
kpfmpalangkaraya.com, PALANGKA RAYA – Masa tenang pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024 dimulai serentak sejak Minggu (24/11) hingga Selasa (26/11). Masa tenang menandai berakhirnya seluruh aktivitas kampanye pilkada. Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 13 Tahun 2024, sejumlah larangan diberlakukan selama masa tenang, termasuk penyiaran iklan di media massa cetak, elektronik, media sosial, maupun online.
Di Kalimantan Tengah (Kalteng), ada empat pasangan calon (paslon) yang telah menyudahi masa kampanye. Mereka adalah pasangan Willy M Yoseph-Habib Ismail, Nadalsyah Koyem-Supian Hadi, Agustiar Sabran-Edy Pratowo, dan Abdul Razak-Sri Suwanto. Pada masa tenang ini, para kandidat tetap memperkuat konsolidasi bersama tim pemenangan untuk merawat dukungan.
Pasangan Willy Midel Yoseph-Habib Ismail berencana menggunakan waktu selama masa tenang untuk beristirahat, sembari terus melakukan konsolidasi dengan tim-tim pemenangan untuk memperkuat strategi.
“Masa tenang adalah waktu untuk evaluasi, introspeksi, dan merapatkan barisan. Selain itu, kami juga terus memantapkan strategi agar tetap solid hingga hari pemungutan suara nanti,” ucap humas tim pemenangan Willy-Habib, Syahrudin Durasid.
Ia mengatakan, doa bersama menjadi bagian penting dari persiapan akhir tim untuk memastikan langkah mereka menuju kemenangan. Willy Midel Yoseph akan menggunakan hak pilihnya di TPS 22, Jalan Pangrango, Kelurahan Palangka. Sementara Habib Ismail bin Yahya akan mencoblos di TPS 23, Jalan G. Obos 14, Kelurahan Menteng. Tim pemenangan optimistis kedua tokoh ini akan meraih suara yang banyak di TPS masing-masing.
“Kami sangat yakin mereka akan menang di tempat mereka mencoblos. Dukungan masyarakat di wilayah tersebut sudah terbangun dengan baik,” tambahnya.
Menurut Syahrudin, keyakinan akan kemenangan pasangan ini telah tertanam sejak awal pencalonan. Tim pemenangan telah melakukan analisis politik yang matang, termasuk membaca peta politik di Kalteng dan mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi tantangan.
Di masa tenang, Syahrudin mengimbau seluruh tim pemenangan dan pendukung untuk tetap menjaga ketertiban dan fokus pada persiapan akhir. Ia juga meminta masyarakat Kalteng menggunakan hak pilih secara bijak demi masa depan daerah yang lebih baik.
“Kami berharap semua pihak tetap menjaga suasana kondusif. Pilkada adalah pesta demokrasi yang harus dijalani dengan penuh kedewasaan. Kami juga mengajak masyarakat untuk memilih dengan hati nurani demi Kalimantan Tengah yang lebih baik,” tandasnya.
Pasangan berikutnya adalah Nadalsyah Koyem-Supian Hadi. Paslon ini meminta seluruh tim pemenangan dan partai pengusung untuk menjaga situasi kondusif selama masa tenang. Masa tenang yang berlangsung tiga hari sebelum hari pemungutan suara, menjadi momen penting bagi masyarakat untuk menentukan pilihan dengan tenang dan bijak.
“Baik itu di tingkat tim, relawan, maupun di wilayah masing-masing harus menjaga kondisi yang aman dan tenteram,” ungkap Sekretaris DPD Partai Demokrat Kalteng, Junaidi saat ditemui Kalteng Pos di ruang kerjanya, Minggu (24/11).
Selama masa tenang, lanjutnya, seluruh kegiatan kampanye dialogis maupun monologis dan pemasangan alat peraga kampanye harus dihentikan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU). “Kami menaati aturan KPU, seluruh alat peraga kampanye sudah dilepaskan,” tambahnya.
Junaidi berharap masyarakat memanfaatkan masa tenang untuk menenangkan hati sebelum menentukan pilihan. “Kami berharap masyarakat Kalteng sudah mantap dengan pilihan masing-masing. Pada tanggal 27 nanti, kami imbau masyarakat untuk berbondong-bondong datang ke TPS, menggunakan hak pilih untuk memilih pemimpin yang peduli terhadap rakyat,” jelasnya.
Terkait lokasi pemungutan suara, Junaidi mengungkapkan, ia dan pasangannya akan mencoblos di TPS masing-masing. Koyem akan menggunakan hak pilih di Kabupaten Barito Utara, sementara Supian Hadi di Kabupaten Kotawaringin Timur. “Saya tidak tahui pasti TPS mereka,” bebernya.
Junaidi menekankan pentingnya pilkada yang lancar, jujur, dan adil. “Kami berharap pelaksanaan pilkada kali ini bisa menghasilkan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap rakyat,” tutupnya.
Terpisah, Ahmadi Riansyah selaku ketua tim pemenangan paslon Agustiar Sabran-Edy Pratowo mengatakan, selama masa tenang tim pemenangan di 14 kabupaten/kota akan terus berkoordinasi.
“Kami melakukan koordinasi dengan seluruh tim pemenangan dan menerima laporan untuk memantau perkembangan kekuatan tim,” tutur Ahmadi.
Ia mengaku tim pemenangan Agustiar Sabran-Edy Pratowo telah mempersiapkan saksi untuk tiap TPS. “Sudah kami siapkan untuk ditugaskan di tiap TPS. Kami pastikan akan berjalan lancar dan bisa mengawal perolehan suara kami,” tegasnya.
Sementara itu, HM Rizal sebagai ketua tim pemenangan paslon Abdul Razak-Sri Suwanto, mengatakan bahwa pihaknya langsung melakukan konsolidasi koalisi secara internal.
“Kami memperkuat secara kelembagaan dengan melakukan konsolidasi secara internal untuk memaksimalkan kekuatan,” ungkap Rizal kepada Kalteng Pos, Minggu (24/11).
Selama masa tenang ini, koordinasi akan tetap dilakukan dengan tim-tim pemenangan se-Kalteng.
Selain itu, Rizal memastikan bahwa rekruitmen saksi untuk tiap TPS sudah dilakukan. Semua saksi yang tergabung telah diberi pelatihan. Ia menekankan pentingnya peran saksi dalam memastikan kemenangan pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto pada pilkada kali ini.
“Keberadaan saksi luar itu sangat diperlukan untuk menjaring suara masyarakat agar memilih pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto,” tuturnya.
Masa tenang pilkada yang dimulai tanggal 24 November, menjadi ujian penting bagi seluruh elemen masyarakat. Mulai dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), hingga warga negara sebagai pemilih.
Dalam konteks ini, hari tenang tidak hanya menjadi ruang bagi pemilih untuk merenungkan pilihan secara jernih dan objektif, tetapi juga menjadi fase paling krusial yang kerap diwarnai tantangan.
Hal itu disampaikan Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah periode 2017-2023, Anik Sholihatun, saat mengisi materi Sosialisasi Pengawasan Partisipatif pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 di Swiss-Belhotel Danum, Palangka Raya, Sabtu (23/11).
Menurutnya, hari tenang bertujuan memberi waktu bagi masyarakat untuk menimbang-nimbang pilihan tanpa tekanan. “Ini adalah waktu untuk berpikir tenang, tanpa gangguan dari hiruk-pikuk kampanye atau pengaruh-pengaruh lain,” katanya.
Namun, realitas di lapangan sering kali tak sesuai ekspektasi. Masih ada potensi kampanye terselubung melalui berbagai media, termasuk media sosial, yang memuat ujaran kebencian, disinformasi, dan politik uang. Semua ini menjadi tantangan besar bagi penyelenggara pilkada dan masyarakat untuk memastikan demokrasi yang benar.
Bagi KPU dan Bawaslu, masa tenang justru menjadi puncak kerja keras. Penurunan alat peraga kampanye, pengawasan media sosial, hingga memastikan logistik pilkada siap di tempat pemungutan suara (TPS), merupakan tugas-tugas penting yang harus dilaksanakan tanpa cela.
“Kita sedang mempertaruhkan citra demokrasi Indonesia di mata dunia. Pemilu serentak ini harus sukses demi membuktikan kemampuan bangsa ini mengelola pesta demokrasi terbesar,” ujarnya.
Selain penyelenggara, masyarakat juga memiliki peran besar. Masyarakat diimbau untuk menjadi pelopor ketenangan dan mencegah penyebaran informasi yang tidak benar. Kepala daerah dan komunitas lokal diminta aktif dalam mengedukasi masyarakat sehingga tidak terlibat dalam politik uang.
Ketika proses penghitungan suara dimulai, lanjutnya, transparansi harus dijaga ketat. Proses penghitungan suara di TPS hingga tingkat kecamatan harus terbuka dan diawasi masyarakat, saksi, dan pemantau. “Tiap potensi manipulasi, perubahan, atau pergeseran suara harus dilaporkan dan ditindak sesuai mekanisme hukum,” tegasnya.
Anik berharap masyarakat tidak hanya datang ke TPS untuk mencoblos, tetapi juga memahami hak dan tanggung jawab sebagai pemilih yang cerdas. “Pemilu adalah cerminan harga diri bangsa. Kita harus berani menolak segala bentuk intervensi yang merusak demokrasi,” tekannya.
Tak lupa ia mengingatkan bahwa masa tenang adalah peluang emas untuk membuktikan kedewasaan demokrasi Indonesia. “Dengan menjaga integritas, transparansi, dan partisipasi aktif, pilkada serentak 2024 diharapkan menjadi momentum membanggakan yang menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi di Indonesia adalah demokrasi yang bermartabat,” pungkasnya. (ovi/irj/ham/zia/ce/ala/kpfm)