Versi Hitung Cepat, Paslon 02 dan 03 Bersaing Ketat
Willy-Habib Tunggu Real Count, Razak-Sri Ingatkan Masyarakat Tetap Tenang
kpfmpalangkaraya.com, PALANGKA RAYA – Pertarungan kontestan pemilihan gubernur (pilgub) Kalimantan Tengah (Kalteng) kali ini benar-benar sengit. Ada tiga lembaga survei yang melakukan hitung cepat atau quick count pada pesta demokrasi lima tahunan ini. Hasil hitung cepat untuk Pilgub Kalteng memperlihatkan persaingan ketat antara paslon urut 02 (Nadalsyah Koyem-Supian Hadi) dan paslon nomor urut 03 (Agustiar Sabran-Edy Pratowo). Hasil hitung cepat dirilis oleh LSI Denny JA, Indikator, dan Poltracking (data lengkap lihat tabel).

Dari tiga lembaga survei itu, rata-rata data yang masuk sudah melebihi 90 persen. Dari data tersebut, terlihat persaingan ketat terjadi antara Nadalsyah Koyem-Supian Hadi dan Agustiar Sabran-Edy Pratowo. Kemudian di posisi ketiga ada paslon nomor urut 01 (Willy M Yoseph-Habib Ismail), diikuti paslon nomor urut 04 (Abdul Razak-Sri Suwanto). Meski begitu, hasil hitung ini belum final, mengingat hasil penghitungan resmi harus berdasarkan real count pihak KPU.
Melihat hasil hitung cepat ini, suasana tegang terlihat di rumah pemenangan paslon nomor urut 02 dan 03. Seperti yang terlihat di rumah pemenangan pasangan Nadalsyah Koyem-Supian Hadi. Sedari sore hingga tadi malam, para pendukung dan saksi memadati Kantor DPD PDIP di Jalan Ir Soekarno. Tampak raut wajah harap-harap cemas para pendukung paslon ini.
Ketua tim pemenangan paslon Koyem-SHD, Sigit K Yunianto, terlihat cukup gelisah. Sesekali ia keluar untuk memastikan kondisi di halaman kantor. Lalu, masuk lagi ke dalam ruangan untuk mengecek data perolehan suara yang dihimpun timnya.
Walau sedikit gelisah, Sigit tetap optimistis bahwa paslon Koyem-SHD mampu unggul pada pilkada kali ini. Ia selalu memberitahukan kepada awak media progres perolehan suara yang telah dihimpun tim internal partai.
Sementara itu, tim pemenangan paslon Agustiar Sabran-Edy Pratowo optimistis ditunjukkan oleh para anggota tim pemenangan Agus-Edy yang berkumpul di rumah pemenangan, Jalan Antang, Kota Palangka Raya. Sejak sore hari, sejumlah anggota tim pemenangan seperti seperti Yansen Binti, Jeffriko Seran, dan lainnya telah berkumpul.
Dengan tekun mereka mengamati dengan saksama hasil perhitungan cepat yang dikeluarkan Lembaga Survei Indikator yang ditampilkan pada layar yang terpasang di teras rumah pemenangan. Raut tegang tampak terlihat pada wajah para anggota tim pemenangan saat menyaksikan perolehan suara paslon andalan mereka yang sempat tertinggal tipis.
“Kami bersyukur atas hasil yang sangat positif ini. Terima kasih kepada masyarakat Kalimantan Tengah yang telah memberikan dukungan luar biasa. Ini adalah kemenangan bersama, kemenangan rakyat Kalteng,” ungkap ketua tim pemenangan Agustiar-Edy, Ahmadi Riansyah, dalam keterangan pers, Rabu malam (27/11/24).
Ahmadi mengatakan, keberhasilan ini adalah hasil kerja keras tim dan relawan yang terus mendekatkan diri kepada masyarakat. “Kami selalu berkomitmen mendengar kebutuhan masyarakat dan menawarkan solusi nyata. Hasil ini menjadi bukti bahwa masyarakat menginginkan keberlanjutan untuk Kalteng yang lebih BERKAH dan maju,” ujar Edy.
Namun, pasangan Agustiar-Edy tetap mengingatkan pentingnya mengawal proses hingga tahapan resmi selesai. “Kami meminta semua pendukung tetap mengawal proses ini hingga keputusan resmi diumumkan KPU. Kita harus menjaga demokrasi yang jujur dan transparan,” pintanya.
Melihat hasil quick count Pilkada Kalteng 2024, perolehan suara paslon nomor urut 01, Willy Midel Yoseph-Habib Ismail bin Yahya, berada di posisi ketiga dari empat kontestan yang bertarung. Meski demikian, tim pemenangan pasangan Harmonis ini tetap optimistis dan menunggu real count yang akan diumumkan KPU.
Menurut humas tim pemenangan pasangan Willy-Habib, Syahrudin Durasid, meski quick count menunjukkan posisi pasangan 01 di peringkat ketiga, tetapi mereka yakin bahwa hasil akhir masih bisa berubah.
“Kami percaya bahwa semua tim telah bekerja maksimal. Kami tetap optimistis dan menunggu hasil real count resmi dari KPU,” ucap Syahrudin, Rabu (27/11/24).
Ia menjelaskan, sejauh ini perolehan suara paslon nomor urut 01, 02, dan 03 masih beriringan dan ada peluang untuk unggul. Ia mengakui adanya tantangan dalam pengumpulan informasi dari daerah-daerah tertentu karena kesulitan sinyal dan akses internet. Hal itu menyebabkan adanya ketidakpastian dalam informasi yang diterima tim.
“Kami menyadari bahwa ada daerah-daerah dengan sinyal yang buruk, yang mengakibatkan akses internet terputus dan pengumpulan data tidak selalu valid,” tuturnya.
Meskipun ada kendala, Syahrudin menegaskan bahwa tim pemenangan tetap percaya pada proses yang sedang berlangsung dan menantikan hasil akhir yang sah dari KPU.
“Kami tetap yakin dan menunggu hasil real count KPU, yang tentunya akan mencerminkan suara rakyat yang lebih akurat,” tambahnya.
Sementara itu, calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 04, H Abdul Razak, juga menanggapi hasil hitung cepat sementara. Dengan besar hati ia mengucapkan selamat kepada pasangan calon yang unggul berdasarkan hasil hitung cepat.
“Selamat kepada pasangan calon gubenur dan wakil gubernur yang menang berdasarkan hitung cepat,” ucapnya.
Ia mengatakan, walaupun hasil hitung cepat telah menunjukkan salah satu paslon sebagai pemenang, tetapi ia tetap meminta masyarakat untuk menjaga situasi yang kondusif dan tetap menjaga persatuan sembari menunggu hasil real count dari KPU.
“Kalah menang dalam konstetasi adalah hal wajar. Yang terpenting tetap menjaga persatuan masyarakat, karena yang terpilih adalah putra terbaik Kalteng,” ungkapnya.
Abduk Razak juga mengucapkan terima kasih kepada lembaga survei yang secara resmi sudah membantu masyarakat mengetahui hasil cepat pemilu, terkhusus di Kalteng. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam pilkada serentak kali ini.
“Terima kasih terhusus kepada masyarakat Kalteng yang menitipkan cita-cita semangatnya dengan memilih kami di TPS tadi pagi,” kata dia.
Pengamat politik dari Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, Hakim Syah, melihat antusiasme pemilih dalam menggunakan hak pilih patut untuk diapresiasi. Para penyelenggara pemilu dan para pemangku kepentingan lain juga telah bekerja keras dan profesional untuk menyukseskan pilkada serentak 2024.
“Kesuksesan pilkada tentu saja tidak sekadar diukur dari tingginya angka partisipasi pemilih, tetapi juga variabel penting lainnya seperti suasana yang aman, nyaman, dan kondusif,” kata Hakim Syah.
Menurut dosen mata kuliah Komunikasi Politik ini, apa pun hasil dari kontestasi elektoral, semua pihak sudah sepatutnya berjiwa besar dan berlapang dada untuk menerima.
Ia berpendapat bahwa dalam setiap kompetisi, kekalahan tentu kerap membawa kekecewaan bagi para kompetitor. Meski demikian, kekalahan bukanlah berarti kegagalan. Demokrasi bukan sekadar bagaimana meraup suara terbanyak dari pemilih dalam kontestasi elektoral, tetapi bagaimana nilai-nilai keadaban dijunjung tinggi. Demokrasi sudah selayaknya menghadirkan kebaikan umum (bonum commune).
“Paslon yang memenangi konstestasi elektoral, ketika memimpin daerah selama lima tahun ke depan, tentu bukan untuk melayani para pendukung dan golongan atau kelompoknya saja, tetapi menjadi pelayan bagi seluruh masyarakat,” tegasnya.
Baginya, visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan paslon terpilih sudah selayaknya diorientasikan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah dengan segala potensi sumber daya yang dimiliki daerah.
Hakim Syah juga memantau hasil hitung cepat dari bebergai lembaga survei. Menurutnya, selisih perolehan suara paslon nomor urut O2 dan paslon nomor urut 03 berdasarkan rilis hitung cepat sejumlah lembaga survei nasional, memang sangat ketat dalam perolehan suara.
Menurutnya, ada potensi untuk mengajukan gugatan sengketa hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK), jika salah satu paslon tidak mengakui dan tidak menerima hasil perolehan suara yang ditetapkan KPU Kalteng.
“Sepanjang tidak ada hal-hal yang dianggap ada unsur-unsur kecurangan pemilu oleh paslon nomor urut 02 dan 03, maka kemungkinan tidak akan ada gugatan ke MK,” tuturnya.
Ia menambahkan, selisih suara yang tipis tidak serta-merta menjadi dasar bagi paslon tertentu untuk mengajukan gugatan hasil pemilu ke MK. Sepanjang proses pemungutan suara dan penghitungan suara jujur, adil, dan akuntabel, kemungkinan tidak akan ada gugatan ke MK. (irj/ovi/sja/ham/ce/ala/kpfm)