Produk Tas Benang Bintik Tembus Pasar Nasional, Raup Omzet Jutaan Rupiah  

Muslimah, Mengangkat Kearifan Lokal melalui Tas Berkualitas

Muslimah seorang ibu rumah tangga memiliki kreativitas tinggi. Ia berhasil menjadikan tas kain benang bintik khas Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi produk unggulan usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tas buatannya tersebut banyak diminati masyarakat luas baik lokal hingga luar daerah.

MUHAMMAD FAHRIZAL, Palangka Raya

kpfmpalangkaraya.com – NAUFAL Collection Pky merupakan nama usaha yang dirintis oleh Muslimah, produk utamanya adalah tas dari kain benang bintik. Ide usahanya muncul pada tahun 2019. Ketika itu dia tidak memiliki cukup uang untuk membelikan tas baru untuk suaminya.

Ketika itu, dengan kemampuan menjahit dasar yang dia peroleh dari orang tuanya dan memanfaatkan kain benang bintik yang tersisa, ia mencoba memperbarui tas suaminya dengan tampilan memukau menggunakan benang bintik khas Kalteng.

Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang tertarik dengan tas hasil karyanya. Permintaan mulai datang dari berbagai pihak dengan motif yang berbeda-beda. Dari sinilah bisnis tas kain benang bintik ini berkembang. Usaha ini berlokasi di Jalan Arjuna 1, Gang Arjuna 2B, No. 8A, G. Obos 25, Palangka Raya.

Tas buatan perempuan dengan dua anak ini menggunakan bahan berkualitas dan dipadukan dengan batik khas Kalimantan Tengah. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp300 ribu. Menurutnya, proses pembuatan tas ini cukup rumit karena permintaan pelanggan yang beragam. Namun, hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menambah koleksi baru di galerinya.

“Dari berbagai strategi pemasaran yang kami lakukan, kami berharap produk ini semakin dikenal banyak orang,” ujar perempuan berusia 25 tahun ini, yang merupakan anak dari Abdul Falah.

Strategi pemasaran yang ia gunakan melibatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp. Selain itu, ia juga memasarkan produknya di car free day (CFD) yang ada di Palangka Raya. Produk tas karyanya tidak hanya diminati warga lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional, produknya telah dikirim hingga ke luar daerah seperti Surabaya, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Keunikan produknya terletak pada kualitas kerajinan tangan yang dihasilkan secara manual.

Pendapatan dari usaha ini mencapai Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan. Menurutnya, penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Sasaran penjualannya mencakup semua kalangan, terutama anak muda, agar mereka lebih mencintai batik daerah melalui penggunaan tas dengan desain yang kekinian.

“Banyak harapan saya terhadap usaha ini dan perhatian pemerintah terhadap UMKM di Palangka Raya,” ujarnya.

Perempuan asal Barabai, Kalimantan Selatan, ini berharap agar usahanya terus berkembang. Ia bercita-cita memiliki toko sendiri, dapat mempekerjakan orang-orang yang membutuhkan pekerjaan, dan memiliki peralatan jahit yang lengkap untuk meningkatkan produksi tas dengan berbagai motif.

Selain itu, ia juga berharap agar pemerintah dapat turun langsung ke lapangan untuk mengunjungi para pelaku UMKM lokal di Palangka Raya. Menurutnya, apresiasi berupa bantuan alat-alat kerajinan, penyediaan wadah yang layak, dan promosi produk-produk lokal sangat penting agar kerajinan khas daerah dapat lebih dikenal di seluruh Indonesia. (*/ala/kpfm)

500 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.