Menyongsong Debat Kedua Pilgub Kalteng
Pengamat: Moderator Berhak Menghentikan Pembicaraan
kpfmpalangkaraya.com, PALANGKA RAYA – Kurang dari sepekan, empat pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) akan melakoni debat kedua. Tema debat kali ini adalah Inovasi Pelayanan Publik dalam Menyelesaikan Persoalan Daerah. Para kandidat diingatkan untuk beradu gagasan tanpa saling menyerang personal atau pribadi.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Farid Zaky menyarankan para pendukung paslon untuk tidak saling serang selama debat berlangsung. “Selain itu, yang tidak kalah penting, para paslon gubernur dan wakil gubernur tidak dibolehkan menyerang pribadi,” tegas Farid Zaky, Senin (28/10/24).
Dikatakannya, publik akan melihat perilaku para paslon di panggung debat. Dari situlah para pemilik hak suara akan menilai paslon mana yang layak untuk dipilih nanti. Yang perlu dikritisi adalah program dan gagasan yang dinilai tidak relevan atau lain sebagainya, bukan personal.
Menurut Farid, melalui tema debat kedua masyarakat akan tahu bagaimana rencana tata kelola pemerintahan dari tiap paslon. Sehingga apabila terpilih kelak, masyarakat sudah bisa mengetahui arah roda pemerintah selama lima tahun ke depan. Ditambah lagi bakal ada reformasi birokrasi.
“Namun, yang perlu ditekankan oleh paslon adalah inovasi. Sesuai dengan tema debat. KPU ingin melihat bagaimana inovasi terbaru dari tiap paslon,” tutur Farid.
Farid menambahkan, permasalahan yang ada di birokrasi adalaha bagaimana tumbuhnya asumsi penyelenggara bahwa kalau ada yang lebih sulit, kenapa harus yang mudah. Karena itulah membuat sulitnya terbit dokumen-dokumen khusus. Dampaknya, bermunculan calo-calo di tiap instansi.
“Misalnya soal kesulitan terbitnya dokumen perizinan, kependudukan, pajak, dan tanah. Kuncinya ada pada panelis yang menyasarkan pertanyaan,” tegas Farid Zaky.
Selain itu, Farid mengingatkan bahwa paslon perlu langsung menyampaikan inti jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai ada pengulangan pengucapan, karena diberikann oleh panelis melalui moderator.
“Jangan sampai ada retorika terlalu panjang. Langsung pada intinya jawab pertanyaan yang diberikan,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Palangka Raya (UPR), Ricky Zulfauzan mengatakan tema debat kedua merupakan tema yang menarik, karena akan masuk lebih dalam pada dinamika hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Bagaimana inovasi pelayanan publik dilakukan dalam sistem negara kesatuan yang cenderung sentralistik.
“Menurut saya, hal yang perlu dibahas adalah terkait patologi birokrasi di daerah dan reformasi birokrasi yang bersih dan melayani. Menurut W Riggs, ada lima ciri birokrasi di negara berkembang, yakni: Bertindak dan berperilaku seperti tuan; Cenderung korup; Boros: Tidak efisien dalam penggunaan waktu; Birokrasi digunakan untuk mempertahankan kekuasaan. Hal-hal itu perlu diperbaiki,” jelas Ricky.
Menurutnya, argumentasi yang digunakan pada debat kedua nanti harus berbasis data dan fakta empirik. Alangkah baiknya paslon menggunakan referensi yang memperkuat argumen.
Ia menilai debat perdana beberapa waktu lalu kurang menarik, karena terlalu kaku dan terbatas pada waktu.
“Bertanya hanya satu menit, menjawab dua menit. Ujian skripsi saja mahasiswa diberi waktu 15 menit mempresentasikan hasil penelitian. Masa selevel calon gubernur dan wakil gubernur waktunya mepet,” tuturnya.
Karena itu ia menyarakan perlu ada fleksibilitas waktu. Tiap penjelasan memerlukan pendahuluan, isi, dan penutup.
“Jika yang dibahas sudah tidak fokus, maka tugas moderator menghentikan pembicaran. Saran saya, moderator jangan kaku dan lebih luwes dalam mengelola diskusi,” tambahnya.
Paslon gubernur dan wakil gubernur, Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail bin Yahya, bersiap menghadapi debat publik kedua. Dengan mengusung visi Harati, Amanah, Religius, Maju, Optimis, Nasionalis, Indah, dan Sejahtera (HARMONIS), pasangan ini memastikan kehadirannya dalam acara tersebut sebagai bagian dari komitmen untuk menyampaikan visi, misi, serta program kerja unggulan di hadapan publik.
Perihal itu disampaikan H Syahruddin Durasid selaku humas tim pemenangan Willy-Habib. Menurutnya, pasangan Willy-Habib telah melakukan sejumlah persiapan, termasuk evaluasi terhadap debat publik pertama.
“Bisa dipastikan pasangan Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail bin Yahya akan hadir untuk mengikuti debat publik kedua nanti. Setelah debat publik pertama, kami telah mengevaluasi beberapa hal yang menjadi catatan. Hasil evaluasi itu kami jadikan pelajaran untuk lebih mematangkan persiapan debat berikut,” ujarnya, Minggu (27/10).
Menurut Syahruddin, dalam waktu dekat tim pemenangan Willy-Habib akan melakukan simulasi debat sebagai bagian dari persiapan teknis.
“Kami telah mempersiapkan simulasi-simulasi debat yang dirancang untuk mengasah kemampuan pasangan calon dalam merespons pertanyaan serta menyampaikan visi, misi, dan program kerja secara efektif,” tuturnya.
Sementara itu, paslon gubernur dan wakil gubernur, Nadalsyah Koyem dan Supian Hadi (Koyem-SHD), dipastikan akan hadir pada debat kedua Pilgub Kalteng 2024. Debat yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 6 November nanti mengusung tema Inovasi Pelayanan Publik dalam Menyelesaikan Persoalan Daerah.
Ihwal kepastian kehadiran pasangan Koyem-SHD disampaikan ketua tim pemenangan, Sigit K Yunianto. “Pak Koyem dan Pak Supian Hadi siap hadir pada debat kedua. Ini adalah kesempatan untuk menyampaikan ide-ide segar terkait pelayanan publik yang inovatif bagi masyarakat Kalteng,” kata Sigit saat dihubungi Kalteng Pos, Senin (28/10).
Debat kedua ini dinilai penting untuk menguji visi, misi, serta program kerja dari tiap calon dalam memecahkan persoalan di Kalteng. Menurut Sigit, Koyem-SHD pasti dapat memberikan solusi konkret dan ide-ide inovatif yang dapat memperkuat layanan publik di berbagai sektor.
Dengan adanya sesi debat ini, diharapkan masyarakat Kalteng dapat lebih memahami dan menilai komitmen masing-masing paslon. Termasuk pendekatan mereka dalam memberikan pelayanan publik yang efisien dan berkelanjutan.
”Masyarakat dapat menilai paslon mana yang layak untuk menjadi pemimpin Bumi Tambun Bungai ini,” ucapnya.
Kemudian, Abdul Razak selaku calon gubernur yang berpasangan dengan Sri Suwanto, mengaku telah siap untuk menghadiri debat publik kedua nanti.
“Persiapan sudah matang, seperti yang kami lakukan pada debat pertama. Selain visi dan misi, kami juga siap menyampaikan program kerja, bagaimana menginovasi pelayanan pemerintahan. Insyallah akan lebih maksimal,” ujar Razak, Minggu (27/10).
Lebih lanjut ia mengatakan, debat kedua Pilkada Kalteng 2024 menyoroti bagaimana pelayanan publik, yang tentu berkaitan erat dengan reformasi birokrasi.
“Tentu yang berkaitan dengan reformasi birokrasi akan kami siapkan dan tawarkan. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kami tawarkan bagaimana penggunaannya pada pelayanan publik,” bebernya.
Paslon Agustiar Sabran-Edy Pratowo juga menyatakan kesiapan menghadapi debat kedua. Mereka telah menyiapkan strategi khusus untuk debat nanti.
“Pak Agustiar dan Pak Edy sudah melakukan persiapan matang dengan mendalami isu-isu sesuai tema debat dan strategi-strategi khusus terkait penyampaian,” kata Ahmadi Riansyah selaku ketua tim pemenangan.
Ahmadi mengatakan, Agustiar-Edy akan berupaya menerangkan program dan gagasan dengan baik sehingga mampu dicerna masyarakat. Apalagi pasangan ini memiliki segudang pengalaman. “Mereka memiliki strategi-strategi khusus yang dapat membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan publik,” pungkasnya. (irj/ovi/ham/ce/ala/kpfm)