Mengejutkan, Fitriani Tidak Masuk Skuad Kejuaraan Asia

Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Fitriani saat berlatih di Pelatnas PBSI, Jakarta beberapa waktu lalu. (MOHAMMAD TAN REHA/JAWA POS)

JAKARTA– Badminton Asia Team Championships (BATC) alias Kejuaraan Asia Beregu 2020 bakal bergulir bulan depan. Tepatnya 11-16 Februari, di Manila, Filipina. PP PBSI telah mendaftarkan 21 pemain. Terdiri dari 10 pemain putra, dan 11 putri. Dari daftar pemain putri, tidak ada nama Fitriani. Di sektor tunggal, ada nama Choirunnisa dan Putri Kusuma Wardani.

Keputusan itu cukup mengejutkan. Lantaran Fitriani termasuk salah satu pemain yang diperjuangkan untuk merebut tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Sedangkan BATC masih termasuk event kualifikasi Olimpiade. Namun, melihat prestasinya sepanjang tahun lalu, keputusan itu sangat bisa dipahami.

“Belakangan prestasi Fitri agak kurang menonjol. Masih belum in lagi. Jadi kami kasih kesempatan Fitri untuk berlatih,” jelas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Susy Susanti kemarin. ”Kalau terus-terusan bertanding dalam kondisi yang nggak perform, strategi nggak pas, takut di bawah tekanan. Jadi mending latihan dulu saja memperbaiki semua,” tambah dia.

Memang benar, Fitriani adalah satu-satunya tunggal putri Indonesia yang mampu meraih gelar turnamen BWF Tour tahun lalu. Tepatnya di Thailand Masters pada Januari. Namun, setelah itu prestasinya anjlok. Berbeda, misalnya, jika dibandingkan dengan rekan seangkatannya, Gregoria Mariska Tunjung. Meski belum pernah juara, grafik penampilannya membaik.

Terakhir yang bikin semua orang mengelus dada tentu saja kegagalannya bersaing di level Asia Tenggara. Yakni di SEA Games 2019. Dia gagal menyumbang kemenangan saat bermain untuk beregu putri. Kalah oleh pemain yang secara level tidak seharusnya bisa menyulitkannya. Hal yang membuat PBSI tidak memasang dia di nomor individual.

“Fitri perbaiki diri lagi mulai strategi, fisik, dan pola permainan untuk pertandingan berikutnya.  Agar dia lebih siap lagi,” kata Susy. Sementara itu, ”Kami kasih kesempatan untuk pemain muda coba bergabung ke atas dan coba untuk main,” lanjut peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona tersebut. Dalam hal ini, kata Susy, yang dipilih adalah Putri Putri Kusuma Wardani alias Putri KW.

Pemain yang baru naik ke level senior itu termasuk salah satu andalan Indonesia ketika bertanding di Kejuaraan Dunia Junior kategori beregu campuran (Piala Suhandinata) 2019. Tekniknya bagus. Fisik oke. Semangat juangnya tinggi. Dan yang paling penting, kepercayaan dirinya besar. Memasukkan Putri KW ke tim juga menambah jam terbang bertanding di level yang lebih tinggi.

Kendati demikian, Susy berharap Fitriani bisa membuktikan diri di Thailand Masters 2020 yang dimulai kemarin. Bagaimana pun, statusnya adalah juara bertahan. Saat ini peringkat dunianya kian merosot ke posisi 32 dunia, setara dengan awal tahun lalu. Padahal pemain 21 tahun itu sudah sempat masuk ke 20an dunia.

Bagaimana cara membuktikan diri? Ya dengan mempertahankan gelar. “Karena kalau prestasi dia turun otomatis mempengaruhi ranking juga,” ucap Susy.

Lebih jauh, dia ingin Fitriani kembali pada pola yang lama. Yakni dengan berani adu reli. ”Dulu dia bisa juara dengan pola rally. Belakangan dia agak sedikit bingung dengan strategi dan pola, jadinya main terburu-buru. Mau menyerang malah jadi bumerang. Bola mati sendiri, banyak error. Mudah-mudahan bisa memperbaiki performa,” harap Susy.

Masalahnya, Thailand Masters tahun ini begitu ramai bintang. Tak tanggung-tanggung, ada pemain nomor tiga dunia Akane Yamaguchi. Juga bintang tuan rumah Ratchanok Intanon. Di babak pertama hari ini saja, Fitri sudah ditunggu pemain Thailand Pornpawee Chochuwong. Sekali bertemu di Tong Yung Kai Cup tahun lalu, Fitri kalah lewat rubber game. (feb/na/jpg/dar)

296 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.