Dari Kaji Banding FKUB Kalteng ke FKUB Jawa Tengah dan Magelang (2)

Kunjungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalteng ke akademi militer (akmil) di Magelang kali ini, tentu menjadi pertanyaan banyak kalangan. Apa korelasi FKUB datang ke sana?
HM WAHYUDIE F DIRUN, Magelang
kpfmpalangkaraya.com, TERLEPAS dengan keheranan itu, ternyata setelah kami datang dan melihat langsung, baru kami sadar dan terbuka melihat apa yang sesungguhnya.
Lembaga perguruan tinggi pencetak para taruna ini, ternyata memang didesain dengan model yang luar biasa. Jangankan kita, para tentara Australia yang melakukan kaji banding ke akmil ini beberapa waktu lalu, infonya berdecak kagum melihat fasilitas dan kedisiplinan para taruna di lembaga ini.
Ini modal luar biasa buat negeri, karena para tentara ini nantinya menjadi generasi masa depan penjaga gerbang NKRI. Kedatangan kami ke akmil ini diterima oleh widyasuara Akmil Brigjen TNI Afianto. Sebelumnya kami diterima dan dilayani di Museum Taruna Abdul Jalil oleh Kepala Sejarah Militer Letkol Infanteri M Kasim.
Awal datang, kami langsung disungguhkan dengan canggihnya gaya teater di dalam museum akmil ini. Mirip-mirip studio 21. Di sini, pengunjung mendapat penjelasan semua sejarah militer dan sejarah akmil. Sehingga ketika akan melanjutkan kunjungan melihat fasilitas, pengunjung sudah paham.
Menurut Letkol Kasim, museum ini dahulunya sangat sederhana dan tradisional. Seiring bergantinya waktu, museum direhab dengan gaya perpaduan modern dan tradisional. Semua sejarah militer dan perjalanan bangsa terpatri di museum ini. Termasuk foto dan tanda tangan asli sang proklamator pun jelas dengan foto hitam putihnya.
Beberapa foto lawas yang terpampang di musiem ini menggambarkan bagaimana sejarah akmil yang tepat berada di lereng pegunungan Tidar itu. Juga banyak foto para jenderal yang berjasa terhadap negeri, seperti Jenderal Gatot Subroto, Jenderal Oerip Soemihardjo, Jenderal Ahmad Yani, dan Jenderal Sudirman. Bahkan ada foto Jenderal ZA Maulani, mantan Pangdam Tanjungpura yang familiar dengan orang Kalimantan.
Lalu, bagaimana hubungannya dengan FKUB? Di sinilah benang merahnya. Ternyata gaya pendidikan militer di akmil terhadap para taruna mengedepankan pelajaran agama dan pembinaan mental. Kepada para taruna, selain ditanamkan rasa cinta kepada bangsa, mereka juga harus mencintai agamanya masing-masing.
Menurut Jenderal Afianto, tiap waktu beribadah bagi umat Islam pada hari Jumat, maka para taruna dari agama lain juga melakukan ibadah. Tiap para taruna Kristen melaksanakan ibadah pada hari Minggu, maka pada hari itu juga taruna agama lain melakukan ibadah dan mengikuti bimbingan rohani.
Rasa kebersamaan dalam beragama menjunjung tinggi rasa toleransi sudah ditanamkan kepada para taruna sejak mulai menempuh pendidikan di akmil ini. Tak heran ketika selesai, tidak hanya ilmu militer yang dikuasai, tetapi juga dibekali ilmu agama.
Menurut Afianto, akmil ini sudah berstandar sama dengan perguruan tinggi. Akmil memiliki lima program studi yang semuanya S-1, yakni Managemen Pertahanan, Teknik Pertahanan, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Teknik Elektrik. Semua program studi ini diampu oleh para jenderal.
Sebelumnya, Ketua FKUB Kalteng Prof Bulkani menyampaikan kepada Jenderal Afianto, bahwa kunjungan anggota FKUB Kalteng ini barangkali pertama dan satu-satunya FKUB se-Indonesia. Selain ingin tahu lebih dalam terkait akmil, FKUB Kalteng juga ingin menyosialisasikan program kepada militer.
Dalam diskusi dengan Afianto, sampailah pada sebuah keinginan, bagaimana seadainya para pemuka semua agama belajar bersama dalam satu atau dua hari di akmil, tentu akan menarik. Sama seperti yang dilakukan Presiden Prabowo dengan menggembleng para menterinya di akmil ini. (*/ce/bersambung/kpfm)