
JawaPos.com — Pertandingan pekan keempat Liga 1 2024/2025 antara Persebaya Surabaya melawan Persita Tangerang di Stadion Kapten I Wayan Dipta pada Sabtu lalu (14/9) berhasil membawa kemenangan bagi Green Force.
Namun, di balik kemenangan tersebut, ada satu insiden yang mengundang perhatian publik. Pemain Persebaya Surabaya, Andre Oktaviansyah, mendapatkan kartu merah kontroversial yang sempat menimbulkan banyak spekulasi dan komentar.
Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster, tidak menampik bahwa ada beberapa momen yang seharusnya dihindari oleh anak asuhnya. Dalam pertandingan tersebut, Persebaya Surabaya mendapatkan tiga kartu kuning, yaitu untuk Malik Risaldi pada menit ke-56, Flavio Silva (69), dan Riswan Lauhin (90).
Sementara itu, kartu merah langsung diberikan kepada Andre Oktaviansyah pada menit 90+8, usai insiden emosional yang terjadi di akhir laga.
Paul Munster mengaku sudah berbicara dengan para pemainnya mengenai situasi ini. Pelatih asal Irlandia Utara itu menegaskan bahwa meski ini bukan masalah besar, para pemain harus belajar untuk lebih berhati-hati di masa depan.
Menurut Munster, Andre adalah pemain yang baik, dan tindakan memukul bagian belakang badan pemain Persita tersebut merupakan luapan emosi sesaat yang tidak mencerminkan karakter Andre sebenarnya.
“Saya sudah berbicara dengan mereka secara pribadi mengenai situasi ini. Jadi, ini bukan hal yang besar. Tapi, mereka akan belajar dari hal ini untuk lebih berhati-hati,” jelas Munster dikutip dari laman resmi Persebaya Surabaya.
Andre Oktaviansyah sendiri, melalui akun Instagram pribadinya, langsung mengakui kesalahannya. Dalam unggahan story Instagram, @andreoktvn7, gelandang Persebaya Surabaya itu menuliskan permohonan maaf dan berjanji untuk terus belajar dari insiden tersebut.
Pemain yang dijuluki Cobra ini juga menekankan bahwa insiden itu terjadi tanpa niatan untuk mencederai lawannya, yang tak lain adalah sahabat lamanya, Badrian Ilham, yang kini bermain untuk Persita Tangerang.
“Dia sahabat saya sejak kecil, bahkan niat mencederai pun tidak ada. Tapi itulah sepak bola, semua orang bisa berkomentar apapun. Saya sebagai pemain tentunya terus belajar dari kesalahan yang sudah saya perbuat, dan terima kasih untuk masukan yang positif dan kritikan, karena itu membuat saya lebih kuat lagi,” tulis Andre Oktaviansyah dalam story tersebut.
Unggahan tersebut seakan membuka tabir persahabatan yang sudah lama terjalin antara Andre Oktaviansyah dan Badrian Ilham. Keduanya diketahui telah bersahabat sejak lama, bahkan sebelum mereka meniti karier di dunia sepak bola profesional. Namun, insiden di lapangan yang melibatkan Andre membuat persahabatan itu mendapat sorotan.
Pasca kartu merah yang diterima Andre, muncul spekulasi mengenai apakah tindakannya benar-benar merupakan pelanggaran berat atau hanya kesalahpahaman yang kemudian diperburuk oleh emosi sesaat. Dengan bantuan VAR, wasit akhirnya memutuskan memberikan kartu merah langsung kepada Andre, yang artinya dia bisa terancam hukuman tambahan dari Komdis PSSI jika pelanggarannya dinilai serius.
Kartu merah yang didapatkan Andre tentunya bukanlah akhir dari segalanya. Munster sebagai pelatih Persebaya Surabaya telah memberikan dukungan penuh kepada gelandang muda tersebut, dan berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk Andre ke depannya.
Selain itu, Andre tentu mendapat dukungan moral dari rekan-rekannya, yang memahami bahwa insiden tersebut murni karena situasi di lapangan dan tidak ada unsur kesengajaan.
“Saya tahu Andre bukan tipe pemain yang melakukan pelanggaran kartu merah seperti itu. Saya tahu dia pemain yang baik. Sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal seperti itu, dan tidak akan melakukannya lagi,” tutup Munster.
Kisah persahabatan antara Andre Oktaviansyah dan Badrian Ilham menjadi menarik untuk diikuti. Meskipun mereka kini bermain di dua klub yang berbeda, hubungan mereka tetap terjalin baik. Sebagai sahabat sejak kecil, perjalanan karier mereka dalam dunia sepak bola profesional juga menarik untuk dicermati.
Perjalanan karier Andre Oktaviansyah terbilang cukup panjang sebelum akhirnya menembus skuad utama Persebaya Surabaya. Berdasarkan data Transfermarkt, Andre memulai kariernya dari PS TIRA Youth, kemudian bergabung dengan program Garuda Select pada 2019.
Setelah beberapa kali berpindah klub, Andre akhirnya bergabung dengan Persebaya Surabaya pada musim 2022/2023, dan kini menjadi salah satu pemain andalan Green Force di lini tengah.
Di sisi lain, perjalanan karier Badrian Ilham terbilang lebih singkat. Dia lebih cepat menembus skuad utama Persita Tangerang setelah sebelumnya bermain di Persita U-20.
Meskipun baru bergabung dengan tim senior Persita Tangerang pada musim 2023/2024, Badrian Ilham langsung menunjukkan potensinya sebagai pemain muda yang bisa diandalkan.
Kedua sahabat ini, meskipun kini berada di dua kubu yang berbeda, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan di luar lapangan. Andre dan Badrian tumbuh bersama dalam dunia sepak bola, dan kini mereka sama-sama berjuang untuk membawa kejayaan bagi klub masing-masing.
Insiden kartu merah Andre Oktaviansyah seharusnya menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi para pemain muda lainnya.
Emosi yang tak terkendali di lapangan bisa berujung pada keputusan yang merugikan diri sendiri maupun tim. Beruntung, Andre langsung menyadari kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Ke depan, para pemain muda seperti Andre dan Badrian diharapkan dapat terus belajar dan berkembang, baik dari segi teknis maupun mentalitas di lapangan. Insiden ini juga menunjukkan betapa pentingnya memiliki kontrol diri yang baik dalam situasi-situasi krusial di pertandingan.
Persahabatan Andre Oktaviansyah dan Badrian Ilham akan terus berlanjut, baik di dalam maupun di luar lapangan. Semoga insiden ini menjadi pemicu bagi keduanya untuk terus meningkatkan performa mereka di Liga 1 Indonesia, serta menjadi contoh bagi pemain-pemain muda lainnya untuk selalu menjaga sportivitas dan persahabatan dalam dunia sepak bola. (jpc/kpfm)