahanan Persebaya Surabaya yang digalang oleh Kadek Raditya, Slavko Damjanovic, Mikael Tata, dan Ardi Idrus mampu menggagalkan setiap peluang yang didapat oleh tim berjuluk Badai Pasifik tersebut. Bahkan, Andhika dan Damjanovic tampil luar biasa sebagai benteng terakhir dalam menghalau serangan-serangan lawan.
Pada menit ke-62, Persebaya Surabaya mencoba keluar dari tekanan lewat skema serangan balik. Umpan terobosan Francisco Rivera berhasil menemukan Malik Risaldi yang melesat cepat di sisi kanan. Namun, upaya Malik untuk memberikan umpan ke tengah masih bisa dipatahkan oleh Fabiano Beltrame yang berdiri kukuh di lini pertahanan PSBS Biak.
Melihat intensitas serangan lawan yang terus meningkat, Paul Munster melakukan beberapa pergantian pemain untuk memperkuat lini bertahan. Riswan Lauhin dimasukkan untuk menggantikan Mikael Tata, sementara Kasim Botan masuk menggantikan Malik Risaldi guna memberikan stabilitas lebih di sisi pertahanan.
Pergantian ini terbukti efektif, karena hingga peluit akhir dibunyikan, Persebaya Surabaya berhasil mempertahankan keunggulan 1-0 dan meraih kemenangan penting yang membawa mereka ke puncak klasemen.
Kemenangan ini menempatkan Persebaya Surabaya di posisi teratas klasemen Liga 1 Indonesia 2024/2025, menggusur Borneo FC. Persebaya Surabaya kini mengoleksi 16 poin dari enam pertandingan, hasil dari lima kemenangan dan satu hasil imbang.
Sebuah pencapaian yang cukup impresif, mengingat mereka harus menghadapi lawan-lawan kuat dengan jadwal pertandingan yang padat. Namun, Paul Munster dan anak asuhnya tetap menampilkan konsistensi yang luar biasa di setiap pertandingan.
Kesolidan pertahanan menjadi salah satu kunci keberhasilan Persebaya Surabaya musim ini. Slavko Damjanovic yang baru didatangkan pada awal musim mampu menjadi palang pintu tangguh di lini belakang.
Tidak hanya kuat dalam duel udara, tetapi juga cerdas dalam membaca permainan dan memimpin lini pertahanan. Keputusan manajemen untuk memberikan peran utama kepada Damjanovic terbukti tepat, dan kini dia menjadi salah satu pemain yang paling diandalkan Munster.
Namun, meski tampil dominan sejauh ini, perjalanan Persebaya Surabaya untuk meraih gelar juara masih panjang. Tantangan konsistensi akan menjadi kunci utama bagi Green Force jika ingin menambah daftar klub besar era perserikatan yang sukses meraih gelar juara di era Liga 1 Indonesia.
Jika kita melihat sejarah Liga 1 Indonesia sejak pertama kali digelar pada 2017, sudah ada tiga klub besar dari era perserikatan yang sukses mengangkat trofi juara. Persija Jakarta adalah yang pertama melakukannya pada 2018. Di bawah asuhan Stefano Cugurra, Macan Kemayoran tampil impresif dan berhasil mengakhiri penantian panjang untuk meraih gelar juara.
Kemudian, PSM Makassar menyusul pada musim 2022/2023. Tim Juku Eja berhasil menjuarai Liga 1 dengan konsistensi permainan yang luar biasa bersama Bernardo Tavares.
Gelar tersebut terasa spesial karena PSM terakhir kali menjadi juara liga nasional pada 2000, dan kemenangan tersebut mengembalikan kejayaan mereka di pentas sepak bola Indonesia.
Terakhir, Persib Bandung menutup musim 2023/2024 dengan gemilang. Maung Bandung yang diperkuat sejumlah pemain bintang lokal dan asing sukses mengangkat trofi Liga 1 Indonesia setelah melalui perjalanan panjang dan ketat. Prestasi tersebut memperpanjang dominasi klub-klub besar era perserikatan di kompetisi sepak bola Indonesia modern.
Kini, giliran Persebaya Surabaya yang berpotensi mengikuti jejak ketiga klub besar tersebut. Dengan sejarah panjang dan basis suporter fanatik Bonek, Green Force memiliki segala yang dibutuhkan untuk menjadi juara. Namun, tantangan terbesar mereka adalah menjaga konsistensi dan menghadapi tekanan di sisa musim ini.
Momentum jelas ada di tangan Persebaya Surabaya. Kemenangan demi kemenangan yang mereka raih di awal musim ini membuat mereka menjadi salah satu kandidat kuat untuk meraih gelar juara Liga 1 Indonesia 2024/2025. Namun, perjalanan masih panjang. Musim baru berjalan enam pekan, dan masih banyak pertandingan yang harus dilalui oleh Green Force.
Kehadiran pemain-pemain seperti Flavio Silva, Francisco Rivera, dan Malik Risaldi di lini serang memberikan dimensi baru dalam permainan ofensif Persebaya Surabaya. Sementara itu, pertahanan yang digalang Slavko Damjanovic dan Andhika Ramadhani menjadi benteng kukuh yang sulit ditembus lawan.
Namun, Paul Munster tahu bahwa sepak bola bukan hanya soal performa di beberapa pertandingan awal. Konsistensi adalah kunci. Musim masih panjang, dan tantangan besar masih menunggu di depan. Munster dan anak asuhnya harus tetap fokus, menjaga momentum positif ini, dan terus meningkatkan permainan mereka.
Jika mereka mampu melanjutkan performa seperti ini hingga akhir musim, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya akan menjadi klub besar keempat dari era perserikatan yang sukses meraih gelar juara di era Liga 1 Indonesia. Bagi Bonek, gelar juara Liga 1 Indonesia tentu akan menjadi hadiah manis setelah penantian panjang untuk melihat Green Force kembali ke puncak kejayaan sepak bola Indonesia.
Dengan semangat juang yang tinggi, soliditas tim yang terjaga, dan dukungan penuh dari suporter, musim 2024/2025 ini bisa saja menjadi milik Persebaya Surabaya. Namun, waktu yang akan menjawab apakah momentum ini benar-benar bisa dimanfaatkan oleh Green Force untuk meraih gelar juara yang selama ini dinantikan. (jpc/kpfm)