Masyarakat Tanyakan kepada Kandidat tentang Visi Mensinergiskan Program Daerah dengan Kebijakan Nasional

kpfmpalangkaraya.com, PALANGKA RAYA – Tadi malam (20/11/24) keempat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur saling beradu gagasan dalam panggung debat publik, semua kandidat menunjukan penampilan terbaiknya dalam debat final. Selama debat, semua kandidat memaparkan ide strategisnya dalam membangun dan memajukan Kaliteng. Lantas, siapa yang layak memimpin Kalteng?
Debat pamungkas yang digagas oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng ini mengangkat tema Sinkronisasi Pembangunan Daerah dan Nasional yang Inklusif dan Berkeadilan untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Bingkai NKRI. Debat ini dilaksanakan di Swiss Belhotel Danum, Palangka Raya.
Dalam debat kali ini, ada segmen kandidat harus menjawab pertanyaan yang berasal dari aspirasi masyarakat. Pertanyaan yang dibacakan oleh moderator tersebut yakni bagaimana visi anda dalam memastikan bahwa pembangunan daerah di provinsi ini berjalan sinergis dengan kebijakan nasional serta dapat menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali, baik dari sisi sosial ekonomi dan budaya?
Kesempatan pertama diberikan kepada paslon nomor urut 2 Nadalsyah Koyem-Supian Hadi, dalam waktu 60 detik, Koyem-SHD menyatakan akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Seperti halnya pembangunan infrastruktur, mereka akan selalu berkoordinasi dengan kementerian yang membidangi infrastruktur. Kedepannya, akan berkoordinasi dengan beragam kementerian untuk menyelaraskan semua program pemerintah pusat.
“Jadi selalu ada sinkronisasi. Selalu meminta petunjuk, arahan, saran dari pemerintah pusat. Karena pemerintah Provinsi merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat,” kata Nadalsyah Koyem.
Kemudian kesempatan berikutnya kepada paslon nomor urut 3 Agustiar Sabran-Edy Pratowo, menekankan pentingnya sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan visi pembangunan nasional. Ia memastikan bahwa setiap langkah pembangunan akan diarahkan untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk melalui program andalan mereka, Kartu Huma Betang Sejahtera.
“Kami akan segera melakukan sinkronisasi RPJPD agar visi dan misi kami dapat selaras dengan kebijakan nasional. Dengan demikian, setiap program yang kami jalankan, seperti Kartu Huma Betang Sejahtera, dapat benar-benar menjangkau masyarakat di akar rumput, memastikan kesejahteraan dirasakan oleh semua,” jelasnya.
Sementara itu, H. Edy Pratowo menyoroti pentingnya harmonisasi kebijakan pusat dan daerah melalui program-program inovatif yang sudah berjalan. Ia mengungkapkan bahwa keberlanjutan dan pengembangan inisiatif seperti pendidikan gratis untuk satu sarjana dalam setiap keluarga, penyediaan KTP gratis, serta program sosial seperti pasar murah adalah bentuk nyata perhatian mereka terhadap seluruh lapisan masyarakat.
“Harmonisasi adalah kunci utama. Kami telah melaksanakan beberapa inovasi daerah seperti pendidikan kuliah gratis bagi satu sarjana per keluarga, pemberian KTP gratis, serta program sosial lainnya seperti pasar murah. Program-program strategis ini akan terus kami tingkatkan untuk memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Edy.
Pada kesempatan ini paslon nomor urut 4 Abdul Razak-Sri Suwanto menjelaskan sinkronisasi Itu sangat diperlukan dalam visi misi dan program yang dibawakan. Ia mengatakan dari pasangan Asri visi misi itu yang terjadi jadi tidak terlepas permasalahan yang di Kalimantan Tengah. Mulai pendidikan dan kesehatan juga pembukaan lapangan pekerjaan.
“Karena masih banyak pengangguran di Kalimantan Tengah jadi program pembangunan yang dibuat oleh pemerintah pusat jadi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan itu artinya bahwa kita setiap melaksanakan pembangunan dalam perencanaan pembangunan itu harus melibatkan beberapa pihak termasuk organisasi masyarakat,” tegas Abdul Razak.
Berikutnya pasangan nomor urut 1 Willy M Yoseph-Habib Ismail menjawab pertanyaan dari masyarakat. Willy mengungkapkan pentingnya koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah agar program pembangunan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Dirinya menjelaskan bahwa pembangunan yang inklusif dan berkeadilan adalah prioritas utama visi mereka. Menurutnya, pembangunan di Kalteng harus melibatkan semua elemen masyarakat serta seluruh instrumen yang ada di daerah. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang diambil dapat sesuai dengan kebutuhan daerah, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun budaya.
“Kami menyadari bahwa salah satu tantangan besar dalam pembangunan di Kalteng adalah masalah koordinasi antara pusat dan daerah. Banyak permasalahan seperti pembukaan jalan atau penyediaan listrik ke daerah terpencil yang sering bertentangan dengan tata ruang yang ada. Oleh karena itu, sinkronisasi antar kebijakan sangat penting,” ujar Willy.
Habib Ismail bin Yahya turut menambahkan bahwa dalam pembangunan inklusif dan berkeadilan, mereka juga berkomitmen untuk melibatkan semua elemen masyarakat dan seluruh instrumen di Kalteng untuk bersama menciptakan pembangunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bumi Tambun Bungai.
Sebelum menjawab pertanyaan dari masyarakat, masing-masing kandidat juga menyampaikan gagasan pembangunan serta menjawab pertanyaan dari panelis. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah nomor urut 01, Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail bin Yahya, menegaskan komitmennya untuk membangun infrastruktur jalan yang berkeadilan demi mendorong pemerataan ekonomi di Bumi Tambun Bungai. Hal tersebut menjawab pertanyaan dari panelis dalam debat publik ketiga yang digelar menjelang Pemilihan Kepala Daerah Kalimantan Tengah 2024.
Willy-Habib menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur, khususnya jalan, merupakan elemen penting dalam mempercepat aksesibilitas masyarakat dan mengurangi kesenjangan antarwilayah, terutama bagi masyarakat di pedalaman dan daerah terpencil. Selama ini, daerah-daerah tersebut dinilai masih belum mendapatkan perhatian yang maksimal dalam hal pembangunan.
Dalam paparannya, pasangan calon ini memaparkan rencana konkret untuk memperbaiki kondisi jalan yang masih rusak di berbagai wilayah Kalimantan Tengah.
Untuk itu, Willy-Habib dalam programnya akan mengimplementasikan program satu set alat berat per kecamatan. Program ini bertujuan untuk mempermudah proses pembukaan dan perbaikan jalan, baik di kawasan pedesaan maupun perkotaan.
“Kami akan segera melakukan pendataan terhadap kondisi jalan yang rusak, lalu memperbaikinya secara bertahap. Dengan adanya alat berat di setiap kecamatan, proses pembangunan dan perbaikan jalan akan lebih cepat dan efisien,” kata Willy.
Selain program di tingkat lokal, Willy-Habib juga berkomitmen melobi pemerintah pusat agar memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur jalan di Kalimantan Tengah. Mereka berharap dukungan dari pusat dapat mempercepat pembangunan ruas jalan yang menjadi penghubung utama antarkabupaten dan kota.
“Kami akan melobi pemerintah pusat untuk memastikan ruas-ruas jalan di Kalimantan Tengah mendapat perhatian khusus. Dukungan pusat sangat penting untuk membantu percepatan pembangunan infrastruktur yang kami rencanakan,” tambahnya.
Willy-Habib menegaskan, konsep pembangunan yang mereka usung adalah pembangunan berkeadilan. Artinya, pembangunan tidak hanya terpusat di wilayah perkotaan, tetapi juga merata hingga ke wilayah pedalaman. Pasangan calon yang memiliki visi “HARMONIS” ini berkeyakinan bahwa dengan akses jalan yang memadai, masyarakat di seluruh penjuru Kalimantan Tengah dapat menikmati hasil pembangunan secara setara.
Sementara itu, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalteng nomor urut 2, Nadalsyah Koyem-Supian Hadi tampil prima pada debat pamungkas ini. Ketika ditanya panelis seputar strategi untuk memastikan perencanaan tata ruang wilayah RT dan RW di Provinsi Kalteng dapat selaras dan sinergi dengan rencana pembangunan nasional dan kabupatenkabupaten/kota.
Nadalsyah Koyem menjelaskan pihaknya jika dipercaya menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur di periode berikutnya akan selalu melakukan sinkronisasi baik dengan pemerintah kabupaten/kota maupun pusat. Karena sinergitas untuk pembangunan Kalteng ini sangat diperlukan. “Jika tidak bersinergi, tentunya akan berselisih dengan pemerintah kabupaten maupun pusat,” kata Nadalsyah Koyem.
Berbicara perihal tata ruang, pihaknya akan bersinergi antar lini. Demi memastikan tata ruang di Kalteng bisa dipilah. Antara keperluan pembangunan, jalan, masyarakat, dan lainnya. Sementara itu, Supian Hadi menambahkan bahwasanya sinergitas tata ruang ini sangat diperlukan. Guna memastikan pembangunan di wilayah Kalteng merata. Mulai dari sinkronisasi pemerintah pusat, turun ke provinsi, dan turun ke kabupaten/kota.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut 3, Agustiar Sabran-Edy Pratowo, memaparkan visi mereka terkait pertanyaan dari penalis mengenai pemanfaatan media sosial untuk memperkuat persatuan di tengah masyarakat Kalteng.
Dalam debat tersebut, Agustiar Sabran menyoroti pentingnya peran konten kreator dan pengguna media sosial dalam menciptakan narasi positif. Ia berjanji akan mendorong budaya digital yang konstruktif melalui penghargaan bagi individu atau kelompok yang aktif menyebarkan informasi benar dan positif.
“Kami akan memberikan penghargaan kepada konten kreator yang memberikan kontribusi nyata dalam menyebarkan kritik membangun dan pesan yang bermanfaat. Ini akan memotivasi masyarakat untuk berlomba-lomba bermedia sosial secara bijak,” ujarnya.
Sementara itu, Edy Pratowo menambahkan pentingnya dukungan infrastruktur digital dari pemerintah. Ia menjelaskan rencana pasangan ini untuk mendirikan Huma Betang Center sebagai pusat edukasi digital dan layanan pengaduan terkait penyalahgunaan media sosial.
“Pemerintah harus hadir dengan solusi nyata. Kami akan membuka layanan seperti Huma Betang Center untuk memberikan edukasi dan ruang diskusi tentang media sosial yang sehat. Selain itu, kami juga akan memperkuat sistem laporan spam dan berita palsu melalui platform digital satu data, sehingga masyarakat merasa lebih dilibatkan dalam pengawasan,” tegasnya.
Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Abdul Razak dan Sri Suwanto nomor 4 berhasil mencuri perhatian dengan program-program yang sangat relevan dengan kebutuhan anak muda saat ini. Program-program ini bukan hanya sekedar janji, tetapi solusi nyata yang dapat menjawab tantangan yang dihadapi generasi milenial dan gen Z di Kalimantan Tengah.
Terlebih tampilan keduanya saat debat, mengenakan sepatu sport dan bercelana jeans bergaya anak muda. Menunjukkan jiwa muda meski secara usia melampaui usia anak muda. Sementara untuk tampilan nasional dan menghormati budaya yang menunjukkan persatuan dan kesatuan di bawah NKRI, Abdul Razak mengenakan topi Laung khas Dayak, dan Sri Suwanto mengenakan blankon.
Internet gratis sampai pelosok-pelosok desa, program Rp 50 juta untuk entrepreneur muda yang ingin memulai usaha, program konten kreator di seluruh kabupaten/kota Kalteng, listrik nyala 24 jam, serta jalan mulus yang terkoneksi seluruh Kalteng. Program-program ASRI 4 mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang disinkronkan dengan SDA melimpah.
“Dengan soft skills yang mereka miliki, tidak akan ada anak muda yang menganggur. Lapangan kerja terbuka lebar, dan berbasis teknologi,” ungkap Cawagub Sri Suwanto dalam opening statementnya.
Pada kesempatan pasangan Abdul Razak menjelaskan bahwa sering terjadi antara pusat daerah terkait tidak sinkronisasi perkara kebijakan. Menurutnya dalam situasi ini perlu diutamakan skala prioritas. Selanjutnya, menurutnya apabila terjadi beda pandangan antara pusat daerah harus ada tim untuk mengkoordinasikan mensinkronisasikan.
“Kepentingan antara pusat dan daerah dalam pelaksanaannya tentu ada mekanismenya, kita tahu para pemerintah daerah ini adalah kepanjangan tangan dan pemerintah pusat sehingga apa yang diinginkan oleh pemerintah pusat dan daerah sepanjang tidak bertentangan dan regulasi NKRI tentu pemerintah daerah akan mendukungnya dan melaksanakan sesuai dengan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat,” tegasnya.
Selanjurnya dengan ini daerah selalu bersinergi. Bukan hanya itu pihaknya juga akan memberikan masukan-masukan yang positif terhadap pemerintah pusat.
“Selain itu juga kita ada tim khusus untuk membicarakan mendiskusikan mengkoordinasikan sehingga ke depan akan menjadi sinergitas antara pusat dan daerah,”tegasnya.
Ketua KPU Kalteng Sastriadi dalam sambutannya mengatakan bahwa hak calon pemilih untuk mengatahui gagasan yang dibawakan oleh paslon. Karena para pemilih ini yang akan menentukan arah Kalteng kedepannya.
“Pogram kerja ataupun komitmennya sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah kepada masyarakat melalui forum ini karena adalah hak bagi para calon pemilih masyarakat Kalimantan Tengah untuk mengetahui konsep dan rencana Seperti apa nantinya yang akan dibawa oleh Pasangan calon jika terpilih menjadi pemimpin di Kalimantan Tengah,” tegas Sastriadi.
Pada kesempatan ini juga pihaknya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung suksesnya penyelenggaraan Pilkada di Kalimantan Tengah. Dengan berjalan dengan baik dan tetap dalam kondisi rukun dan damai ia berharap kondisi demikian dapat terus berlangsung. (irj/ovi/zia/ham/ala/kpfm)